JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina mengalami penyesuaian per tanggal 20 Februari 2025, dengan perubahan harga yang mencakup berbagai jenis bahan bakar seperti Pertamax, Pertalite, dan jenis lainnya di seluruh wilayah Indonesia. Kebijakan ini didasarkan pada fluktuasi harga minyak dunia dan menyesuaikan tarif pajak pemerintah yang berpengaruh langsung terhadap biaya produksi dan distribusi BBM di Tanah Air.
Dalam pernyataan resminya, Pertamina mengumumkan bahwa penyesuaian harga ini dilakukan untuk menjaga kestabilan supply dan demand serta untuk memastikan bahwa harga bahan bakar tetap kompetitif. Sebagian besar jenis BBM mengalami penyesuaian harga baik kenaikan maupun penurunan, tergantung dari wilayah dan jenis bahan bakarnya.
Detail Harga BBM di Seluruh Indonesia
Berdasarkan data terbaru dari Pertamina, berikut adalah daftar harga masing-masing BBM mulai berlaku pada 20 Februari 2025:
1. Pertalite (RON 90): Di beberapa wilayah, harga Pertalite mengalami sedikit penurunan. Misalnya, di wilayah Jawa dan Bali, harga Pertalite kini berada di kisaran Rp10.000 per liter.
2. Pertamax (RON 92): Untuk Pertamax, sebagian besar wilayah mengalami penyesuaian harga naik. Di area Jakarta dan sekitarnya, harga Pertamax meningkat menjadi Rp13.200 per liter.
3. Pertamax Turbo (RON 98): Harga Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan. Di Papua, harga baru Pertamax Turbo mencapai Rp15.000 per liter, mengingat biaya distribusi yang lebih tinggi di wilayah tersebut.
4. Solar (Biosolar): Harga Solar atau Biosolar tetap stabil di beberapa daerah, namun di beberapa lokasi harganya sedikit menurun sebagai bagian dari upaya pemerintah mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
5. Dexlite dan Pertamina Dex: Kenaikan harga juga terjadi pada jenis bahan bakar ini. Di wilayah Sumatra dan Kalimantan, harga untuk Dexlite berkisar di Rp16.700 per liter, sementara Pertamina Dex mencapai Rp17.500 per liter.
Latar Belakang Kenaikan Harga
Menurut juru bicara Pertamina, peningkatan harga BBM ini selain dipengaruhi oleh harga minyak dunia, juga merupakan bagian dari langkah strategis Pertamina untuk menyesuaikan biaya operasional yang terus meningkat. "Sejak beberapa bulan terakhir, kami melihat adanya lonjakan harga minyak mentah dunia yang berdampak pada biaya produksi BBM di dalam negeri. Langkah ini diambil untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan dan memastikan ketahanan energi nasional," ungkap Ahmad Pratama, Direktur Pemasaran Pertamina.
Selain itu, faktor pengeluaran dalam negeri seperti biaya distribusi dan pajak turut mempengaruhi penetapan harga baru tersebut. Pemerintah telah menerapkan tarif pajak baru yang lebih tinggi untuk BBM sebagai bagian dari upaya mengendalikan konsumsi dan menstabilkan ekonomi.
Tanggapan Masyarakat dan Pengamat Ekonomi
Kenaikan harga bahan bakar ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk masyarakat dan pengamat ekonomi. Sebagian kalangan pengguna kendaraan bermotor merasa terbebani dengan kenaikan harga ini, terutama kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang sangat bergantung pada BBM bersubsidi.
Sebaliknya, beberapa pengamat ekonomi menyetujui kebijakan penyesuaian harga ini dengan alasan bahwa langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan perusahaan dan mengurangi beban subsidi yang ditanggung pemerintah. Menurut Harry Suwito, seorang analis ekonomi ternama, "Penyesuaian harga BBM adalah keputusan yang tidak bisa dihindari di tengah tantangan ekonomi global. Ini harus dipandang sebagai langkah strategis untuk memperbaiki struktur ekonomi sekaligus mengendalikan defisit fiskal."
Kesimpulan dan Implikasi
Dengan adanya penyesuaian harga ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan bahan bakar agar beban ekonomi bisa terdistribusi dengan lebih seimbang. Selain itu, implementasi harga baru ini memaksa pemerintah dan Pertamina untuk bekerja sama demi mencari solusi jangka panjang bagi pengadaan energi di Indonesia yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Untuk mengetahui informasi terkini dan harga BBM di wilayah spesifik, masyarakat dapat mengakses langsung situs resmi Pertamina atau melalui aplikasi MyPertamina. Hal ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi harga secara real-time dan memetakan rencana pengeluaran bahan bakar sesuai dengan anggaran masing-masing.