pengertian pasar input

Pengertian Pasar Input, Ciri, Kelebihan, dan Macam macamnya

Pengertian Pasar Input, Ciri, Kelebihan, dan Macam macamnya
pengertian pasar input

JAKARTA - Pengertian pasar input merujuk pada pasar tempat faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku diperdagangkan. 

Sebagai bagian dari ekonomi, pasar input mendukung proses produksi barang dan jasa.

Ilustrasi: Bayangkan sebuah pasar sayur. Di pasar ini, pedagang sayur membeli bahan baku seperti sayuran segar dari petani, yang merupakan contoh sederhana dari pasar input. 

Petani menjual sayuran (sebagai faktor produksi) ke pedagang yang kemudian menjualnya ke konsumen. Di sinilah kita bisa melihat gambaran pasar input secara nyata, di mana tenaga kerja dan bahan baku menjadi komponen yang diperdagangkan.

Sama halnya, dalam dunia yang lebih besar, perusahaan akan membeli berbagai faktor produksi di pasar input, seperti membeli bahan baku untuk pabrik atau menyewa tenaga kerja untuk operasional.

Dengan begitu, pengertian pasar input mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan sumber daya yang digunakan dalam produksi barang dan jasa.

Pengertian Pasar Input

Pengertian pasar input merujuk pada pasar yang menyediakan berbagai faktor produksi, seperti sumber daya alam, modal, tenaga kerja, dan kewirausahaan. 

Pasar ini menawarkan berbagai barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi yang tersedia di pasar ini mendukung kelancaran produksi barang dan jasa.

Harga faktor produksi ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap faktor tersebut. 

Permintaan terhadap faktor produksi ini bersifat turunan (derived demand), artinya permintaan input dipengaruhi oleh permintaan terhadap output yang dihasilkan.

Dalam hal ini, rumah tangga sebagai penyedia faktor produksi menjualnya kepada pengusaha yang membutuhkan. Sebagai imbalannya, pemilik faktor produksi akan menerima pendapatan berupa balas jasa dari para pengusaha.

Suatu produksi akan berjalan lancar jika faktor produksi yang dibutuhkan tersedia di pasar faktor produksi. Ketersediaan ini sangat penting bagi kelangsungan proses produksi yang efisien.

Ciri Pasar Input

Pasar ini berupa aktivitas atau kegiatan yang tidak memiliki bentuk fisik. Dalam pasar ini, transaksi antara permintaan dan penawaran dilakukan dalam volume yang besar. 

Jenis penawaran dan permintaan disesuaikan dengan produk yang dihasilkan. Penawaran faktor produksi dapat berbentuk monopoli, sementara permintaan bersifat kolektif.

Selain pasar input, terdapat juga pasar output yang penting untuk dipahami. Mari kita bahas pengertian pasar output agar lebih jelas perbedaannya dengan pasar input.

Pengertian pasar output merujuk pada pasar yang menyediakan barang atau jasa yang merupakan hasil produksi. Di pasar ini, yang diperjualbelikan adalah barang jadi atau barang setengah jadi. 

Pasar output ini adalah yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, yang biasa disebut dengan "pasar." Ciri-ciri pasar output:

  • Terdapat banyak penjual dan pembeli
  • Penjual dan pembeli bebas masuk dan keluar pasar
  • Produk yang dijual umumnya homogen
  • Faktor produksi bergerak bebas, dan individu tidak dapat mempengaruhi harga pasar

Perbedaan Pasar Input dan Pasar Output

Pasar Input

  • Penawaran di pasar input berasal dari konsumen atau masyarakat.
  • Yang diperjualbelikan adalah faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber daya alam, modal, dan kewirausahaan.
  • Hasil yang diperoleh berupa upah, gaji, sewa, bunga, dan laba.
  • Permintaan datang dari produsen.
  • Pasar ini dikategorikan sebagai pasar yang bersifat abstrak.

