OJK

OJK Genjot IPO Perusahaan Besar, Targetkan Pendalaman Pasar Modal dan Kualitas Emiten

OJK Genjot IPO Perusahaan Besar, Targetkan Pendalaman Pasar Modal dan Kualitas Emiten
OJK Genjot IPO Perusahaan Besar, Targetkan Pendalaman Pasar Modal dan Kualitas Emiten

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya untuk memperkuat pasar modal Indonesia dengan mendorong lebih banyak perusahaan besar dan berkualitas tinggi melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang OJK dalam memperdalam pasar modal nasional serta memperluas basis investor, Rabu, 9 April 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa pihaknya membuka peluang seluas-luasnya bagi perusahaan-perusahaan potensial, termasuk anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk masuk ke pasar modal melalui IPO.

“Kita sudah beberapa kali juga bicara dengan yang terkait, bahwasannya kita membuka diri. Ini adalah kesempatan yang baik untuk pendalaman pasar,” ujar Inarno saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Optimalisasi Danantara sebagai Sarana Akselerasi IPO

Salah satu strategi konkret yang tengah didorong oleh OJK adalah optimalisasi peran Danantara, sebuah inisiatif yang digadang-gadang dapat menjadi jembatan bagi anak-anak usaha BUMN potensial untuk melantai di bursa. Danantara dinilai mampu menjadi katalisator bagi peningkatan jumlah emiten di BEI yang tidak hanya banyak secara jumlah, tetapi juga memiliki fundamental yang kuat.

“Jadi, kita upayakan segala cara bagaimana untuk meningkatkan pendalaman pasar. Dengan adanya Danantara atau apapun, itu akan lebih mudah juga untuk kita dorong masuk ke pasar,” tambah Inarno.

Langkah ini dianggap penting untuk menciptakan pasar modal yang lebih stabil dan kredibel dalam jangka panjang. Menurut OJK, keberadaan emiten-emiten besar dengan struktur keuangan yang sehat akan meningkatkan kepercayaan investor sekaligus memperkuat ekosistem investasi di Indonesia.

Fokus pada Emiten Berkualitas, Bukan Hanya BUMN

Meski mendukung masuknya anak usaha BUMN ke pasar modal, OJK menegaskan bahwa pihaknya tidak secara eksklusif memprioritaskan perusahaan pelat merah. Fokus utama tetap pada perusahaan dengan fundamental kuat, terlepas dari status kepemilikan.

“Kita tidak secara khusus mendorong hanya BUMN. Tapi memang kita bersama BEI berupaya untuk lebih banyak menghadirkan perusahaan besar dan berkualitas untuk IPO,” ungkap Inarno.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa OJK tetap optimistis terhadap target penghimpunan dana dari IPO tahun ini yang dipatok sebesar Rp200 triliun. Hingga saat ini, belum ada indikasi penurunan minat ataupun penundaan rencana IPO dari perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan niatnya untuk go public.

“Kita masih cukup optimistis untuk penghimpunan dananya itu tetap di Rp200 triliun. Kita masih cukup optimistis bahwasannya masih bisa tercapai dan sampai saat ini belum ada penundaan,” kata Inarno menegaskan.

BEI Dukung Perusahaan Kapitalisasi Besar Melantai di Bursa

Sejalan dengan OJK, Bursa Efek Indonesia juga menunjukkan keseriusan untuk menjaring lebih banyak perusahaan dengan kapitalisasi besar agar melakukan IPO. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebut bahwa pihaknya menargetkan perusahaan dengan valuasi di atas Rp3 triliun.

“Kami ingin semakin banyak perusahaan berkualitas melakukan IPO, terutama dengan ukuran besar. Sehingga investor punya alternatif investasi agar pasar tetap bergairah,” ujar Iman.

Menurut Iman, peningkatan jumlah perusahaan dengan kapitalisasi besar akan memberikan dampak positif terhadap likuiditas pasar serta meningkatkan kepercayaan investor lokal dan asing terhadap pasar modal Indonesia.

Pendalaman Pasar dan Diversifikasi Investasi Jadi Prioritas

Komitmen OJK dan BEI ini selaras dengan upaya untuk menciptakan pasar modal yang inklusif, berdaya saing global, dan mampu menjadi sumber pendanaan yang andal bagi sektor riil. Dengan mendorong IPO dari perusahaan-perusahaan besar dan sehat, pasar modal tidak hanya akan tumbuh secara kuantitatif tetapi juga secara kualitatif.

Pakar pasar modal juga menyambut positif langkah ini. Menurut analis pasar modal dari Mirae Asset Sekuritas, strategi ini akan meningkatkan kualitas emiten dan menarik lebih banyak investor institusional.

“Dengan makin banyaknya perusahaan berkualitas tinggi yang IPO, ini akan memperbesar peluang investor mendapatkan imbal hasil optimal dan menurunkan risiko investasi. Pasar kita akan semakin dalam dan stabil,” kata dia dalam pernyataan terpisah.

Langkah OJK yang fokus pada kualitas emiten dan pendalaman pasar melalui program seperti Danantara menandai fase baru penguatan struktur pasar modal domestik. Jika strategi ini berhasil, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar modal terbesar di kawasan Asia Tenggara, baik dari sisi jumlah emiten maupun kapitalisasi pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index