Jakarta - Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mengalami peningkatan signifikan dalam penggunaan listrik selama pekan pertama Ramadan 1446 H, mencatat lonjakan sebesar 14% dibandingkan hari-hari biasa. Fenomena ini mencerminkan perubahan pola konsumsi energi masyarakat selama bulan suci Ramadan, di mana peningkatan ini didorong oleh pemakaian berlebih peralatan elektronik seperti lampu, pendingin ruangan, dan perangkat masak.
Kenaikan Beban Listrik di Jam-Jam Puncak
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Sudjarwo, mengungkapkan bahwa kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang Ramadan, terutama pada jam-jam puncak seperti saat sahur dan menjelang berbuka puasa. "Pada malam hari, beban listrik juga mengalami peningkatan dari 313 MW menjadi 336 MW di sistem Lombok, sedangkan di sistem Tambora meningkat dari 132 MW menjadi 139 MW," ujar Sudjarwo dalam keterangan resmi yang dirilis pada Jumat, 7 Maret 2025.
Peningkatan aktivitas masyarakat pada waktu tertentu ini menunjukkan kecenderungan lebih aktifnya penggunaan listrik selama bulan suci. Ini menuntut PLN untuk melakukan berbagai langkah antisipatif agar suplai listrik tetap terjaga dan keandalan pasokan dapat dipertahankan.
Langkah Siaga PLN Menyikapi Kenaikan Konsumsi
Dalam upaya mengatasi peningkatan konsumsi ini, PLN telah mengoptimalkan kinerja pembangkit listrik dan memastikan cadangan daya yang cukup untuk menghindari potensi kendala suplai. "Kami telah memaksimalkan operasional pembangkit, mengamankan cadangan daya, serta melakukan pemantauan jaringan listrik secara berkala," tambah Sudjarwo, menekankan bahwa segi keandalan menjadi prioritas utama.
Selain itu, ribuan personel dan peralatan disiagakan di seluruh wilayah NTB guna memastikan adanya respons cepat jika terjadi gangguan. PLN juga menghimbau masyarakat untuk bijak dalam penggunaan listrik, terutama pada jam-jam puncak, guna menghindari overload yang bisa mengganggu kestabilan pasokan.
Pemanfaatan Teknologi dan Edukasi Masyarakat
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, PLN mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi PLN Mobile. Aplikasi ini menawarkan solusi praktis dalam mengelola kebutuhan kelistrikan, mulai dari pengecekan tagihan hingga pelaporan gangguan, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pelanggan.
Edukasi mengenai penggunaan listrik yang bijak selama Ramadan juga menjadi agenda penting, di mana masyarakat diingatkan untuk mematikan perangkat elektronik yang tidak digunakan dan mengoptimalkan penggunaan peralatan hemat energi.
Keberlanjutan Pasokan Selama Ramadan
Kesiapsiagaan PLN diharapkan dapat menjaga agar seluruh rangkaian kegiatan masyarakat selama Ramadan berjalan lancar tanpa gangguan kelistrikan. "Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan menjaga keberlangsungan pasokan listrik selama Ramadan agar ibadah dan aktivitas masyarakat tidak terganggu," demikian Sudjarwo menutup pernyataannya.
Dengan langkah-langkah yang sudah dilakukan, PLN berkomitmen memastikan bahwa lonjakan konsumsi listrik ini tidak mengganggu keandalan infrastruktur jaringan di NTB, sehingga masyarakat dapat menjalani Ramadan dengan tenang dan nyaman. Diharapkan, optimalisasi yang dilakukan PLN dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam manajemen energi yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa mendatang.