Pasar Output

  • Penawaran di pasar output berasal dari produsen atau pengusaha.
  • Yang diperjualbelikan adalah hasil produksi, baik berupa barang setengah jadi maupun barang jadi.
  • Hasil yang diperoleh berupa uang yang didapat dari penjualan barang setengah jadi atau barang jadi.
  • Permintaan datang dari masyarakat atau konsumen.
  • Pasar ini dikategorikan sebagai pasar yang bersifat nyata.

Kelebihan dan Kekurangan Pasar Input

Kelebihan Pasar Input

  • Pasar input menawarkan sumber pembiayaan jangka panjang untuk dunia usaha.
  • Memberikan peluang untuk melakukan diversifikasi.
  • Menjadi sarana yang efektif dalam mengalokasikan sumber dana secara optimal bagi investor.

Kekurangan Pasar Input

  • Ketidakstabilan kurs dapat mempengaruhi harga saham.
  • Saham di pasar modal sering kali bersifat spekulatif, yang berisiko merugikan pihak tertentu.
  • Proses mekanisme pasar modal yang cukup rumit dapat menyulitkan pihak-pihak yang ingin terlibat.

Seperti yang telah dijelaskan, permintaan input dalam pasar faktor produksi bersifat permintaan turunan (derived demand), yang berarti permintaan terhadap input dipengaruhi oleh permintaan output-nya. 

Untuk memperjelas, mari kita lihat beberapa macam pasar input yang ada.

Macam-macam Pasar Input

Pasar Input Tanah

Pasar input tanah, yang juga dikenal sebagai pasar sumber daya alam, merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam proses produksi. Tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki peranan yang tak bisa dipandang sebelah mata. 

Untuk memperoleh tanah, sebuah perusahaan harus membayar biaya atau imbalan kepada pemilik tanah, yang dalam hal ini adalah rumah tangga produsen. Biaya ini dikenal sebagai sewa tanah.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah jumlah tanah terbatas dan tidak dapat bertambah, sementara jumlah penduduk terus berkembang, meningkatkan permintaan akan tanah sebagai faktor produksi. 

Oleh karena itu, meskipun harga tanah meningkat, penawarannya tetap tidak berubah, yang menjadikannya inelastis sempurna.

Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan harga sewa tanah, yang menjadi acuan pemilik tanah dalam menentukan biaya sewa tanah. Berikut adalah penjelasan mengenai teori-teori tersebut:

a. Teori Kesuburan Asli Tanah

Teori ini menyatakan bahwa harga sewa tanah tergantung pada tingkat kesuburan tanah tersebut. Semakin subur tanah, semakin besar output yang bisa dihasilkan, sehingga harga sewanya akan semakin tinggi.

b. Teori Perbedaan Kesuburan Tanah

Dikemukakan oleh David Ricardo, teori ini menyatakan bahwa tingkat kesuburan tanah berbeda-beda. Tanah yang kurang subur akan memiliki harga sewa yang lebih rendah, sedangkan tanah yang subur akan memiliki harga sewa yang lebih tinggi.

c. Teori Letak Tanah

Teori ini menyebutkan bahwa lokasi tanah juga mempengaruhi harga sewanya. Tanah yang terletak dekat dengan fasilitas umum dan pusat kegiatan ekonomi akan memiliki harga sewa yang lebih tinggi karena biaya distribusi hasil produksi akan lebih murah.

d. Teori Harga Derivasi Tanah

Menurut teori ini, harga sewa tanah dipengaruhi oleh permintaan atas barang yang dapat dihasilkan oleh tanah tersebut. 

Misalnya, jika harga cabai sedang tinggi, maka petani cenderung menambah lahan untuk menanam cabai, yang dapat menyebabkan harga sewa tanah untuk pertanian cabai meningkat.

Pasar Input Tenaga Kerja

Pasar input tenaga kerja, yang juga dikenal sebagai pasar input sumber daya manusia, mengacu pada jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mendukung proses produksi. 

Penggunaan sumber daya manusia atau tenaga kerja sangat tergantung pada besar atau kecilnya proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas hasil produksi. Jika perusahaan ingin menghasilkan produk berkualitas tinggi, mereka harus menggunakan tenaga kerja yang berkualitas pula. 

