DANANTARA

Optimisme kehadiran BPI Danantara: Mendorong Pertumbuhan Signifikan di Industri Pasar Modal Indonesia

Optimisme kehadiran BPI Danantara: Mendorong Pertumbuhan Signifikan di Industri Pasar Modal Indonesia
Optimisme kehadiran BPI Danantara: Mendorong Pertumbuhan Signifikan di Industri Pasar Modal Indonesia

Jakarta — Kehadiran BPI Danantara diproyeksikan akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap industri pasar modal di Indonesia, menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman. Dengan nilai transaksi yang mencakup hampir sepertiga dari total transaksi di bursa, perusahaan-perusahaan di bawah naungan BPI Danantara memainkan peran penting dalam dinamika pasar modal saat ini, Senin, 3 Maret 2025.

Menurut data terbaru, kontribusi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaannya yang tergabung di bawah BPI Danantara mencapai 27% dari total nilai transaksi di BEI. "Secara market cap dan trading valuenya cukup signifikan berdampak kepada transaksi di pasar modal," ujar Iman Rachman dalam pernyataan resminya di Jakarta, kemarin.

Iman Rachman juga menjelaskan bahwa kapitalisasi pasar dari perusahaan BUMN dan anak usahanya yang berada di bawah naungan BPI Danantara mencatat angka fantastis, yakni sebesar Rp1.700 triliun per 26 Februari 2025. Angka ini merupakan kontribusi sebesar 15% dari total nilai kapitalisasi pasar yang mencapai Rp11.400 triliun di BEI. "Sehingga, kira-kira kontribusinya sebesar 15% dari total nilai transaksi perusahaan tercatat," tambah Iman.

Tahap awal BPI Danantara dibentuk melibatkan tujuh perusahaan BUMN besar, termasuk PT Pertamina, PT PLN, MIND ID, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Lebih jauh, Iman merinci bahwa beberapa anak usaha dari perusahaan-perusahaan ini juga telah terdaftar di BEI, sehingga total terdapat 12 perusahaan di bawah naungan BPI Danantara yang tercatat di bursa.

Anak perusahaan BUMN yang termasuk dalam entitas di bawah BPI Danantara meliputi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), yang semuanya merupakan anak usaha PT Pertamina. Selain itu, MIND ID turut menyumbangkan anak perusahaannya seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS).

Dalam sektor perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan anak usaha BMRI, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), turut berkontribusi dalam memperkuat posisi BPI Danantara di bursa.

Iman Rachman menegaskan bahwa Bursa Efek Indonesia akan terus mendukung kehadiran BPI Danantara dan meminta para pelaku pasar untuk menunggu pemaparan lebih lanjut mengenai strategi bisnis dari Danantara. "Kalau kita bicara market itu kan persepsi. Jadi, berikan waktu bagi Danantara untuk menjelaskan profil business model daripada Danantara. Kami melihat ini satu hal yang positif, dan sebagaimana pemerintah, saya cukup positif Danantara akan lebih agile," terangnya.

BPI Danantara diharapkan dapat menjadi katalis dalam mempercepat pertumbuhan pasar modal Indonesia dengan mengoptimalkan peluang bisnis dan investasi yang ada. Dengan struktur dan strategi bisnis yang lebih terorganisir, Danantara memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing perusahaan BUMN serta anak usahanya di tingkat global.

Optimisme ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi nasional melalui peningkatan peran serta BUMN dalam sektor-sektor strategis. Dengan demikian, BPI Danantara diharapkan tidak hanya memperbesar volume transaksi di pasar modal tetapi juga menghadirkan perubahan positif yang berkelanjutan bagi iklim investasi di Indonesia.

Adapun pemangku kepentingan di pasar modal berharap bahwa kehadiran BPI Danantara akan membawa dinamika baru yang dapat merangsang pertumbuhan investor lokal dan asing, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif. Dengan perkembangan ini, industri pasar modal Indonesia siap menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan pondasi ekonomi yang lebih kuat dan berdikari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index