JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mencatat perkembangan signifikan dalam produksi kopi di daerahnya. Sejak awal tahun hingga September 2025, total produksi kopi di Kuningan telah mencapai 1.217 ton, hasil panen dari para petani setempat. Jumlah ini menunjukkan performa yang menggembirakan, terutama karena sebagian besar petani berhasil menjual hasil panennya dengan harga kompetitif di pasar lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah, menyampaikan bahwa produksi kopi tersebut terbagi menjadi dua jenis utama: arabika sebanyak 63,61 ton, dan robusta sebesar 1.154,38 ton. Hasil panen ini sebagian besar berasal dari wilayah di kaki Gunung Ciremai, yang dikenal sebagai sentra perkebunan kopi unggulan di Kuningan.
Lahan dan Permintaan yang Mendukung
Wahyu menekankan bahwa potensi lahan kopi di Kabupaten Kuningan masih cukup luas. Dengan permintaan kopi yang tinggi baik dari pasar domestik maupun pasar internasional, produksi daerah ini berpeluang terus meningkat. Sebagian besar kebun kopi dikelola oleh petani mandiri maupun kelompok tani yang sudah terbiasa dengan budidaya kopi skala kecil hingga menengah.
“Permintaan kopi dari berbagai daerah cukup banyak, sehingga produksi berpeluang bertambah,” ujarnya. Hal ini menunjukkan adanya peluang pengembangan lebih lanjut bagi petani, sekaligus memperkuat posisi Kuningan sebagai produsen kopi berkualitas.
Bentuk dan Akses Pemasaran Kopi
Hasil panen kopi di Kuningan dijual dalam beberapa bentuk, baik sebagai biji kering maupun dalam produk olahan siap konsumsi. Selain dipasarkan di tingkat domestik, kopi Kuningan juga mulai menembus pasar ekspor, meski volumenya masih terbatas. Pemerintah daerah pun aktif mendorong akses pemasaran yang lebih luas, bekerja sama dengan pelaku usaha untuk memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Upaya ini mencakup pendampingan dalam distribusi dan branding kopi Kuningan agar semakin dikenal secara nasional dan internasional. Dukungan pemerintah diharapkan dapat membantu petani meningkatkan nilai jual produk kopi mereka.
Peningkatan Kualitas dan Standar Produksi
Tidak hanya memperluas pasar, Diskatan Kuningan juga fokus pada peningkatan kualitas produksi kopi. Pemerintah daerah mendorong petani untuk menerapkan praktik budidaya sesuai standar mulai dari penanaman hingga pascapanen. Pembinaan rutin diberikan agar kopi yang dihasilkan memiliki kualitas lebih tinggi dan bernilai jual lebih baik.
Wahyu menjelaskan bahwa kopi arabika Kuningan umumnya ditanam di lereng Gunung Ciremai, dengan cita rasa khas yang membedakannya dari daerah lain. Sementara itu, kopi robusta banyak ditanam di dataran rendah, dengan karakter yang lebih kuat dan cocok untuk berbagai kebutuhan konsumsi.
Dukungan Pemerintah untuk Petani
Pemerintah daerah menekankan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan kopi sebagai komoditas unggulan daerah. Dengan adanya pembinaan dan kerja sama strategis, diharapkan petani bisa memanfaatkan peluang pasar secara maksimal. Selain itu, pemerintah juga mendorong inovasi dalam olahan kopi agar produk lokal memiliki daya saing tinggi.
Wahyu menambahkan, produksi kopi tahun ini diharapkan menjadi momentum bagi para petani untuk memperkuat branding kopi Kuningan, baik di pasar nasional maupun internasional. Langkah ini juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani serta menegaskan posisi Kuningan sebagai daerah penghasil kopi berkualitas.
Prospek Ekonomi dan Industri Kopi
Keberhasilan produksi kopi di Kuningan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani, tetapi juga membuka peluang bagi industri kopi lokal. Dengan kualitas kopi yang meningkat dan akses pasar yang lebih luas, Kuningan memiliki potensi untuk menjadi sentra kopi premium di Jawa Barat.
Wahyu menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus berinovasi dalam mendukung sektor ini, mulai dari penyediaan fasilitas penunjang, pendampingan teknis, hingga promosi produk. Dukungan menyeluruh ini diharapkan memperkuat industri kopi, meningkatkan kapasitas produksi, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan total produksi 1.217 ton kopi dan dukungan pemerintah yang kuat, Kuningan menunjukkan perkembangan positif dalam sektor pertanian kopi. Potensi ekspor, akses pemasaran yang luas, serta peningkatan kualitas produksi menjadi modal utama untuk memperkuat posisi kopi Kuningan di pasar domestik dan internasional. Pemerintah daerah pun siap menjadi mitra strategis bagi petani dalam membangun industri kopi yang berkelanjutan dan bernilai tinggi.