Investasi

Saham Anjlok, Emas Naik: Mana Pilihan Investasi Terbaik di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Saham Anjlok, Emas Naik: Mana Pilihan Investasi Terbaik di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Saham Anjlok, Emas Naik: Mana Pilihan Investasi Terbaik di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Jakarta - Di tengah ketegangan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump, investor dihadapkan pada pertanyaan penting: apakah saham masih layak dipertahankan, atau sudah waktunya beralih ke emas?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025). Indeks ditutup melemah sebesar 7,90 persen ke level 5.996,14, menjadi koreksi harian terdalam dalam beberapa tahun terakhir. Koreksi signifikan ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan krisis lanjutan di pasar modal, Rabu, 9 April 2025.

Kondisi ini memperkuat minat masyarakat terhadap investasi emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai dalam kondisi ketidakpastian. Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam), UBS, dan Galeri24 Pegadaian tercatat kembali mengalami kenaikan pada Rabu, 9 April 2025.

Menurut data dari situs resmi Pegadaian, harga emas Antam naik Rp 7.000 menjadi Rp 1.798.000 per gram dari sebelumnya Rp 1.791.000. Sementara itu, harga emas UBS dan Galeri24 masing-masing mengalami lonjakan Rp 15.000 per gram.

Kinerja Saham vs Emas: Siapa yang Lebih Unggul?

Meski emas mencatatkan performa positif, analis pasar modal sekaligus founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menegaskan bahwa saham tetap memiliki daya tarik tersendiri, terutama dalam jangka panjang.

“Dalam lima tahun terakhir, emas memang mencatatkan return impresif sekitar 84 persen, seiring lonjakan harga global dari 1.300 dollar AS ke 2.400 dollar AS per troy ounce,” ujar Hendra dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 April 2025.

Namun, ia menambahkan bahwa banyak saham unggulan di IHSG yang juga mencetak return serupa atau bahkan lebih tinggi, tergantung pada titik masuk investasi.

“Artinya, meski emas cocok untuk lindung nilai, saham tetap unggul untuk akumulasi kekayaan jangka panjang. Asal selektif dan konsisten,” imbuhnya.

Stabilitas Emas Menjadi Daya Tarik Utama

Kenaikan harga emas saat ini bukan hanya reaksi sesaat terhadap gejolak pasar saham. Seiring meningkatnya inflasi global, emas kembali menegaskan posisinya sebagai instrumen investasi yang aman dan stabil.

Menurut data dari PT Antam Tbk, harga emas menunjukkan tren peningkatan jangka panjang yang stabil, meskipun mengalami fluktuasi dalam jangka pendek. Stabilitas ini yang membuat emas tetap menjadi primadona bagi investor yang menghindari risiko tinggi.

“Emas dikenal sebagai pelindung nilai kekayaan terhadap inflasi. Selama bertahun-tahun, harga emas cenderung naik seiring peningkatan inflasi,” tulis laporan Pegadaian.

Berbeda dengan saham dan aset kripto yang cenderung volatil, harga emas lebih lambat dalam pergerakannya. Ini memberi rasa aman bagi investor konservatif, terutama di masa ekonomi yang tidak menentu.

Pandangan Investor: Diversifikasi adalah Kunci

Kondisi saat ini memperjelas pentingnya diversifikasi portofolio investasi. Meskipun saham dan emas memiliki karakteristik berbeda, keduanya bisa saling melengkapi dalam strategi investasi jangka panjang.

Bagi investor agresif, saham tetap menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi. Sedangkan bagi investor yang mengutamakan stabilitas dan keamanan nilai kekayaan, emas tetap menjadi pilihan yang menarik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index