Jakarta - PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), anak perusahaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), menetapkan target ambisius dalam menjaring investor baru di pasar modal. Dengan total 70 juta nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia, BRIDS optimistis dapat mengajak setidaknya 10% dari basis nasabah tersebut untuk berinvestasi di pasar modal, Senin, 24 Februari 2025.
"Kami optimistis bisa mencapai target ini. Misalnya, 10 juta atau sekitar 10%, katakanlah 7 juta nasabah bisa diajak tidak hanya bermain saham, tetapi juga berinvestasi dalam reksa dana dan obligasi pemerintah," ujar Laksono Widodo, Direktur Utama BRIDS, dalam sebuah wawancara di Jakarta.
Strategi Menuju Target
Saat ini, BRIDS baru memiliki sekitar 350.000 investor, angka yang terbilang kecil dibandingkan potensi besar yang dimiliki. "Dengan jumlah nasabah BRI sebanyak 70 juta, sebenarnya potensi yang bisa digarap masih sangat besar," tambah Laksono. Menurutnya, tidak semua pemegang rekening BRI cocok menjadi investor di pasar modal. Prosesnya adalah sebuah evolusi dari sekadar menabung, deposito, hingga ke investasi reksa dana, obligasi, dan akhirnya saham.
BRI, sebagai bank yang sangat fokus pada retail, memiliki kekuatan tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh BRIDS. Pada tahun 2018, BRI menjadi pemegang saham mayoritas di PT Danareksa Sekuritas yang kemudian berganti nama menjadi PT BRI Danareksa Sekuritas pada tahun 2020. Transformasi ini, menurut Laksono, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam menjangkau lebih banyak investor.
"Mungkin suatu hal yang kita alami dalam perjalanan ini adalah kenyataan bahwa BRI sebagai bank sangat kuat dalam sektor ritel. Pemegang rekening terbesar di Indonesia adalah nasabah BRI, dengan jangkauan luas mencapai 70 juta pemegang rekening," jelas Laksono.
Perubahan Pasar: Dari Institusi ke Retail
Transformasi yang dialami BRIDS tidak hanya berada pada tingkat nama tetapi juga dalam strateginya mendekati pasar. Laksono mencatat bahwa total pemegang rekening dana nasabah baru mencapai sekitar 12 juta di seluruh Indonesia untuk seluruh sekuritas. "Kekuatan BRI memang di sektor ritel. Dulu, Danareksa Sekuritas lebih dikenal sebagai perusahaan institusional, tetapi kini kami bergerak ke arah ritel, sesuai dengan DNA BRI. Ini adalah sebuah evolusi yang kami jalankan, dan sekarang mulai menunjukkan hasil," kata Laksono.
Menurut data terbaru, dari keseluruhan transaksi perdagangan saham melalui BRIDS, 60% berasal dari investor ritel dan 40% dari institusi, berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya dimana 70% berasal dari transaksi institusi. "Kami melihat evolusi ini sudah mulai mencapai targetnya," tambah Laksono.
Membangun Ekosistem Investasi yang Kuat
BRIDS tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah investor, tetapi juga berkomitmen untuk membangun ekosistem investasi yang berkelanjutan. Edukasi dan sosialisasi kepada nasabah dilakukan secara intensif untuk meningkatkan literasi keuangan dan pemahaman mereka terhadap produk investasi yang tersedia. Langkah ini dinilai penting oleh Laksono agar para nasabah tidak hanya menjadi investor pasif, tetapi juga memiliki keterampilan dalam mengelola portofolio mereka sendiri.
Melihat tren pertumbuhan pasar modal yang kian meningkat, khususnya di kalangan generasi milenial, BRIDS melihat ini sebagai kesempatan emas untuk menumbuhkan basis investor mereka. "Kami melihat fenomena ini sebagai peluang besar mengingat minat berinvestasi di kalangan generasi muda semakin tinggi," tutup Laksono.
Dengan strategi yang matang dan dukungan dari BRI, BRIDS berharap untuk terus memimpin dalam inovasi dan pertumbuhan di sektor pasar modal. Keberhasilan dalam menjaring 10% dari nasabah BRI sebagai investor di pasar modal akan menjadi lompatan besar bagi BRIDS menuju pencapaian yang lebih besar lagi di masa depan.