Garuda Indonesia Angkut Kembali Benda Bersejarah Nusantara dari Belanda

Minggu, 05 Oktober 2025 | 12:31:30 WIB
Garuda Indonesia Angkut Kembali Benda Bersejarah Nusantara dari Belanda

JAKARTA - Sejumlah benda bersejarah Indonesia yang selama ini berada di Belanda kini mulai dikembalikan ke Tanah Air.

Pengangkutan dilakukan melalui penerbangan Garuda Indonesia GA-89 rute Amsterdam-Jakarta (AMS-CGK). Dirut Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyebut momen ini sebagai kehormatan bagi maskapai nasional.

“Sebagai maskapai pembawa bendera bangsa, kami merasa terhormat dapat menjadi bagian dari momen bersejarah ini—memulangkan kembali bagian dari warisan bangsa kepada rakyat Indonesia,” ujarnya.

Langkah ini menegaskan peran Garuda tidak hanya sebagai penghubung antarkota dan antarnegara, tetapi juga sebagai penjembatan nilai luhur bangsa bagi generasi mendatang.

Kesepakatan Repatriasi Benda Bersejarah Indonesia

Repatriasi ini merupakan hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda yang membuahkan kesepakatan pengembalian 30 ribu fosil dan artefak Jawa. Fosil yang dikembalikan termasuk fosil “Manusia Jawa” yang diambil Belanda pada masa kolonial.

Kesepakatan tercapai setelah pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag. Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menegaskan bahwa agenda penting dalam diskusi tersebut adalah komitmen Belanda untuk mengembalikan koleksi bersejarah tersebut ke Indonesia.

Belanda secara resmi mengumumkan akan memulangkan lebih dari 28 ribu fosil dari Koleksi Dubois, termasuk tulang Homo erectus, fosil pertama yang menunjukkan hubungan antara kera dan manusia. Fosil-fosil ini menjadi sumber daya penting dalam penelitian evolusi manusia dan identitas sejarah Indonesia.

Artefak dan Keris Pahlawan Akan Dikembalikan

Selain fosil, artefak bersejarah Indonesia juga mulai dikembalikan. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyebut salah satu artefak penting adalah keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro.

“Dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional, kita terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita,” kata Fadli Zon. Artefak ini nantinya akan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia untuk dipamerkan kepada masyarakat dan generasi penerus.

Repatriasi ini mendapat sambutan positif dari keturunan Pangeran Diponegoro, Rahadi Saptata Abra, yang berharap keris dapat dipelihara dengan baik oleh pemerintah dan menjadi saksi sejarah yang bisa disaksikan oleh anak cucu bangsa.

Makna Historis dan Dampak Repatriasi

Pengembalian benda bersejarah ini bukan hanya simbol nasionalisme, tetapi juga memperkuat kesadaran akan nilai budaya dan sejarah bangsa. Dengan repatriasi fosil, artefak, dan keris, generasi muda dapat memahami perjalanan sejarah Indonesia dari masa kolonial hingga kini.

Langkah ini juga menunjukkan kerja sama bilateral yang harmonis antara Indonesia dan Belanda di bidang budaya. Repatriasi benda-benda bersejarah diyakini akan memperkaya koleksi museum nasional, mendukung penelitian ilmiah, dan menjaga warisan budaya Indonesia agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Momen ini menjadi bukti nyata bahwa perjuangan melestarikan sejarah dan budaya bangsa dapat diwujudkan melalui kerja sama internasional dan komitmen negara. Kehadiran Garuda Indonesia dalam misi ini menegaskan peran strategis maskapai nasional dalam menghubungkan bangsa sekaligus menjaga nilai-nilai luhur budaya.

Terkini