JAKARTA - Jika ada satu klub yang paling mencuri perhatian di jendela transfer musim panas 2025, maka AC Milan pantas menempati urutan teratas. Dalam hingar-bingar pergerakan pemain di Serie A, Rossoneri bukan hanya sekadar aktif, melainkan juga menunjukkan skala aktivitas yang menandai terjadinya perubahan besar. Banyak pengamat menyebut, apa yang dilakukan Milan musim panas ini adalah bukti nyata bahwa sebuah revolusi tengah berlangsung, meski sebelumnya pihak internal klub sempat menepis anggapan itu.
Aktivitas Terpadat di Serie A
Bursa transfer Serie A musim panas ini resmi ditutup dengan data yang cukup mencengangkan. Dari seluruh klub yang berlaga, AC Milan tampil sebagai tim dengan pergerakan paling masif. Aktivitas mereka mencakup dua sisi: penjualan pemain sekaligus pembelian amunisi baru.
Meski berbagai sumber menampilkan angka berbeda, mayoritas laporan sepakat bahwa Milan menghasilkan jumlah signifikan dari hasil penjualan pemain. Angka yang kerap disebut adalah sekitar €155 juta, membuat mereka tercatat sebagai klub dengan pemasukan terbesar di Italia pada periode ini.
Uniknya, jumlah pemain yang dilepas Rossoneri pun bukan angka kecil. Lebih dari 20 pemain keluar dari San Siro. Ada sumber yang menyebut 22, sebagian lain menuliskan 25, bahkan ada yang memperkirakan sampai 27 nama. Perbedaan itu muncul karena variabel penghitungan yang digunakan—apakah termasuk pemain yang dipinjamkan atau hanya yang dilepas permanen. Namun, satu hal yang jelas: separuh dari jumlah tersebut hengkang lewat status pinjaman.
Rekrutan Mahal: Jashari dan Nkunku
Tidak berhenti pada aktivitas keluar, Milan juga melakukan belanja besar. Total pengeluaran klub mencapai kurang lebih €159 juta untuk mendatangkan 10 pemain anyar. Dari jumlah tersebut, dua nama menonjol sebagai pembelian termahal: Ardon Jashari dan Christopher Nkunku.
Keduanya direkrut dari Club Brugge dengan mahar masing-masing di atas €35 juta. Investasi besar pada Jashari dan Nkunku memperlihatkan arah baru yang sedang ditempuh manajemen Milan. Mereka tidak hanya berburu talenta muda atau pemain berharga murah, melainkan juga berani menebus bintang dengan nilai tinggi untuk meningkatkan kualitas skuad.
Jika dihitung dengan seksama, meski total pengeluaran mencapai €159 juta, neraca keuangan Milan hanya minus €4 juta setelah dikurangi pemasukan dari penjualan pemain. Dengan kata lain, revolusi besar di dalam skuad dapat tercapai tanpa membuat keuangan klub goyah.
Tren di Serie A: Pergolakan Masal
Fenomena AC Milan tidak bisa dilepaskan dari gambaran besar Serie A secara keseluruhan. Menurut data resmi liga, ada lebih dari 170 pemain baru yang masuk ke berbagai klub Italia pada musim panas ini. Dari jumlah tersebut, 72 pemain berstatus pinjaman.
Cremonese, klub yang justru menumbangkan Milan pada laga pembuka Serie A, menjadi salah satu tim dengan pergerakan paling ekstrem. Mereka mendatangkan 16 pemain baru sekaligus melepas 31 pemain lama. Angka itu menegaskan bahwa Serie A sedang memasuki fase pergolakan yang sangat masif, di mana hampir semua klub berbenah besar-besaran.
Pernyataan CEO yang Kontras dengan Fakta
Dalam konteks AC Milan, data dan fakta ini memberikan warna tersendiri. Sebelumnya, CEO klub Giorgio Furlani sempat menyampaikan pernyataan yang kini terasa kontradiktif. Ia menyebut bahwa "revolusi tidak diperlukan," seolah ingin menekankan bahwa Milan akan bergerak hati-hati dan tidak melakukan banyak perubahan.
Namun kenyataannya berbicara lain. Sepuluh pemain baru sudah resmi berseragam merah-hitam, jumlah yang cukup untuk membentuk hampir satu tim baru. Dengan banyaknya pemain keluar, Milan praktis melakukan perombakan besar yang bertolak belakang dari klaim Furlani.
Efek Domino bagi Rossoneri
Transformasi ini tentu tidak hanya soal angka. Pergantian pemain dalam jumlah besar akan membawa konsekuensi teknis, baik dari segi adaptasi taktik, harmonisasi ruang ganti, hingga konsistensi performa di lapangan. Stefano Pioli—atau siapapun yang dipercaya memimpin tim musim ini—akan menghadapi tantangan besar untuk meramu skuad agar segera padu.
Namun di sisi lain, strategi ini bisa menjadi momentum penting untuk mengangkat kembali daya saing Milan di level domestik dan Eropa. Dengan tambahan energi dari rekrutan anyar serta pemangkasan beban skuad yang terlalu gemuk, manajemen Milan tampak berusaha menyeimbangkan ambisi dengan kestabilan finansial.
Revolusi yang Tak Terelakkan
Pada akhirnya, sulit menampik kenyataan bahwa Milan memang tengah menjalani revolusi. Walau pimpinan klub sempat menghindari istilah tersebut, fakta bahwa lebih dari 20 pemain keluar dan 10 nama baru masuk menjadikan musim panas 2025 sebagai titik balik penting.
Jika Milan mampu mengelola perubahan ini dengan baik, mereka berpotensi menjadikan musim kompetisi sebagai panggung untuk membuktikan bahwa langkah besar ini bukan sekadar bongkar pasang pemain, melainkan fondasi untuk era baru. Namun jika tidak, revolusi ini bisa saja menimbulkan guncangan internal yang berisiko menghambat perjalanan mereka.
Apapun hasilnya, AC Milan sudah menorehkan catatan paling mencolok dalam bursa transfer Serie A 2025. Mereka bukan hanya klub paling aktif, tetapi juga simbol bagaimana sebuah transformasi besar sedang mengalir deras di sepak bola Italia.