JAKARTA - Tanaman edamame kini menjadi harapan baru bagi petani Situbondo.
Pemerintah Kabupaten setempat mendorong masyarakat untuk mulai menanam komoditas sejenis kedelai ini karena dinilai memiliki peluang besar di pasar ekspor.
Dengan lahan yang cocok dan dukungan permintaan global yang terus meningkat, edamame dinilai bisa menjadi komoditas unggulan baru di sektor pertanian daerah tersebut.
Edamame Jadi Komoditas Unggulan Baru
Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memberikan dorongan kuat bagi petani lokal untuk menanam edamame. Komoditas ini dinilai memiliki prospek pasar yang menjanjikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menuturkan bahwa lahan sawah di wilayahnya sangat cocok untuk tanaman hortikultura seperti edamame, yang dipanen saat polong masih muda. Menurutnya, hasil panen edamame di Situbondo telah menunjukkan potensi besar dari sisi produktivitas dan kualitas.
“Tanaman edamame hasilnya bagus di Situbondo, seperti panen kemarin di Desa Gelung, polongnya cukup besar dan permintaan pasar global juga terus meningkat,” ujar Bupati Rio di Situbondo.
Panen Perdana Menunjukkan Hasil Positif
Bupati Rio optimistis bahwa tanaman edamame akan tumbuh baik di Situbondo. Ia menilai bahwa hasil panen perdana di wilayah tersebut sudah menunjukkan potensi yang menjanjikan.
Ia menjelaskan bahwa pada panen perdana di Desa Gelung, produktivitas edamame mencapai sekitar 7 ton per hektare, hasil yang dianggap cukup baik untuk tahap awal. Namun, menurutnya masih ada ruang peningkatan hingga 14 ton per hektare apabila dilakukan perlakuan budidaya yang lebih optimal.
“Hasil panen perdana sudah bagus, tapi perlu ditingkatkan lagi dengan perlakuan yang lebih baik agar bisa mencapai hasil maksimal,” kata Bupati Rio.
Optimisme ini juga didukung oleh kesesuaian lahan pertanian di Situbondo yang dinilai sangat mendukung pertumbuhan edamame. Cuaca dan struktur tanah yang mendukung menjadi keunggulan tambahan dalam pengembangan komoditas ini.
Standar Ekspor dan Dukungan Industri
Dukungan terhadap pengembangan edamame di Situbondo datang dari pihak industri. General Manager Research and Development PT Mitra Tani 27, Edy Zaen Yuliantoko, menyampaikan bahwa hasil panen di lahan seluas satu hektare di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan, telah memenuhi standar ekspor.
“Ini bagus lah bagi pemula, mungkin saat awal tanam kurang air, sehingga populasinya kurang, tapi hasilnya sudah masuk standar Jepang,” ujar Edy.
Ia menjelaskan bahwa di wilayah lain seperti Jember, produktivitas edamame bisa mencapai 10 ton per hektare, karena daerah tersebut sudah lebih berpengalaman.
Namun secara potensi, Situbondo juga memiliki peluang untuk mencapai hasil hingga 14 ton per hektare jika pengelolaannya terus ditingkatkan.
Menurut Edy, pasar global saat ini memberikan peluang besar bagi petani. Permintaan edamame dari luar negeri, terutama Jepang, terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membuka ruang bagi Situbondo untuk menembus pasar ekspor dengan kualitas produk yang bersaing.
Prospek Keuntungan dan Komitmen Pembelian
Selain memiliki potensi ekspor, tanaman edamame juga menawarkan keuntungan ekonomi yang cukup tinggi bagi petani. Menurut Edy Zaen Yuliantoko, dalam satu hektare lahan, keuntungan bersih yang dapat diperoleh petani bisa mencapai Rp40 juta per musim tanam.
Ia menegaskan bahwa pihaknya siap menampung hasil panen edamame dari petani Situbondo. “Kami sendiri siap membeli hasil panen edamame. Kalau yang premium kami beli Rp10.000 per kilogram, sedangkan non-premium Rp4.000 per kilogram,” ujarnya.
Dengan komitmen kemitraan dari industri, pemerintah daerah berharap petani semakin terdorong untuk beralih menanam edamame. Selain memberikan nilai tambah ekonomi, pengembangan tanaman ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat posisi Situbondo sebagai salah satu sentra hortikultura potensial di Jawa Timur.
Harapan untuk Ketahanan dan Daya Saing Pertanian
Langkah Pemkab Situbondo dalam mendorong penanaman edamame tidak hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada diversifikasi tanaman pangan.
Dengan meningkatnya minat pasar global terhadap produk sehat berbasis nabati, edamame berpeluang menjadi produk unggulan baru dari sektor pertanian Situbondo.
Bupati Rio menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus mendampingi para petani agar kualitas produksi terus meningkat. Dukungan teknologi, pembinaan, serta kemitraan dengan industri diharapkan bisa memperkuat rantai pasok dari tingkat hulu hingga hilir.
Dengan sinergi antara pemerintah, petani, dan industri pengolahan, Situbondo diyakini dapat memperluas peluang ekspor edamame dan memperkuat kontribusinya terhadap sektor pertanian nasional.