Oleh karena itu, untuk mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, perusahaan harus memenuhi berbagai faktor pendukung sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi tenaga kerja dalam proses produksi. Faktor pendukung tersebut antara lain adalah:

a. Pengertian Upah Tenaga Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), upah adalah uang atau imbalan yang dibayarkan sebagai balasan atas jasa atau tenaga yang telah dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. 

Selain dalam bentuk uang, imbalan ini juga bisa berupa barang atau fasilitas lainnya. Tujuan pemberian upah adalah agar tenaga kerja dapat memperoleh kehidupan yang layak.

Pemberian upah kepada tenaga kerja harus mengikuti aturan atau teori pengupahan yang berlaku. Berikut adalah beberapa teori yang menjelaskan mengenai besaran upah tenaga kerja:

b. Teori Upah Tenaga Kerja

Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan besaran upah tenaga kerja:

  • Teori Upah Normal

David Ricardo mengemukakan teori upah alami (natural wage), yang juga dikenal dengan teori upah normal. Menurut teori ini, besaran upah ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar. 

Upah normal merupakan besaran upah yang dianggap cukup agar tenaga kerja dapat hidup dengan layak, berdasarkan kemampuan perusahaan dan biaya hidup tenaga kerja.

  • Teori Upah Besi

Teori ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memberikan upah yang rendah kepada tenaga kerja agar dapat memperoleh keuntungan lebih besar. 

Dampaknya, upah yang diberikan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup tenaga kerja dalam tingkat minimum. Hal ini dapat mendorong terbentuknya serikat pekerja di dalam perusahaan.

  • Teori Upah Etika

Teori ini menyatakan bahwa besaran upah yang diterima oleh tenaga kerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi tenaga kerja, tetapi juga untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. 

Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memberikan tunjangan tambahan seperti tunjangan kesehatan, transportasi, dan jaminan hari tua untuk memastikan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

  • Teori Upah Produktivitas Batas Kerja

Teori ini dikenal sebagai teori yang paling modern, yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya upah ditentukan oleh produktivitas tenaga kerja itu sendiri. 

Agar produktivitas tenaga kerja tidak berlebihan, perusahaan menetapkan batas produktivitas tenaga kerja, yang dikenal dengan istilah marginal productivity.

Pasar Input Pengusaha (Kewirausahaan)

Dalam suatu proses produksi, faktor produksi kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting. 

Faktor ini membutuhkan keahlian khusus dan berperan untuk mengelola berbagai komponen faktor produksi lainnya, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal, dengan cara yang efisien untuk meminimalkan kerugian.

Berikut adalah beberapa pendukung faktor produksi kewirausahaan:

a. Laba Wirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha dalam mengelola perusahaan akan tercermin pada keuntungan yang dihasilkan. 

Jika seorang wirausaha berhasil mengelola perusahaan dengan baik, maka perusahaan tersebut akan memperoleh laba yang signifikan.

Namun, tidak selalu perusahaan berjalan mulus, kadang perusahaan mengalami kerugian atau bahkan mencapai titik impas.

b. Teori Laba Wirausaha

Teori laba wirausaha menjelaskan dasar bagi seorang wirausaha untuk memperoleh laba, berikut adalah beberapa teori terkait:

  • Teori Inovasi

J.B. Schumpeter berpendapat bahwa untuk meningkatkan keuntungan, wirausaha harus mampu melakukan inovasi pada produk atau mengembangkan produk baru.

  • Teori Nilai Lebih

Karl Marx menyatakan bahwa laba yang diperoleh wirausaha sering kali berasal dari selisih antara nilai yang diberikan tenaga kerja dengan upah yang diterimanya. Wirausaha memperoleh laba tambahan dari perbedaan tersebut.

  • Teori Keuntungan

Jean Baptiste Say berpendapat bahwa wirausaha memperoleh upah dari mengelola perusahaan. Selain itu, jika wirausaha berinvestasi modal dalam perusahaan, ia akan mendapatkan bunga modal.

