SAHAM

Hadapi Volatilitas Pasar, Tugure Kurangi Portofolio Saham di 2025

Hadapi Volatilitas Pasar, Tugure Kurangi Portofolio Saham di 2025
Hadapi Volatilitas Pasar, Tugure Kurangi Portofolio Saham di 2025

Jakarta - PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mengumumkan akan kembali mengurangi portofolio saham pada tahun 2025. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya volatilitas pasar modal yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, Kamis, 20 Maret 2025.

Direktur Keuangan Tugure, Dradjat Irwansyah, menyatakan bahwa perusahaan akan mengadopsi strategi selektif dalam menempatkan investasi, terutama pada aset yang berdampak langsung terhadap laba dan rugi perusahaan.

"Memang strategi kita di 2025 melanjutkan prioritas ke pendapatan tetap," ungkap Dradjat pada Rabu, 19 Maret 2025. Ia menambahkan bahwa porsi investasi terbesar akan ditempatkan pada surat utang negara (SUN), mencapai sekitar 45%. Sementara itu, deposito dipatok sebesar 23% dan obligasi korporasi sekitar 12%.

Selain itu, Tugure juga berencana untuk mengurangi investasi pada reksadana berbasis ekuitas dan beralih ke reksadana pendapatan tetap. Langkah ini diambil guna meminimalkan dampak negatif dari ketidakstabilan pasar saham yang sedang berlangsung.

"Kami menyadari pentingnya menjaga stabilitas portofolio investasi di tengah ketidakpastian pasar modal saat ini," jelas Dradjat.

Pada tahun 2024, Tugure mencatatkan premi bruto sebesar Rp 3,2 triliun dengan hasil investasi yang tumbuh 6% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 135 miliar. Pencapaian ini dinilai positif meskipun pasar modal mengalami tekanan besar.

Presiden Direktur Tugure, Teguh Budiman, optimistis bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk menghadapi tahun 2025 dengan strategi yang lebih agresif dan inovatif. "Kami terus berupaya mencari peluang investasi yang lebih stabil dan menguntungkan, tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian," ujar Teguh.

Sebagai informasi, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) merupakan cucu usaha dari PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk, yang juga merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero). Dengan dukungan dari induk usaha, Tugure memiliki kekuatan finansial yang kuat dalam menghadapi dinamika pasar.

Kondisi pasar saham Indonesia saat ini memang sedang bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan, hingga perdagangan sempat dihentikan sementara karena anjlok lebih dari 5% pada perdagangan kemarin. Sepanjang tahun 2024, IHSG telah terkoreksi sekitar 10% akibat keluarnya dana asing dari pasar modal domestik.

Meskipun demikian, IHSG perlahan menunjukkan pemulihan dengan kenaikan 1,42% pada perdagangan kemarin dan kembali menguat 2% pada pembukaan perdagangan Kamis, 20 Maret 2025. Situasi ini menjadi tantangan bagi pelaku pasar, termasuk perusahaan asuransi dan reasuransi, untuk menyesuaikan strategi investasi.

Dengan strategi investasi yang lebih hati-hati dan berfokus pada pendapatan tetap, Tugure berharap dapat menjaga stabilitas keuangan perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan ini sekaligus menjadi upaya perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

"Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada tantangan pasar yang tidak menentu," tutup Teguh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index