JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan menggelar pertemuan dengan investor dan analis pasar modal usai libur panjang Nyepi dan Idul Fitri. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menilai langkah ini sebagai strategi yang positif untuk meyakinkan investor dan mengklarifikasi persepsi yang keliru terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.
"Terlepas dari apakah Bursa diundang atau tidak, kita melihat langkah ini sangat baik untuk pasar. Isu-isu yang selama ini beredar dapat diperjelas, sehingga pemerintah menunjukkan perhatian serius terhadap pasar modal," ujar Iman di Gedung BEI, Jakarta, Kamis 27 Maret 2025.
Pemerintah Fokus Menjaga Stabilitas Pasar Modal
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pertemuan ini bertujuan membahas iklim investasi di Indonesia. Presiden Prabowo, kata Luhut, telah menginstruksikan deregulasi terhadap aturan yang dinilai membebani dunia usaha guna meningkatkan daya saing investasi.
"Presiden menghendaki agar regulasi yang tidak efisien segera disesuaikan, sehingga investasi di Indonesia dapat lebih kompetitif," ujar Luhut dalam keterangan resminya.
Tanggapan Pelaku Pasar dan Prospek Ekonomi
Langkah ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk para pelaku pasar modal dan analis ekonomi. Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menilai bahwa pertemuan ini dapat memberikan sinyal positif bagi investor asing yang selama ini masih menunggu kepastian kebijakan ekonomi pemerintah baru.
"Kepercayaan investor sangat berpengaruh pada stabilitas pasar modal. Langkah pemerintah ini dapat memberikan kepastian dan memperjelas arah kebijakan ke depan," jelas Lana.
Di sisi lain, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyebut bahwa keterlibatan langsung Presiden dalam komunikasi dengan pelaku pasar akan memperkuat transparansi kebijakan ekonomi nasional.
"Komunikasi yang baik antara pemerintah dan investor akan meningkatkan kepercayaan dan mendorong arus modal masuk ke Indonesia," kata Nico.
Harapan Terhadap Pertemuan Presiden dengan Investor
Selain menyoroti deregulasi, pertemuan ini juga diharapkan membahas beberapa isu penting terkait kondisi makroekonomi dan kebijakan fiskal, termasuk kebijakan suku bunga, nilai tukar rupiah, serta kebijakan insentif bagi sektor industri strategis.
Menurut analis dari Bahana Sekuritas, Satrio Utomo, pembahasan yang lebih detail mengenai kebijakan moneter dan fiskal dapat membantu pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasi yang lebih tepat.
"Investor tentu ingin melihat bagaimana kebijakan pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan. Kepastian ini sangat dibutuhkan agar arus investasi tetap terjaga," kata Satrio.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan iklim investasi di Indonesia semakin kondusif dan mampu menarik lebih banyak investor, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.