IHSG

IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, OJK Tegaskan Tak Ada Arahan Khusus dari Presiden Prabowo

IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, OJK Tegaskan Tak Ada Arahan Khusus dari Presiden Prabowo
IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, OJK Tegaskan Tak Ada Arahan Khusus dari Presiden Prabowo

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pelemahan signifikan pada pembukaan perdagangan pasca libur Lebaran, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen atau turun 598,56 poin ke level 5.912 dari penutupan sebelumnya di angka 6.510. Penurunan tajam ini memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberlakukan trading halt selama 30 menit sebagai respons atas volatilitas ekstrem di pasar, Rabu, 9 April 2025.

Menanggapi gejolak ini, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menegaskan bahwa tidak ada arahan khusus dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto terkait kondisi pasar saham yang melemah tersebut.

"Secara spesifik mengenai pasar, apakah itu Rupiah, SBN dan saham memang tidak masuk ke isu-isu teknis ya," ujar Mahendra saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Selasa malam (8/4/2025).

Penurunan IHSG dan Sentimen Pasar Global

Penurunan IHSG yang drastis ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian global, termasuk kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang kembali mengetatkan tarif perdagangan. Kebijakan tersebut turut memperburuk sentimen pelaku pasar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Meski tidak memberikan arahan teknis secara langsung, Mahendra menjelaskan bahwa Presiden Prabowo telah menyampaikan arahan umum yang menyangkut perekonomian nasional, termasuk dalam merespons dampak kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat.

"Presiden menyampaikan arahan dan pesan mengenai apa yang sudah dirasakan pemerintah dalam berbagai hal, termasuk dalam merespons kebijakan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump," jelas Mahendra.

Arahan Presiden Bersifat Umum dan Strategis

Menurut Mahendra, Presiden Prabowo lebih menekankan strategi umum dalam menghadapi tantangan ekonomi global, alih-alih menyentuh langsung aspek teknis dari pasar modal domestik. Arahan tersebut, kata Mahendra, menggambarkan langkah-langkah strategis pemerintah serta dampak dan tindak lanjut dari kebijakan ekonomi yang telah dilakukan.

"Penjelasannya lebih secara umum tapi relevan dan berlaku untuk konteks setiap pasar pada gilirannya, karena elemen-elemen yang dijelaskan itu kan juga terkait dengan kondisi perekonomian, sentimen dari produsen, industri, konsumen, lalu kemudian bagaimana pemanfaatan dari sumber daya yang ada," katanya.

Mahendra juga menegaskan bahwa walaupun Presiden tidak menyampaikan komentar khusus mengenai IHSG, pasar modal tetap menjadi bagian dari pembahasan secara keseluruhan. Perspektif yang disampaikan bersifat menyeluruh, mencakup sektor saham, valuta asing, hingga Surat Berharga Negara (SBN).

“Jika dilihat sebagai satu kesatuan, banyak juga pembahasan mengenai pasar saham, valuta asing dan Surat Berharga Negara (SBN). Seluruhnya merupakan perspektif yang utuh sehingga bisa dipahami tidak dalam kondisi mengkhawatirkan, jika dilihat secara terpisah,” ungkap Mahendra.

Langkah Lanjut dari Pemerintah

Dalam menghadapi dinamika ekonomi ini, Mahendra menambahkan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan lanjutan kepada kementerian dan lembaga terkait untuk mengambil langkah taktis sesuai sektor masing-masing.

"Juga langsung diberikan arahan dari Bapak Presiden berbagai langkah tindak lanjut yang harus dilakukan di masing-masing isu dan sektor spesifik," tambah Mahendra.

OJK sendiri, lanjutnya, akan terus melakukan koordinasi intensif dengan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan, termasuk pasar modal, di tengah tekanan global yang masih berlanjut.

Stabilitas Tetap Terjaga, Investor Diminta Tenang

Meskipun IHSG mengalami tekanan hebat, OJK menegaskan bahwa tidak ada kondisi darurat yang mengkhawatirkan. Mahendra mengimbau para investor untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi dinamika jangka pendek di pasar.

Pemerintah dan otoritas keuangan disebut telah menyiapkan berbagai skenario penanganan apabila tekanan pasar berlanjut. Stabilitas sektor keuangan dan kepercayaan investor domestik maupun asing akan tetap menjadi prioritas utama.

“Kami terus memonitor secara ketat. Langkah-langkah antisipatif dan koordinasi lintas sektor akan terus dijalankan agar volatilitas tidak mengganggu stabilitas ekonomi jangka menengah hingga panjang,” tutup Mahendra.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index