Pembiayaan Hijau

OJK Prediksi Pertumbuhan Pembiayaan Hijau di Sektor Perbankan Akan Berlanjut, Dukung Target Net Zero Emission Indonesia 2060

OJK Prediksi Pertumbuhan Pembiayaan Hijau di Sektor Perbankan Akan Berlanjut, Dukung Target Net Zero Emission Indonesia 2060
OJK Prediksi Pertumbuhan Pembiayaan Hijau di Sektor Perbankan Akan Berlanjut, Dukung Target Net Zero Emission Indonesia 2060

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan bahwa pembiayaan hijau di sektor perbankan akan terus menunjukkan tren peningkatan. Prediksi ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menyatakan bahwa perbankan nasional telah menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pembiayaan hijau serta penerapan prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG), Senin, 24 Februari 2025.

"Tren peningkatan kredit atau pembiayaan hijau diproyeksikan akan terus meningkat, seiring dengan dukungan perbankan terhadap target NZE Indonesia pada 2060 atau lebih cepat," ungkap Dian dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterima pada Jumat, 21 Februari 2025.

Salah satu pendorong utama dari tren positif ini adalah penerbitan panduan dari OJK yang dikenal sebagai Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS). Panduan tersebut dirancang untuk membantu bank dalam menilai ketahanan model bisnis mereka terhadap risiko perubahan iklim dengan mengintegrasikan aspek tata kelola, strategi, manajemen risiko, dan pengungkapan informasi.

Lebih lanjut, OJK juga meluncurkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi kedua pada Februari 2025, yang berfungsi sebagai klasifikasi untuk aktivitas ekonomi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. "Taksonomi ini berfungsi sebagai panduan bagi sektor keuangan dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan pembiayaan ke proyek-proyek hijau dan berkelanjutan," tambah Dian.

Namun, tantangan global terhadap pembiayaan hijau tetap ada. Sebagai contoh, Amerika Serikat menunjukkan langkah mundur dari komitmen mereka terhadap Paris Agreement, disertai keluarnya sejumlah bank terkemuka AS dari Net-Zero Banking Alliance (NZBA). "Akan tetapi, Indonesia menerapkan sustainable finance berdasarkan kepentingan dan kebijakan domestik serta komitmen di forum-forum internasional," tegas Dian.

Data dari OJK mengungkapkan bahwa total penyaluran kredit atau pembiayaan berkelanjutan di sektor perbankan mencapai Rp1.959 triliun selama tahun 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 39,03% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp1.409 triliun. Meskipun demikian, OJK belum merilis data penyaluran pembiayaan hijau untuk tahun 2024 karena proses pelaporan dari pihak perbankan masih berlangsung. Hal ini sesuai dengan batas waktu pelaporan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 mengenai Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Sebagai upaya mencapai target net zero emission, peran perbankan dalam menyediakan pembiayaan hijau menjadi semakin krusial. Dengan adanya roadmap dan panduan yang jelas dari OJK, sektor perbankan diharapkan dapat lebih mudah dalam mengalokasikan dana dan sumber dayanya ke proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan.

Di tengah tantangan yang ada, optimisme tetap tinggi bahwa Indonesia mampu bersaing dalam menjalankan praktik keuangan berkelanjutan. Keputusan strategis seperti penerbitan TKBI versi kedua dan CRMS tidak hanya memberikan arah yang lebih jelas bagi perbankan, tetapi juga menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih baik dalam percaturan global dalam hal komitmen terhadap keberlanjutan.

Dengan demikian, lonjakan signifikan dalam pembiayaan berkelanjutan menunjukkan bahwa sektor perbankan Indonesia tidak hanya memiliki potensi untuk mendukung agenda hijau nasional tetapi juga memberikan contoh positif bagi sektor lain dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Semua mata kini tertuju pada bagaimana sektor ini akan terus beradaptasi dan memanfaatkan peluang dalam dunia yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index