BCA

BCA Tegaskan Suku Bunga Kompetitif Untuk Dorong Kredit Produktif

BCA Tegaskan Suku Bunga Kompetitif Untuk Dorong Kredit Produktif
BCA Tegaskan Suku Bunga Kompetitif Untuk Dorong Kredit Produktif

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menegaskan bahwa suku bunga kredit tetap kompetitif setelah Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi BCA dalam menyesuaikan diri dengan kebijakan moneter yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Penurunan suku bunga ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mengakses kredit lebih mudah dan memperkuat likuiditas di sektor perbankan.

Pendekatan BCA dalam Menetapkan Suku Bunga

Menurut Executive Vice President Corporate Communication BCA, Hera F Haryn, penentuan suku bunga BCA selalu melalui review berkala. Berbagai faktor diperhitungkan, termasuk BI Rate, kondisi makroekonomi, likuiditas, serta dinamika permintaan dan penawaran di pasar.

Pendekatan ini dilakukan agar suku bunga tetap kompetitif, aman bagi nasabah, dan mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.

Apresiasi Terhadap Kebijakan Bank Indonesia

Hera menekankan bahwa penurunan BI Rate sejalan dengan upaya BI menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Kebijakan ini menjadi sinyal positif bagi sektor perbankan dan masyarakat, terutama dalam menstimulasi kredit yang lebih terjangkau.

Menurut Hera, langkah strategis BI ini diharapkan meningkatkan aktivitas ekonomi, memperkuat konsumsi, dan membuka ruang bagi ekspansi usaha di berbagai sektor.

Kondisi Pasar dan Likuiditas Mendukung Kredit

BCA terus memantau likuiditas dan permintaan pasar agar suku bunga tetap kompetitif. Bank memastikan pertumbuhan kredit dilakukan secara terukur, sehingga tidak menimbulkan risiko bagi stabilitas keuangan.

Dengan kondisi ini, bunga kredit dapat menyesuaikan dengan dinamika ekonomi tanpa membebani nasabah atau mengurangi daya beli masyarakat.

Strategi BCA dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Selain menyesuaikan suku bunga, BCA juga mendorong penggunaan kredit produktif yang berkontribusi pada ekonomi nasional. Produk kredit konsumer dan bisnis diatur agar memberi manfaat maksimal bagi nasabah, sekaligus meningkatkan perputaran ekonomi.

Bank juga memperkuat sistem monitoring untuk mendeteksi potensi gagal bayar dan memberikan pendekatan aktif melalui program restrukturisasi bagi debitur terdampak, sehingga risiko tetap terkontrol.

Kebijakan Moneter BI dan Stabilitas Ekonomi

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16–17 September 2025, BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen, Deposit Facility 3,75 persen, dan Lending Facility 5,50 persen

Keputusan ini diambil untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, menjaga inflasi tetap terkendali, dan memastikan stabilitas rupiah. BI juga menekankan pentingnya mendukung sektor usaha dan konsumsi masyarakat dengan cara menurunkan biaya kredit, sehingga sektor produktif dapat bertumbuh optimal.

Dampak Penurunan BI Rate terhadap Kredit

Penurunan BI Rate diharapkan menurunkan bunga kredit secara bertahap, meningkatkan likuiditas, dan mendorong pembiayaan usaha. Hal ini akan menstimulasi konsumsi masyarakat, meningkatkan daya beli, dan mendorong investasi di sektor riil.

Langkah ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mengakses kredit dengan bunga lebih rendah, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pengembangan usaha kecil dan menengah.

Peran BCA dalam Menjaga Stabilitas Keuangan

BCA memastikan setiap penyesuaian suku bunga tetap memperhatikan risiko keuangan. Bank menerapkan strategi prudent, termasuk memberikan kredit kepada nasabah terpilih yang memiliki kapasitas bayar kuat.

Selain itu, penguatan digitalisasi transaksi dan sistem monitoring internal menjadi kunci bagi BCA dalam memastikan pertumbuhan kredit tetap sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Inflasi Agustus 2025 tercatat 2,31 persen (yoy), sedangkan cadangan devisa mencapai 150,7 miliar dolar AS, setara 6,3 bulan impor. Dengan dukungan kebijakan moneter yang efektif, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,6–5,4 persen pada 2025, ditopang konsumsi, investasi, serta ekspor pertanian dan manufaktur.

Penurunan suku bunga diharapkan memberi dorongan tambahan bagi sektor perbankan, memperluas akses kredit, dan mendukung pertumbuhan sektor riil.

Kredit Produktif untuk Mendukung Sektor Riil

BCA mendorong nasabah menggunakan kredit untuk sektor produktif, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dengan dukungan suku bunga kompetitif, bank berharap pengusaha dapat memperluas bisnis, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan misi BCA dalam mendukung pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Digitalisasi dan Kemudahan Akses Kredit

Selain menyesuaikan suku bunga, BCA terus memperkuat digitalisasi layanan perbankan, termasuk aplikasi mobile banking dan sistem online untuk pengajuan kredit.

Kemudahan ini memungkinkan masyarakat mengakses kredit dengan cepat, aman, dan transparan, meningkatkan efisiensi transaksi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi.

Optimisme BCA terhadap Pertumbuhan Nasional

Hera menyampaikan optimisme bahwa dengan suku bunga kompetitif, strategi prudent, dan digitalisasi layanan, pertumbuhan kredit BCA akan memberi dampak positif bagi ekonomi Indonesia.

Bank berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas keuangan, mendukung konsumsi, dan mendorong investasi di sektor produktif agar pertumbuhan nasional dapat tercapai secara berkelanjutan. 

Penurunan BI Rate menjadi momentum penting bagi sektor perbankan dan masyarakat. BCA memanfaatkan kesempatan ini untuk menyesuaikan suku bunga kompetitif, memperkuat likuiditas, serta mendorong kredit produktif.

Dengan strategi yang terukur, digitalisasi layanan, dan pemantauan risiko, BCA berharap dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index