Bank Syariah Indonesia (BSI)

Bank Syariah Indonesia (BSI) Resmi Jadi Bank Emas, Luncurkan Layanan Cicil Emas, Titip Emas, dan Perdagangan Emas

Bank Syariah Indonesia (BSI) Resmi Jadi Bank Emas, Luncurkan Layanan Cicil Emas, Titip Emas, dan Perdagangan Emas
Bank Syariah Indonesia (BSI) Resmi Jadi Bank Emas, Luncurkan Layanan Cicil Emas, Titip Emas, dan Perdagangan Emas

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kini resmi menjadi salah satu penyelenggara bullion bank atau bank emas di Indonesia, dengan menyediakan layanan yang mencakup cicil emas, titip emas, dan perdagangan emas. Langkah ini menandai komitmen BSI untuk mengembangkan layanan baru yang berbasis pada komoditas emas, yang saat ini semakin populer sebagai alternatif investasi syariah, Rabu, 12 Maret 2025.

Dengan lebih dari 1.130 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, BSI kini semakin memperkuat posisinya di industri perbankan syariah. Selain itu, BSI juga dilengkapi dengan lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas dan akan segera memiliki sekitar 50 ATM emas, mempermudah akses masyarakat dalam transaksi emas secara praktis dan efisien.

Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI, menjelaskan bahwa keputusan untuk mengembangkan bisnis bank emas ini didorong oleh potensi besar dari sektor emas yang diyakini akan menjadi game changer bagi industri perbankan syariah di Indonesia. Menurutnya, "Emas merupakan komoditas yang memiliki nilai investasi jangka panjang dan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, industri, dan perekonomian nasional. Dengan diresmikannya BSI sebagai salah satu bank emas, kami yakin ini akan memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia."

Potensi Pasar Emas Indonesia yang Besar

Anton menambahkan bahwa pasar emas di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang. Saat ini, permintaan emas per kapita di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yaitu hanya 0,16 gram per orang. Namun, dengan kajian dari McKinsey, diperkirakan bahwa jumlah emas yang beredar di Indonesia sudah mencapai 1.800 ton, yang terdiri dari sektor hulu hingga hilir. Emas batangan yang diperkirakan berjumlah 321 ton juga berpotensi untuk dimonetisasi, yang menunjukkan besarnya potensi pasar emas Indonesia.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan cadangan emas terbesar ke-6 di dunia, dengan potensi cadangan mencapai 2.600 ton. Negara ini juga termasuk dalam daftar top 10 produsen emas global, yang memproduksi sekitar 100 ton emas pada tahun 2020. Dengan data ini, Anton optimis bahwa pasar emas Indonesia akan terus berkembang pesat, dan BSI siap memanfaatkan peluang ini melalui layanan bank emas yang ditawarkan.

“Dengan adanya usaha bank emas ini, kami dapat menangkap nilai ekonomi dari seluruh rantai pasok emas, mulai dari sektor pertambangan hingga perdagangannya. Kami juga dapat memonetisasi aset emas yang kurang produktif dan memberikan kemudahan investasi syariah bagi masyarakat,” jelas Anton.

Layanan Emas BSI yang Terus Berkembang

Sejak diluncurkan, bisnis emas BSI menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Beberapa produk unggulan seperti Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, dan BSI Gold telah berhasil mencatatkan lonjakan transaksi yang signifikan. Pada tahun 2024, total emas kelolaan BSI mencapai 17,5 ton, dengan volume transaksi emas yang mencapai 29,7 ton.

"Program-program emas ini bukan hanya memberikan solusi investasi, tetapi juga memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar emas, yang dikenal dengan nilai yang stabil dan meningkat seiring waktu," tambah Anton.

Emas Sebagai Alternatif Investasi untuk Ibadah Haji

Selain sebagai instrumen investasi yang menarik, Anton juga mengungkapkan bahwa investasi emas dapat menjadi solusi yang baik untuk mereka yang merencanakan ibadah haji di masa depan. Mengingat bahwa masa tunggu ibadah haji bisa mencapai 15-20 tahun, investasi emas yang terus mengalami kenaikan nilai tahunan bisa membantu calon jamaah haji dalam mempersiapkan dana yang diperlukan untuk melaksanakan ibadah tersebut.

"Emas bisa menjadi alternatif investasi yang cerdas untuk mempersiapkan biaya ibadah haji di masa depan, mengingat fluktuasi harga emas yang cenderung stabil dan meningkat setiap tahunnya," ujar Anton.

Menyongsong Pertumbuhan Ekosistem Emas di Indonesia

BSI sebagai bank emas di Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem yang mendukung transaksi emas yang transparan dan syariah. Dengan inovasi terbaru seperti ATM emas dan produk-produk yang berfokus pada kemudahan transaksi emas, BSI ingin memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan emas sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan.

"Sebagai bank syariah, kami selalu berusaha untuk memberikan produk-produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai segi, termasuk dalam hal investasi," tambah Anton.

Dengan semakin berkembangnya sektor perbankan emas di Indonesia, BSI berharap dapat berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui produk-produk investasi yang inovatif dan sesuai dengan prinsip syariah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index