Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melalui Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) yang berfokus pada layanan operasional non-petikemas, semakin serius dalam memperkuat sistem logistik nasional. Langkah ini sejalan dengan transformasi pelabuhan yang telah dijalankan sejak akhir 2022 lalu dan terus berlanjut. Transformasi ini diharapkan dapat mendongkrak produktivitas pelabuhan serta memperpendek waktu singgah kapal (port stay), yang berkontribusi signifikan terhadap kelancaran arus barang di pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia, Kamis, 13 Maret 2025.
Transformasi Berkelanjutan Berdasarkan Enam Prinsip Kunci
Direktur Operasi SPMT, Arif Rusman Yulianto, menjelaskan bahwa proses transformasi yang dilakukan oleh Pelindo mengacu pada enam prinsip utama, yaitu proses bisnis, sumber daya manusia (SDM), teknologi, infrastruktur, peralatan, serta aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (HSSE). Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Pelindo bertujuan untuk menghadirkan perubahan yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan sistem pelabuhan yang lebih modern dan ramah lingkungan.
“Proses transformasi yang kami lakukan sejak akhir tahun 2022 akan terus berjalan secara berkelanjutan. Tujuan utama kami adalah untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan dan memperpendek waktu singgah kapal,” ungkap Arif dalam sesi media briefing di Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2025.
Transformasi ini merupakan langkah strategis untuk mendukung tumbuhnya sektor logistik Indonesia, yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian negara. Dengan sistem yang lebih efisien, Pelindo berharap dapat mempercepat proses bongkar muat barang di pelabuhan, sehingga mendorong kelancaran distribusi barang dan mengurangi biaya logistik secara keseluruhan.
Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Operasional
Transformasi yang dijalankan Pelindo sudah menunjukkan hasil yang positif dalam berbagai aspek. Salah satu pencapaian yang menonjol adalah peningkatan produktivitas bongkar muat komoditas curah kering. Di Branch Jamrud Nilam Merah Surabaya, produktivitas bongkar muat komoditas curah kering mengalami peningkatan sebesar 51%, dari 2.266 ton per kapal per hari (ship-per-day/T/S/D) pada tahun 2023 menjadi 1.499 T/S/D pada tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa transformasi pelabuhan dapat membawa dampak nyata dalam meningkatkan kapasitas operasional.
Tidak hanya itu, waktu singgah kapal atau port stay di lokasi tersebut juga mengalami penurunan yang signifikan. Sebelumnya, waktu singgah kapal mencapai 58 jam, namun setelah implementasi transformasi, waktu tersebut turun menjadi 50 jam, berkurang 8 jam. Hal ini menandakan bahwa proses bongkar muat menjadi lebih efisien dan cepat, yang tentunya sangat berharga untuk kelancaran arus logistik.
Arif menjelaskan, peningkatan produktivitas dan efisiensi ini merupakan hasil dari standardisasi dan sistemisasi yang diterapkan di pelabuhan. "Standardisasi dan sistemisasi pelabuhan yang kami lakukan dalam proses transformasi turut berdampak positif pada tumbuhnya arus bongkar muat yang lebih cepat dan efisien," kata Arif.
Arus Bongkar Muat Tumbuh Signifikan
Pada tahun 2024, Pelindo mencatatkan angka yang impresif dalam arus bongkar muat komoditas. Arus bongkar muat kargo umum (general and bag cargo) tercatat mencapai 30,25 juta ton/m3, naik sebesar 19,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk komoditas barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, dan kedelai, arus muatannya mencapai 59,08 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar 7,15% secara tahunan.
Komoditas kendaraan juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan angka 1,84 juta unit pada tahun 2024, naik sebesar 21,63% dibandingkan tahun sebelumnya. Arus komoditas gas tercatat sebanyak 13,97 juta british thermal unit (MMBTU), meningkat 5,86% dibandingkan tahun 2023. Semua pencapaian ini membuktikan bahwa transformasi yang dilakukan oleh Pelindo berhasil memperkuat kemampuan pelabuhan dalam menangani volume muatan yang semakin besar.
Dampak Positif untuk Sektor Logistik dan Ekonomi Indonesia
Dengan adanya peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional di pelabuhan-pelabuhan utama, sektor logistik Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global. Selain itu, transformasi ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya logistik yang cukup besar, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Pelindo, melalui SPMT, tidak hanya fokus pada perbaikan dari sisi operasional, tetapi juga berkomitmen untuk memastikan bahwa aspek keselamatan dan lingkungan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap langkah transformasi yang dilakukan. Dengan demikian, proses modernisasi ini tidak hanya mendukung efisiensi, tetapi juga berperan penting dalam menciptakan sistem logistik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.