Investasi

Lonjakan Investasi Properti Asia Pasifik Menembus USD 131,3 miliar di 2024

Lonjakan Investasi Properti Asia Pasifik Menembus USD 131,3 miliar di 2024
Lonjakan Investasi Properti Asia Pasifik Menembus USD 131,3 miliar di 2024

Jakarta - Investasi properti komersial di kawasan Asia Pasifik mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis oleh perusahaan konsultan real estat terkemuka JLL, nilai investasi tahunan (YoY) di wilayah ini melonjak hingga 23 persen, mencapai USD 131,3 miliar, atau sekitar Rp 2,1 kuadriliun dengan kurs Rp 16.582. Prestasi ini tidak hanya melampaui pendapatan tahun 2022, namun juga menandai pertumbuhan kuartalan keempat secara berturut-turut di kawasan tersebut.

Tahun 2024 menjadi tahun yang mencatat pertumbuhan volume investasi di semua sektor properti utama sejak akhir 2021. Volume investasi lintas negara pun mencapai puncaknya, dengan total USD 23,8 miliar atau Rp 39,4 triliun, yang berarti peningkatan tajam sebesar 43 persen YoY dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan ini terutama didorong oleh ketertarikan investor asing terhadap aset perkantoran dan logistik di negara-negara utama seperti Australia, Jepang, dan Singapura. Berdasarkan keterangan resmi, CEO Asia Pacific Capital Markets JLL, Stuart Crow, menyatakan prospek yang optimis untuk tahun 2025. "Ke depannya, kami memperkirakan 2025 akan menjadi tahun yang kuat untuk masuk ke pasar, di mana pelaku yang bergerak lebih awal dapat meraih keuntungan dari situasi yang kurang kompetitif, terutama di sektor-sektor utama seperti perkantoran dan logistik," ujarnya pada Jumat, 28 Februari 2025.

Di Indonesia, sektor properti juga mencatat perkembangan positif dengan fokus pada perumahan, kawasan industri, dan perkantoran. Ketiga subsektor ini termasuk dalam lima besar yang memberikan kontribusi terbesar terhadap realisasi investasi nasional. Pada 2024, investasi di sektor ini menyumbang Rp 122,9 triliun (7,2 persen) dari total realisasi investasi nasional yang mencapai Rp 1.714,2 triliun. "Pertumbuhan investasi yang berkelanjutan di sektor properti Indonesia mencerminkan daya tarik dan persepsi baik dari kalangan investor asing dan domestik terhadap iklim investasi di Indonesia," ungkap Farazia Basarah, Country Head JLL Indonesia.

Secara keseluruhan, sektor perkantoran di Asia Pasifik menunjukkan peningkatan signifikan, didorong oleh permintaan stabil dari penyewa. Volume investasi di sektor ini mencapai USD 48,8 miliar atau setara Rp 809 triliun, meningkat 12 persen secara tahunan. Korea Selatan memimpin kawasan dalam volume investasi perkantoran pada kuartal keempat, berkat penurunan suku bunga utang senior. Investor tampak cenderung memilih aset berskala menengah yang stabil.

Sektor logistik juga mencatat aktivitas transaksi portofolio besar, terutama di Jepang, Australia, dan India, yang menurunkan imbal hasil (yield compression) di sektor ini. Logistik di Jepang terus menarik bagi investor berkat pertumbuhan harga sewa. Volume investasi logistik di Australia mengalami pemulihan, terutama di pasar utama seperti Sydney dan Melbourne.

Sementara itu, sektor ritel menunjukkan peningkatan investasi sebesar 28 persen YoY pada 2024, didominasi oleh modal swasta di Australia. Pasar ritel di Singapura juga terus mengalami pertumbuhan sewa yang stabil, dan Korea Selatan berfokus pada peluang peningkatan nilai tambah.

Mengenai kondisi global, Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence Asia Pasifik JLL, menyoroti daya tarik Asia Pasifik sebagai destinasi investasi. "Terlepas dari ketidakpastian akibat kebijakan fiskal pemerintah AS dan keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga, Asia Pasifik tetap menjadi tujuan menarik bagi investasi global," ujarnya. Pamela menambahkan bahwa meskipun suku bunga yang restriktif, penyesuaian valuasi properti di kawasan tersebut menciptakan peluang menarik bagi investor strategis. "Dengan bank-bank sentral di kawasan ini memulai siklus penurunan suku bunga dan tingkat transparansi yang tinggi, Asia Pasifik menawarkan peluang luar biasa bagi investasi jangka panjang dan pertumbuhan berkelanjutan," pungkasnya.

Dengan kondisi pasar yang demikian dinamis ini, Asia Pasifik telah dan akan terus menjadi magnet bagi aliran investasi global, memberikan harapan bagi perkembangan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index