Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan agar tingkat pembiayaan macet atau non-performing financing (NPF) tetap terkendali meskipun terjadi peningkatan proyeksi penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman daring (pindar), Senin, 10 Maret 2025.
"Kami tentunya berharap penyaluran pembiayaan akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan non-performing financing ke depannya," ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, di Jakarta, Minggu.
Agusman menegaskan, hingga saat ini, pertumbuhan pinjaman daring dan BNPL masih didukung oleh tingkat pembiayaan bermasalah yang terjaga dengan baik. Menurut data OJK, risiko kredit macet secara agregat (TWP90) di industri fintech lending tetap stabil di posisi 2,52 persen pada Januari 2025. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan Desember 2024 yang tercatat sebesar 2,60 persen.
Di sisi lain, berdasarkan laporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), NPF gross di industri BNPL tercatat sebesar 3,37 persen pada Januari 2025. Meskipun masih dalam batas aman, peningkatan penggunaan layanan ini menjelang periode Idul Fitri perlu dijaga agar tidak menimbulkan risiko kredit macet yang lebih tinggi.
Agusman juga tak lupa mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan layanan paylater dan pinjaman daring. "Kemudahan transaksi digital melalui e-commerce membuat masyarakat cenderung berbelanja secara impulsif tanpa mempertimbangkan kemampuan finansialnya," ujarnya, dikutip dari Antara, Senin.
Kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap layanan paylater dan pinjaman daring tetap tinggi di masyarakat. Oleh karena itu, Agusman menekankan pentingnya sikap kehati-hatian dalam melakukan transaksi.
Menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, OJK memprediksi peningkatan pembiayaan melalui layanan BNPL dan pinjaman daring. Prediksi ini didasarkan pada tren kinerja positif sektor tersebut selama Ramadan dan Idul Fitri tahun sebelumnya. Pada April 2024, outstanding pembiayaan layanan BNPL meningkat sebesar 31,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang hanya 23,90 persen yoy.
Peningkatan yang sama juga terjadi di industri pinjaman daring yang mencatat kenaikan 24,16 persen yoy pada April 2024, lebih baik dari Maret 2024 yang sebesar 21,85 persen yoy. "Bercermin dari data tersebut dan melihat kenyataan sekarang, diperkirakan untuk Lebaran tahun ini, pembiayaan oleh BNPL dan pindar juga akan meningkat," pungkas Agusman.
Dengan adanya peningkatan permintaan ini, OJK secara proaktif mengingatkan para pelaku industri fintech untuk menjaga kualitas kredit mereka dan memastikan bahwa mereka tetap beroperasi dalam kerangka peraturan yang telah ditetapkan. Sebagai lembaga pengawas, OJK berkomitmen untuk terus memantau dan memberi panduan kepada sektor keuangan agar dapat beradaptasi dengan perubahan tren di masyarakat.
Pada akhirnya, upaya kolektif antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat menjadi kunci untuk menjaga stabilitas sektor keuangan, khususnya di tengah musim liburan yang biasanya memicu peningkatan konsumsi. Dengan pengawasan yang berkelanjutan dan pemahaman yang lebih baik akan risiko yang ada, OJK berharap industri keuangan digital dapat terus berkembang secara sehat dan berkelanjutan.
Melalui pengawasan dan edukasi konsumen yang lebih intensif, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan digital dengan lebih bijak, menghindari potensi jebakan utang, dan menjaga kesehatan finansial masing-masing.