Jakarta - Dalam sebuah langkah besar untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, Indonesia akan segera memiliki kilang minyak terbesar dan terbaru dengan kapasitas produksi hingga 360 ribu barel per hari (bph). Bagian dari proyek ambisius Refinery Development Master Plan (RDMP), Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur diharapkan dapat meningkatkan produksi bahan bakar minyak dan petrokimia secara signifikan, Senin, 24 Februari 2025.
Progres Pembangunan Kilang Balikpapan Hampir Mencapai Penyelesaian
Pembangunan Kilang Balikpapan telah mengalami kemajuan signifikan dan ditargetkan akan selesai pada September 2025. Hingga awal Februari 2025, proyek ini telah mencapai progres 92,42%, menegaskan komitmen dan upaya serius Indonesia dalam memperkuat infrastruktur energi. "Kami menargetkan penyelesaian RDMP Balikpapan pada September 2025," ungkap Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII, Senin, 24 Februari 2025.
Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Kilang
Kilang Balikpapan tidak hanya memperluas kapasitas dari 260.000 bph menjadi 360.000 bph, tetapi juga meningkatkan kompleksitas operasionalnya. "Kompleksitas kilang itu ditingkatkan menjadi NCI 8, dan kualitas produk BBM yang dihasilkan akan setara dengan standar euro 5, dengan kandungan sulfur 10 ppm, dari yang saat ini euro 2," jelas Taufik. Peningkatan ini akan membawa perubahan signifikan dalam kualitas bahan bakar, yang lebih ramah lingkungan dan jauh lebih baik dari standar sebelumnya.
Penambahan Produksi BBM dan Petrokimia
Selain BBM, kilang ini juga akan meningkatkan produksi LPG dan petrokimia. Kilang Balikpapan diproyeksikan menambah produksi BBM sebanyak 142.000 barel per hari, dan LPG sebesar 336 ribu ton per tahun. Dalam hal petrokimia, produksi propilen akan mencapai 225 ribu ton per tahun, yang nantinya akan disalurkan ke Polytama Propindo di Kilang Balongan. "Saat ini, Kilang Balikpapan sedang dalam tahap peningkatan yield valuable produknya menjadi 91,8%," tambah Taufik.
Dukungan Penuh untuk Kelancaran Proyek
Untuk memastikan kelancaran pembangunan Kilang Balikpapan, KPI dan Pertamina aktif dalam mempercepat, memonitor, dan mengendalikan progres dari pihak kontraktor. Upaya ini juga didukung oleh penambahan tenaga kerja, serta pengadaan pelatihan dan suku cadang. "Kami juga memastikan peralatan dan sumber daya manusia siap, agar bisa menyelesaikan proyek tepat waktu," tegas Taufik.
Menurut Taufik, pencapaian ini adalah bagian dari quick win proyek RDMP Balikpapan dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional. "Dengan percepatan penyelesaian RMCC, nantinya akan ada tambahan produksi BBM dan LPG," ujarnya.
Masa Depan Energi Indonesia
Dengan Kilang Balikpapan yang hampir rampung, Indonesia selangkah lebih dekat menuju kemandirian energi. Proyek ini bukan hanya sebuah upaya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, melainkan juga untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar energi global. Transformasi ini adalah salah satu langkah penting dalam misi Indonesia untuk menjadi pusat energi terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Pada akhirnya, kilang ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi energi di Indonesia, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dan nasional. "Penyelesaian kilang ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi Indonesia," pungkas Taufik.
Optimisme untuk Masa Depan
Dengan berbagai upaya dan komitmen yang telah dilakukan, pembangunan Kilang Balikpapan menjadi sinyal positif bagi industri energi di Indonesia. Inisiatif ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Inovasi dan kemajuan dalam infrastruktur energi ini diharapkan membawa Indonesia ke era baru dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam.