Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus menunjukkan inovasi dalam memperkuat daya saingnya di industri perbankan nasional dengan meluncurkan layanan bank emas atau bulion bank. Langkah ini bukan hanya memperluas opsi bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara syariah, tetapi juga diharapkan mampu memperkuat ekosistem perbankan syariah di Tanah Air, Rabu, 5 Maret 2025.
Inovasi yang Selaras dengan Prinsip Syariah
Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D., Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), menyatakan bahwa hadirnya layanan bank emas di BSI berpotensi meningkatkan daya saing perbankan syariah. "Hadirnya layanan ini merupakan inovasi produk unik yang sejalan dengan prinsip syariah. Hal ini bisa meningkatkan daya tarik perbankan syariah di mata masyarakat luas," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima pada 5 Maret 2025.
Bank emas memungkinkan diversifikasi produk yang lebih luas, yang dapat menarik lebih banyak nasabah untuk berinvestasi dalam bentuk emas. "Emas, secara kultural, sudah menjadi alat investasi di masyarakat Indonesia. Selain itu, bisnis bulion bisa memperkuat likuiditas dan stabilitas aset berbasis syariah," tambah Rahmatina.
Saatnya Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Berbasis Emas
Sebagai akademisi yang telah berperan aktif dalam Masyarakat Ekonomi Syariah, Rahmatina menjelaskan bahwa keberadaan bank emas sangat strategis dalam mendorong ekosistem keuangan syariah. "Bank emas dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan berbasis emas, sejalan dengan peta jalan pengembangan dan penguatan perbankan syariah dari pemerintah," jelasnya.
Harapannya, bank syariah dapat mendukung terbentuknya pasar emas syariah yang terintegrasi dengan industri halal, fintech syariah, dan sektor riil. Ini akan menguatkan peran BSI sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional. "Adanya bank emas dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan syariah dan memenuhi permintaan produk investasi yang aman serta sesuai dengan nilai-nilai syariah," kata Rahmatina.
Katalis Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Rahmatina juga menggarisbawahi bahwa ekonomi global yang sering diwarnai oleh berbagai ketidakpastian membutuhkan solusi yang dapat memberikan stabilitas. "Perbankan syariah selalu dinilai lebih resiliensi saat menghadapi tantangan. Kehadiran bank bulion dapat menjadi instrumen lindung nilai terhadap volatilitas ekonomi," ungkapnya.
Secara terpisah, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan bahwa pengembangan bank emas merupakan bagian dari Asta Cita Pemerintah yang bertujuan meningkatkan hilirisasi dan industrialisasi sektor ekosistem emas. "Produk bank emas BSI dirancang secara inklusif dan digital, memberikan akses kepada masyarakat yang baru memulai investasi maupun yang sudah berpengalaman," jelas Hery.
Hery menambahkan bahwa inisiatif ini memiliki potensi untuk menciptakan pasar besar. "Kami berharap dengan Bank Emas by BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dan menciptakan potensi pasar senilai estimasi Rp280 triliun. Ini juga diharapkan memberikan efek multiplier signifikan bagi perekonomian Indonesia," paparnya.
Optimisme Ekonomi Syariah di Tengah Ketidakpastian
Melalui layanan bank emasnya, BSI tidak hanya berupaya memperluas jangkauan layanannya, tetapi juga mendukung agenda besar pemerintah dalam menjadikan ekonomi syariah sebagai katalis pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan produk berbasis emas yang kompetitif, BSI mampu memperkuat posisinya sebagai pilar penting dalam sistem keuangan syariah di Indonesia.
Diharapkan, kehadiran bank emas oleh BSI tak hanya akan meningkatkan daya saing perbankan syariah semata, tetapi juga membangun kepercayaan yang lebih luas terhadap sistem keuangan syariah di Indonesia, demi mewujudkan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.