Jakarta – Dalam upaya untuk meningkatkan likuiditas transaksi di pasar modal dan menawarkan solusi investasi yang lebih bervariasi, PT Indo Premier Investment Management (IPIM) merilis produk fund exchange-traded terbaru mereka, yakni Reksa Dana Indeks Premier ETF IDX-PEFINDO Prime Bank (XIPB). Peluncuran ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi para investor, terutama di sektor perbankan yang memiliki peringkat investment grade, Senin, 3 Maret 2025.
Direktur IPIM, Suwito Haryatno, menyatakan bahwa XIPB akan berfokus pada konstituen saham di sektor perbankan. "XIPB akan berfokus pada konstituen saham sektor perbankan yang memiliki peringkat investment grade, likuiditas transaksi tinggi, serta kinerja keuangan yang solid," kata Suwito dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Metodologi pemilihan konstituen XIPB mempertimbangkan faktor-faktor seperti peringkat saham, kapasitas bersaing, kapitalisasi pasar, likuiditas, serta valuasi saham. Hal ini menjadikannya sebagai pilihan investasi yang menarik bagi investor yang ingin memperoleh manfaat dari investasi di sektor perbankan. Dalam dekade terakhir, reksa dana indeks dan ETF telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Data menunjukkan pertumbuhan tahunan rata-rata total dana kelolaan mencapai 28,90% selama periode 2014 hingga 2024.
Suwito juga menyoroti posisi IPIM sebagai pemimpin pasar dalam industri ETF saham di Indonesia. "Saat ini IPIM mengelola tidak kurang dari 65% total dana kelolaan ETF saham di Indonesia," ungkapnya. Dirinya menambahkan bahwa sektor perbankan Indonesia menunjukkan fundamental yang kuat, dengan kontribusi laba mencapai 47% dari total laba emiten di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar sebesar 27,05% dari total kapitalisasi pasar IHSG. "Hal ini menjadikan sektor perbankan sebagai penggerak utama kinerja IHSG," ujar Suwito.
Lebih lanjut, hasil backtesting dari portofolio XIPB menunjukkan imbal hasil yang melampaui indeks sektor keuangan, termasuk Indeks Infobank15 dan IHSG sejak dasar tanggal 3 Januari 2017. Suwito menyebutkan, "Investor dapat menyesuaikan porsi portofolio bertema sektor perbankan secara cepat dan mudah, baik melalui strategi tactical asset allocation maupun buy and hold strategy."
Direktur IPIM lainnya, Noviono Darmosusilo, menegaskan bahwa meskipun pasar saat ini dihadapkan pada dinamika dan tantangan makroekonomi global, valuasi serta histori pembayaran dividen di sektor perbankan tetap menawarkan peluang investasi yang menarik. "Valuasi serta histori pembayaran dividen di sektor perbankan yang atraktif membuka peluang bagi investor untuk memanfaatkan XIPB sebagai instrumen investasi," jelas Noviono.
Menurut Noviono, ETF seperti XIPB membantu memberikan eksposur ke sektor perbankan yang tumbuh dan resilien, serta menciptakan nilai tambah bagi investor dalam mengoptimalkan imbal hasil portofolio. "Dengan berorientasi pada inovasi digital, efisiensi operasional, serta pertumbuhan berkelanjutan di tengah peluang tantangan makroekonomi global, ETF kini bukan sekadar instrumen investasi tapi juga telah menjadi pilar utama dalam transformasi industri reksa dana di Indonesia," ujar Noviono.
Selain itu, Noviono mengungkapkan bahwa keberadaan ETF turut mendukung inklusi investasi di Indonesia dengan menyediakan transparansi, likuiditas, dan akses yang lebih luas, baik untuk pemodal kelembagaan maupun masyarakat luas. "Dengan strategi yang dirancang agar mudah dipahami dan dipantau, ekosistem ETF yang dihadirkan IPIM memberikan solusi inovatif bagi investor untuk mengelola portofolio mereka dengan lebih fleksibel dan strategis," pungkas Noviono.
Dengan semua keunggulan dan inovasi yang ditawarkan, XIPB diharapkan menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi sektor perbankan Indonesia dalam pasar modal. Produk ini juga diyakini akan memperkuat posisi IPIM dalam industri reksa dana di Indonesia.