Kereta Api

Perempuan Paruh Baya Tewas Tertemper Kereta Api di Tulungagung

Perempuan Paruh Baya Tewas Tertemper Kereta Api di Tulungagung
Perempuan Paruh Baya Tewas Tertemper Kereta Api di Tulungagung

Jakarta – Sebuah insiden tragis terjadi di kawasan Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, di mana seorang perempuan paruh baya berinisial AS (48) tewas setelah tertemper kereta api. Insiden ini terjadi pada [tanggal], mengguncang warga setempat yang mengenal korban sebagai sosok yang kerap terlihat berjalan di sekitar rel kereta api, Senin, 24 Februari 2025.

Kronologi Kejadian

Menurut informasi yang dihimpun dari warga setempat, pada hari kejadian, AS tampak sedang berjalan di tengah rel kereta api. Kebiasaannya yang sering melamun dan bermain handphone mungkin menjadi penyebab kurangnya konsentrasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Warga menyatakan bahwa AS tidak menyadari adanya kereta yang semakin mendekat dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya insiden fatal tersebut tak terhindarkan.

"Saya sering melihat Ibu AS berjalan di sini," kata salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya. "Dia biasanya berjalan sambil memainkan ponselnya. Kami sering khawatir dengan kebiasaannya, tapi siapa sangka hal seperti ini akan terjadi," tambahnya.

Sosok AS di Mata Warga

AS dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang pendiam. Meskipun tidak terlalu banyak bersosialisasi dengan warga sekitar, AS sering terlihat menghabiskan waktu dengan berjalan di sekitar area rel, terkadang tampak sibuk dengan ponselnya.

Seorang tetangga dekat, Bapak Sutrisno, mengungkapkan keprihatinannya pasca tragedi ini. "Kita selalu memperingatkan untuk berhati-hati di sekitar jalur kereta, terutama karena banyak anak-anak juga bermain di sekitar sini. Sayangnya, Ibu AS mungkin terlalu larut dalam pikirannya sendiri."

Peringatan dari Pihak Berwenang

Kepolisian setempat segera turun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mengevakuasi korban. Kepala Polisi Kecamatan Ngunut, AKP Andi Prayitno, memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. "Kami mengimbau warga untuk lebih waspada dan berhati-hati saat berada di sekitar rel kereta api. Aktivitas di jalur rel sangat berbahaya, terutama jika tidak memperhatikan rambu-rambu keselamatan," tegasnya.

Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa penggunaan ponsel ketika berada di area yang berpotensi membahayakan keselamatan, seperti rel kereta, sangat tidak disarankan.

Investigasi Lanjut

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi VII Madiun, yang membawahi operasional kereta di daerah Tulungagung, turut mengucapkan bela sungkawa atas kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keselamatan di sekitar rel kereta api.

Humas PT KAI Daop VII, Bapak Hariyanto, menyampaikan statement, "Kami sangat berduka atas kejadian yang menimpa saudari AS. Kami berharap kerjasama semua pihak untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berhati-hati di tempat-tempat yang berisiko tinggi seperti rel kereta."

Dampak Psikologis dan Penyuluhan Masyarakat

Insiden ini menimbulkan dampak psikologis bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Untuk itu, peran aktif dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan pemerintah setempat diperlukan guna mengadakan penyuluhan dan program-program keselamatan bagi masyarakat.

Selain itu, meningkatkan upaya pencegahan dengan penambahan rambu-rambu peringatan dan patroli keamanan di sekitar perlintasan kereta bisa menjadi langkah strategis untuk meminimalkan insiden serupa di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index