Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ruang inklusif bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Lewat program bertajuk Sahabat Istimewa Pertamina, perusahaan tak hanya mendorong pemberdayaan sosial, tetapi juga berhasil meningkatkan pendapatan kelompok disabilitas hingga lebih dari Rp680 juta per tahun, Senin, 14 April 2025.
Program Sahabat Istimewa Pertamina saat ini telah menjangkau lebih dari 600 penerima manfaat langsung di sembilan wilayah operasional. Total ada 13 inisiatif yang dikembangkan di bawah program ini, mencakup pelatihan keterampilan hidup (life-skill), pemberdayaan ekonomi, pelatihan seni, hingga keterlibatan dalam mitigasi bencana dan pelestarian budaya.
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Arya Dwi Paramita, menegaskan bahwa program ini dilahirkan dari semangat untuk merangkul keberagaman dan membangun masyarakat yang setara.
Sebaran Program di 9 Wilayah Operasional
Program ini telah diimplementasikan oleh PHE Group di berbagai wilayah kerja seperti PT Pertamina EP Rantau Field, WK Rokan, PT Pertamina EP Prabumulih Field, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT Pertamina EP Subang Field, PT Pertamina EP Tambun Field, PT Pertamina EP Tarakan Field, PT Pertamina Internasional EP, hingga PT Elnusa Tbk.
Setiap wilayah menghadirkan program yang relevan dengan kebutuhan lokal. Di Rantau Field misalnya, program UMKM Café Inklusi dan Bengkel Difabel telah menjadi sumber pendapatan mandiri bagi penyandang disabilitas. Di WK Rokan, inisiatif Rumah Jahit Lestari memberdayakan perempuan disabilitas melalui pelatihan menjahit. Sementara di PHE ONWJ, program This Ability memfasilitasi UMKM yang dijalankan oleh komunitas disabilitas.
Program lainnya mencakup pelatihan kerajinan batik di Tarakan, sekolah tari gratis di Bogor, pelatihan bertani dan menjahit di Prabumulih, serta Kampung Seni Budaya Betawi di Tambun yang mengangkat kearifan lokal melalui partisipasi disabilitas.
Peningkatan Ekonomi dan Dampak Sosial Signifikan
Dampak ekonomi dari program ini tercatat signifikan. Selain peningkatan pendapatan kumulatif kelompok disabilitas sebesar Rp680 juta per tahun, penghematan ekonomi kelompok pun mencapai Rp11,4 juta per tahun.
Tidak hanya itu, program ini juga berhasil mencetak 278 anak difabel yang mendapat akses pelatihan seni dan life-skill secara inklusif. Bahkan, sebanyak 20 kolaborasi multipihak (stakeholder collaboration) dan 7 kelompok usaha baru telah terbentuk sebagai hasil langsung dari inisiatif ini.
Dorong SDGs dan Prinsip ESG
Inisiatif Sahabat Istimewa Pertamina selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3 (Kesehatan), 4 (Pendidikan Berkualitas), 10 (Pengurangan Ketimpangan), dan 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian integral dari komitmen sosial Pertamina Group dalam kerangka diversity, equity, and inclusion (DEI).
Komitmen pada Tata Kelola dan Bisnis Berkelanjutan
Di luar aspek sosial, PHE juga menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan bisnis hulu migas yang berkelanjutan, sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Salah satu langkah nyata adalah penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berbasis ISO 37001:2016 yang bertujuan memastikan integritas perusahaan tetap terjaga dengan prinsip Zero Tolerance on Bribery.
Arya Dwi Paramita menambahkan, PHE akan terus memperkuat kontribusinya terhadap pengelolaan operasi migas yang prudent, profesional, dan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, baik di dalam maupun luar negeri.