  • Teori Risiko Usaha

Menurut Hawley, seorang wirausaha harus menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul jika usahanya gagal. Oleh karena itu, wirausaha berhak memperoleh laba sebagai kompensasi atas risiko tersebut.

  • Teori Residu

David Ricardo mengemukakan bahwa laba wirausaha berasal dari selisih antara pendapatan total dan biaya total. Selisih ini merupakan keuntungan yang diperoleh wirausaha setelah semua biaya dikeluarkan.

c. Unsur-Unsur Laba Wirausaha

Laba wirausaha terdiri dari beberapa unsur, di antaranya:

  • Upah Wirausaha: Diterima oleh wirausaha atas kemampuannya dalam mengelola perusahaan.
  • Bunga Modal: Diperoleh jika wirausaha menginvestasikan modalnya dalam perusahaan.
  • Sewa Tanah: Diterima jika wirausaha juga merupakan pemilik tempat usaha.
  • Premi Risiko: Diberikan kepada wirausaha karena potensi risiko kerugian yang mungkin terjadi dalam menjalankan perusahaan.

Pasar Input Modal

Modal adalah salah satu faktor penting dalam proses produksi. Modal ini tidak hanya berupa uang, tetapi juga dapat berupa barang yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

a. Bunga Modal

Barang modal adalah sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan produksi atau barang hasil produksi yang digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan barang lainnya. 

Untuk memperoleh bunga modal, perusahaan membutuhkan sumber dana yang diinvestasikan.

Hasil dari investasi ini adalah bunga modal atau tingkat pengembalian modal (rate of return of capital), yang biasanya dihitung dalam bentuk persentase per tahun atau dikenal dengan istilah tingkat suku bunga. 

Secara sederhana, bunga modal adalah balas jasa yang diterima pemilik modal sebagai imbalan atas investasi modal yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi.

b. Teori Bunga Modal

Beberapa teori berikut ini dapat digunakan untuk menjelaskan tentang bunga modal:

  • Teori Produktivitas

Menurut J. B. Say, modal pinjaman dapat digunakan untuk kegiatan yang produktif. 

Dengan penambahan modal, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksinya, dan kelebihan dari investasi tersebut akan diberikan kepada pemilik modal dalam bentuk bunga modal.

  • Teori Abstinence (Teori Pengorbanan)

Teori ini menyatakan bahwa bunga modal diberikan karena pemilik modal telah mengorbankan modalnya untuk digunakan orang lain dalam proses produksi. 

Bunga modal diberikan sebagai balas jasa kepada pemilik modal atas penggunaan modalnya oleh orang atau perusahaan lain.

  • Teori Agio (Time Preference Theory)

Teori Agio, yang dikemukakan oleh Von Bohm Bawerk, berpendapat bahwa jika seseorang meminjam uang, ia dapat segera membelanjakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadinya dan langsung merasakan hasilnya. 

Oleh karena itu, bunga modal diberikan sebagai kompensasi atas penundaan penggunaan uang tersebut.

  • Teori Liquidity Preference

John Maynard Keynes menyatakan bahwa bunga modal diberikan sebagai kompensasi atas pengorbanan untuk tidak menggunakan uang likuid, karena dipinjam oleh orang atau pengusaha lain. 

Hal ini terjadi karena banyak orang lebih memilih uang tunai, dengan alasan-alasan berikut:

  1. Motif Transaksi: Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  2. Motif Berjaga-jaga: Untuk kebutuhan yang tidak terduga.
  3. Motif Spekulasi: Untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga.
  • Teori Bunga Dinamis

Menurut Schumpeter, barang modal yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan keuntungan atau laba. Sebagian dari laba tersebut kemudian diberikan sebagai bunga modal kepada pemilik modal.

Sebagai penutup, dengan memahami pengertian pasar input, kita dapat melihat peran penting faktor produksi dalam mendukung jalannya perekonomian serta interaksi antara penawaran dan permintaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index