BBM

Belajar Aman Angkut BBM dari Nagekeo

Belajar Aman Angkut BBM dari Nagekeo
Belajar Aman Angkut BBM dari Nagekeo

JAKARTA - Sebuah peristiwa yang terjadi di Kabupaten Nagekeo menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan dalam mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya di wilayah dengan akses logistik yang masih bergantung pada kendaraan pribadi atau nonkomersial. Peristiwa ini mengundang perhatian publik dan pihak berwenang untuk kembali menekankan pentingnya standar keselamatan dan prosedur yang tepat dalam pengangkutan BBM.

Pada hari Jumat pagi, sebuah mobil pikap yang tidak memiliki nomor polisi mengalami insiden kebakaran di wilayah Boawae, Nagekeo. Kendaraan tersebut sedang mengangkut BBM jenis Pertalite dalam jumlah cukup banyak, yakni sekitar 90 liter yang disimpan dalam tiga jeriken berukuran besar.

Mobil tersebut dikemudikan oleh seorang pelajar berusia 18 tahun bernama Alberikus Meka, yang saat itu ditemani seorang penumpang bernama Vinsensius Deklofis Mere. Keduanya merupakan warga setempat yang diketahui masih berstatus sebagai pelajar. Meski terkesan sederhana, perjalanan mereka membawa pesan penting tentang tanggung jawab dan keselamatan dalam setiap aktivitas yang melibatkan zat mudah terbakar seperti BBM.

Insiden terjadi di ruas Jalan Trans Flores, tepatnya di sekitar Gereja Katolik St. Fransiskus Boawae. Berdasarkan keterangan pihak Kepolisian Sektor Boawae, peristiwa bermula ketika muncul kepulan asap dari bagian belakang kendaraan yang terlihat pertama kali oleh Vinsensius. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 09.39 WITA.

"Menurut dugaan sementara, api berasal dari kebocoran BBM Pertalite yang kemudian merembes dan mengenai bagian panas mesin mobil," jelas Kapolsek Boawae, Ipda Ferdi Minabelo.

Kesigapan sang pengemudi patut diapresiasi. Begitu menyadari munculnya api di bagian belakang kendaraan, Alberikus segera menghentikan mobil dan berusaha mencari bantuan warga sekitar. Meski hanya mengandalkan alat seadanya, warga setempat segera ikut membantu upaya pemadaman.

Namun demikian, api yang sudah terlanjur membesar sulit dipadamkan secara manual. Api akhirnya dapat dikendalikan sekitar 25 menit kemudian, setelah satu unit mobil pengangkut air keliling dikerahkan untuk menyiram kendaraan yang terbakar.

Meskipun mobil mengalami kerusakan cukup berat akibat dilalap si jago merah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Baik pengemudi maupun penumpang selamat dan tidak mengalami luka. Estimasi kerugian dari insiden ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kejadian serta mengevakuasi kendaraan untuk penyelidikan lebih lanjut. Langkah cepat dari pihak berwenang dalam menangani insiden ini patut diapresiasi. Selain memastikan keamanan di lokasi, investigasi yang sedang dilakukan juga bertujuan agar kejadian serupa bisa dicegah di masa mendatang.

Insiden ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya prosedur pengangkutan BBM yang benar. Mengingat BBM merupakan zat yang sangat mudah terbakar, pengangkutannya harus mengikuti standar keselamatan yang ketat. Penggunaan kendaraan tanpa spesifikasi keamanan khusus serta pengemudi yang belum memiliki pengalaman bisa menjadi faktor risiko yang besar.

Situasi di daerah seperti Nagekeo, di mana distribusi BBM sering kali dilakukan secara mandiri oleh warga, perlu mendapat perhatian lebih. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang cara aman membawa BBM adalah langkah preventif yang sangat dibutuhkan. Pelatihan sederhana tentang cara menyimpan bahan bakar, memilih kontainer yang sesuai, serta mengetahui potensi bahaya dari panas mesin adalah langkah awal yang bisa menyelamatkan banyak nyawa dan harta benda.

Perlu juga diperkuat regulasi lokal terkait distribusi BBM skala kecil yang biasa dilakukan oleh warga. Kolaborasi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan bisa menjadi solusi jangka panjang untuk membangun budaya keselamatan di masyarakat.

Kapolsek Boawae menyampaikan bahwa pihaknya terus mendalami kasus ini agar bisa menjadi acuan edukasi dan penguatan sistem pengangkutan BBM. “Kami berharap masyarakat semakin sadar akan bahaya membawa BBM dalam jumlah besar tanpa standar pengamanan yang layak. Hal-hal seperti ini akan kami tindak lanjuti bersama pemangku kepentingan lainnya,” tambah Ipda Ferdi Minabelo.

Keselamatan harus menjadi prioritas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam aktivitas sehari-hari seperti membawa BBM untuk kebutuhan rumah tangga atau usaha kecil. Peristiwa di Boawae bukan hanya cerita tentang mobil yang terbakar, melainkan juga pengingat bagi semua pihak bahwa sedikit kelalaian dapat berdampak besar, dan bahwa edukasi serta kesadaran adalah benteng pertahanan utama.

Dengan semangat gotong royong dan perhatian terhadap keselamatan bersama, masyarakat diharapkan bisa lebih siap dan cermat dalam menghadapi risiko yang mungkin muncul, terutama dalam aktivitas yang berkaitan langsung dengan bahan bakar atau zat berbahaya lainnya. Pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum diharapkan terus memperkuat sosialisasi mengenai standar keselamatan yang mudah dipahami dan bisa diterapkan oleh semua lapisan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index