JAKARTA - Pengadilan Tinggi Spanyol menjatuhkan vonis bersalah kepada mantan Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Luis Rubiales, atas tuduhan pelecehan seksual terhadap pemain timnas putri Spanyol, Jennifer Hermoso. Vonis tersebut berkaitan dengan insiden ciuman paksa yang terjadi dalam upacara penghargaan Piala Dunia Wanita 2023 di Sydney pada 20 Agustus 2023.
Rubiales dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman denda lebih dari 10.000 euro atau sekitar Rp 171 juta. Namun, pengadilan membebaskan Rubiales dari tuduhan pemaksaan yang sebelumnya disangkakan kepadanya. Keputusan ini diumumkan pada Kamis, 20 Februari 2025.
Dalam pernyataannya setelah vonis dijatuhkan, Rubiales menegaskan akan mengajukan banding terhadap putusan tersebut. "Saya akan terus berjuang karena saya tidak merasa melakukan kesalahan apa pun," ujar Rubiales kepada Reuters.
Sementara itu, kuasa hukum Jenni Hermoso, Angel Chavarria, juga menyatakan pihaknya akan mengajukan banding. "Kami tidak puas dengan keputusan ini dan akan mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya," kata Chavarria, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kasus yang Mengguncang Dunia Sepak Bola
Insiden ciuman paksa ini mencoreng kemenangan gemilang Timnas Putri Spanyol dalam ajang Piala Dunia Wanita 2023. Kasus ini juga menjadi pemicu gerakan sosial baru di Spanyol, yang menyerukan penghormatan lebih besar terhadap hak-hak perempuan di dunia olahraga.
Rubiales sempat mengklaim bahwa ciuman tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka, tetapi pernyataan ini dibantah oleh Hermoso. Pengadilan dalam putusannya menegaskan bahwa tidak ada bukti persetujuan dari Hermoso terhadap tindakan Rubiales.
"Dalam sidang yang berlangsung, tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa Jennifer Hermoso memberikan izin untuk ciuman tersebut. Sebaliknya, tindakan tersebut dilakukan secara sepihak dan tanpa persetujuan," kata Hakim Jose Manuel Fernandez-Prieto dalam putusannya.
Selain itu, pengadilan juga membebaskan tiga terdakwa lainnya yang sebelumnya diduga berusaha menekan Hermoso agar memberikan pernyataan bahwa ciuman itu dilakukan dengan sukarela. Keputusan ini memicu perdebatan luas di kalangan publik dan aktivis hak-hak perempuan.
Dampak Luas dan Reaksi Publik
Kasus ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk para pemain sepak bola wanita dan federasi olahraga internasional. Setelah insiden tersebut mencuat, Rubiales mendapat tekanan besar hingga akhirnya mundur dari jabatannya sebagai Presiden RFEF pada September 2023.
FIFA, sebagai induk organisasi sepak bola dunia, juga telah menjatuhkan sanksi terhadap Rubiales dengan melarangnya terlibat dalam aktivitas sepak bola selama tiga tahun. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari komitmen FIFA dalam memberantas segala bentuk pelecehan di dunia olahraga.
Hermoso sendiri sempat mengungkapkan bahwa insiden tersebut membuatnya merasa tertekan dan tidak nyaman. "Saya hanya ingin dihormati sebagai seorang atlet dan sebagai seorang perempuan. Tidak ada seorang pun yang boleh mengalami perlakuan seperti ini," kata Hermoso dalam salah satu pernyataannya di media sosial.
Langkah Hukum Berikutnya
Dengan adanya putusan ini, langkah hukum berikutnya masih belum jelas, mengingat baik pihak Rubiales maupun Hermoso sama-sama menyatakan akan mengajukan banding. Kasus ini menjadi peringatan bagi dunia olahraga bahwa tindakan pelecehan dan perilaku tidak pantas tidak dapat ditoleransi.
Pemerintah Spanyol juga turut menanggapi kasus ini dengan serius. Menteri Olahraga Spanyol, Miquel Iceta, menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan Rubiales bertentangan dengan nilai-nilai kesetaraan dan kehormatan dalam olahraga.
"Kami mendukung penuh Jennifer Hermoso dan seluruh atlet perempuan yang berjuang untuk keadilan. Tidak ada tempat bagi tindakan seperti ini dalam dunia olahraga," ujar Iceta dalam konferensi pers.
Kasus Luis Rubiales ini menjadi salah satu yang paling mencolok dalam sejarah sepak bola Spanyol dan diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam perlindungan hak-hak atlet perempuan di masa depan.