Bank Maybank

Bank Maybank Indonesia Catat Pertumbuhan Kredit Meningkat, Namun Laba Bersih Tergerus pada Tahun 2024

Bank Maybank Indonesia Catat Pertumbuhan Kredit Meningkat, Namun Laba Bersih Tergerus pada Tahun 2024
Bank Maybank Indonesia Catat Pertumbuhan Kredit Meningkat, Namun Laba Bersih Tergerus pada Tahun 2024

Jakarta - Bank Maybank Indonesia (BNII) melaporkan pencapaian tahunan yang menunjukkan pertumbuhan kredit dan piutang syariah yang signifikan, meskipun menghadapi tantangan dalam profitabilitas. Data keuangan untuk tahun 2024 mengungkap bahwa bank ini mencatatkan peningkatan kredit yang diberikan serta piutang/pembiayaan syariah sebesar 11,5 persen secara tahunan, mencapai angka Rp116,45 triliun, Senin, 24 Februari 2025.

Pertumbuhan ini turut mendorong peningkatan pendapatan bunga dan syariah sebanyak 10,1 persen menjadi Rp13,062 triliun. Namun, kenaikan beban bunga dan syariah yang tajam, sebesar 28,08 persen atau menjadi Rp5,956 triliun, berdampak pada penurunan bersih pendapatan bunga dan syariah sebesar 1,7 persen, menyisakan Rp7,105 triliun.

Selain itu, pendapatan operasional lainnya menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 17,1 persen, mencatat angka Rp2,386 triliun. Namun, peningkatan beban operasional lainnya sebesar 12,9 persen menjadi Rp5,516 triliun menggerus laba operasional hingga menyusut 32,3 persen, yakni menjadi Rp1,588 triliun.

Steffano Ridwan, Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia, dalam keterangannya menyatakan, "Kami terus berupaya untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah, meskipun terdapat tantangan dalam menyeimbangkan antara pendapatan dan peningkatan beban operasional serta bunga."

Lebih lanjut, laporan keuangan bank ini menyebutkan penurunan laba bersih sebesar 36,02 persen menjadi Rp1,115 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,743 triliun. Dampaknya juga terasa pada laba per saham dasar, yang turun dari Rp22,87 pada akhir 2023 menjadi Rp14,64 per lembar pada akhir 2024.

Di sisi positif, simpanan nasabah mengalami kenaikan 3,47 persen, dari Rp115,5 triliun pada 2023 menjadi Rp119 triliun pada 2024. Total aset bank juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 15,2 persen, mencapai Rp197,17 triliun.

Dalam konteks rasio keuangan, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 25,55 persen, Return on Assets (ROA) sebesar 0,85 persen, dan Return on Equity (ROE) sebesar 3,93 persen. Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) tercatat berada di angka 4,37 persen, dengan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) di 89,56 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) di 101,85 persen, serta Non-Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,68 persen.

Ridwan menambahkan, "Kami melihat adanya potensi dalam pertumbuhan kredit yang telah tercapai dan terus melakukan evaluasi strategis agar keuntungan dapat dioptimalkan. Efisiensi dan pengelolaan biaya menjadi fokus utama dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan."

Menyoroti pengaruh kondisi eksternal, Ridwan juga menekankan bahwa peningkatan beban bunga dan operasional adalah tantangan yang memerlukan strategi kebijakan yang adaptif agar bank dapat mempertahankan kinerja keuangan yang positif di tengah dinamika pasar.

Dengan berbagai strategi yang terus disempurnakan, Bank Maybank Indonesia menunjukkan komitmen untuk menghadapi tantangan dalam sektor perbankan. Meskipun laba bersih mengalami penurunan, langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan pendapatan non-bunga menjadi fokus yang diharapkan dapat memastikan stabilitas keuangan yang lebih baik pada tahun-tahun mendatang.

Ke depan, bank ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan kontrol biaya operasional dan meningkatkan pendapatan dari sektor-sektor strategis, sambil terus memanfaatkan peluang dalam pembiayaan syariah yang masih memiliki potensi besar untuk digali. Melalui pendekatan ini, Bank Maybank Indonesia berharap untuk dapat kembali meningkatkan laba dan memberikan nilai lebih bagi para pemangku kepentingan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index