Perbankan

Keadaan Likuiditas Perbankan Wajar Ketat Selama Ramadan dan Idul Fitri, Bank Indonesia Siapkan Antisipasi Efektif

Keadaan Likuiditas Perbankan Wajar Ketat Selama Ramadan dan Idul Fitri, Bank Indonesia Siapkan Antisipasi Efektif
Keadaan Likuiditas Perbankan Wajar Ketat Selama Ramadan dan Idul Fitri, Bank Indonesia Siapkan Antisipasi Efektif

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa kondisi likuiditas perbankan yang ketat selama periode Ramadan dan Idul Fitri adalah fenomena wajar. Situasi ini merupakan pola berulang setiap tahunnya, dipicu oleh lonjakan kebutuhan uang tunai di masyarakat. Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, mengungkapkan bahwa fenomena ini diakibatkan oleh peningkatan permintaan uang tunai untuk berbagai keperluan khas Lebaran, Jumat, 7 Maret 2025.

"Karena untuk saweran di Lebaran, untuk ingin dapat uang baru, untuk bagi-bagi dan sebagainya, itu yang dampaknya signifikan terhadap likuiditas. Sehingga kalau nanti 3-4 minggu ke depan itu likuiditas mengetat, itu wajar," ujar Triwahyono dalam acara Taklimat Media BI di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025. Tradisi memberikan uang baru kepada sanak saudara, baik sebagai hadiah maupun dalam bentuk saweran, menjadi salah satu faktor utama meningkatnya penarikan uang tunai.

Pola serupa tidak hanya terjadi selama Idul Fitri, tetapi juga terlihat pada perayaan Natal dan Tahun Baru, yang dikenal sebagai periode Nataru. Menjelang akhir tahun, masyarakat cenderung menarik uang kartal dalam jumlah besar, mengakibatkan pola likuiditas yang sama.

"Karena memang itu sesuatu yang seasonal, yang selalu terjadi ketika kita mendekati lebaran dan juga pada saat akhir tahun. Jadi Natal dan tahun Baru kondisi likuiditas akan seperti itu, jadi itu sesuatu yang wajar," jelas Triwahyono.

Antisipasi dari Bank Indonesia

Dalam menghadapi tantangan ini, Bank Indonesia telah menyiapkan rencana matang dengan menyediakan Rp180,9 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada perayaan Idul Fitri 2025. Jumlah ini sedikit menurun sebesar Rp2,9 triliun atau 1,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang mencapai Rp183,8 triliun.

Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, menggarisbawahi bahwa BI terus meningkatkan kualitas program layanan penukaran uang SERAMBI setiap tahunnya. "Pengunaan aplikasi PINTAR juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dengan distribusi yang lebih merata dan langsung kepada masyarakat," kata Doni dalam keterangannya. Tahun ini, layanan penukaran uang Rupiah dioptimalkan melalui penggunaan aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR), yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan penukaran di loket perbankan dengan lebih mudah dan efisien.

Dengan langkah ini, Bank Indonesia berharap bisa mengurangi tekanan pada likuiditas selama periode tersebut dan memberikan akses yang lebih baik kepada masyarakat dalam memperoleh uang tunai sesuai kebutuhan mereka. Hal ini diharapkan dapat memastikan likuiditas yang stabil sekaligus mendukung kebutuhan masyarakat dalam menjalani tradisi perayaan.

Secara keseluruhan, BI menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mengantisipasi peningkatan permintaan uang tunai, melalui strategi yang tepat dan inovatif. Fenomena musiman ini tidak hanya memberikan wawasan mengenai pola konsumsi masyarakat selama periode perayaan besar, tetapi juga menyoroti pentingnya perencanaan keuangan yang tepat dari otoritas terkait untuk menetralisir dampak tekanan likuiditas.

Dalam skenario ekonomi yang dinamis seperti saat ini, komunikasi terbuka dan persiapan yang matang dari lembaga keuangan seperti Bank Indonesia menjadi kunci dalam memastikan kejadian musiman tidak berdampak negatif bagi sistem perbankan dan keuangan secara keseluruhan. Dengan demikian, meskipun terjadi penarikan tunai besar-besaran, perbankan dan masyarakat dapat melalui periode perayaan dengan lancar dan terjamin.

Pendekatan proaktif BI dalam menangani likuiditas selama Idul Fitri dan momen-momen perayaan besar lainnya, menegaskan perannya sebagai penjaga stabilitas ekonomi yang terampil dan inovatif, sekaligus memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan keuangan dengan lebih nyaman dan efisien.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index