Transportasi

Gubernur Koster Resmikan Pembentukan BUMD Pangan, Air, Energi, dan Transportasi untuk Masa Depan Bali

Gubernur Koster Resmikan Pembentukan BUMD Pangan, Air, Energi, dan Transportasi untuk Masa Depan Bali
Gubernur Koster Resmikan Pembentukan BUMD Pangan, Air, Energi, dan Transportasi untuk Masa Depan Bali

JAKARTA – Dalam langkah strategis membangun masa depan Bali yang mandiri dan berkelanjutan, Gubernur Bali Wayan Koster memimpin langsung rapat pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) yang fokus pada empat sektor krusial: pangan, air, energi, dan transportasi. Rapat ini digelar pada siang di Gedung Kertha Sabha, Jayasabha, dan menjadi bagian penting dari implementasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru.

Langkah tersebut diambil untuk membangun fondasi pembangunan Bali secara komprehensif demi mewujudkan kemandirian di bidang vital yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

“Saya ingin membuat tatanan kehidupan masa depan Bali sehingga Pemimpin kedepan memiliki pondasi pembangunan Bali yang baik sesuai yang tertuang dalam Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru,” tegas Gubernur Koster dalam arahannya.

Energi Ramah Lingkungan Jadi Prioritas

Salah satu fokus utama dari pembentukan BUMD ini adalah kemandirian energi. Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bali sebagai pulau yang mandiri energi berbasis sumber daya bersih dan ramah lingkungan. Ia bahkan menyebut bahwa seluruh pembangkit listrik yang beroperasi di Bali ke depan harus menggunakan bahan bakar yang tidak mencemari udara.

“Selain pembangkit listrik yang harus ramah lingkungan agar udara Bali tidak mengalami polusi, saya juga mendorong penggunaan PLTS Atap,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sumber-sumber utama polusi udara di Bali berasal dari pembangkit listrik, industri, dan kendaraan berbahan bakar fosil. Karena itu, ia mendorong peralihan masyarakat ke kendaraan listrik sebagai langkah konkret menekan emisi karbon.

Gubernur Koster juga menyuarakan harapannya agar masyarakat Bali tidak lagi mengalami krisis pasokan listrik. Keandalan pasokan energi, menurutnya, adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan kenyamanan hidup masyarakat.

Pemanfaatan Sumber Daya Air Secara Merata

Selain energi, sektor air juga mendapat perhatian serius. Bali sebenarnya memiliki debit air yang cukup besar, namun distribusinya tidak merata. Di beberapa wilayah, air berlimpah bahkan sampai terbuang, sementara di daerah lain justru mengalami kelangkaan.

“Ketersediaan debit air di Bali sebenarnya cukup banyak namun belum dimanfaatkan secara baik. Satu daerah airnya melimpah bahkan sampai terbuang, namun ada daerah yang kekurangan air,” tegas Koster.

Ia menyatakan bahwa salah satu misi BUMD Air yang akan dibentuk adalah memastikan distribusi air yang adil dan efisien, agar tak ada lagi wilayah di Bali yang mengalami kesulitan air bersih.

Kedaulatan Pangan: Bali Hidup dari Buminya Sendiri

Di sektor pangan, Gubernur Koster menyampaikan keinginannya agar masyarakat Bali mampu memenuhi kebutuhan pangan dari tanah Bali sendiri. Ia menyebut Bali memiliki tanah yang sangat subur dan kaya komoditas lokal berkualitas tinggi, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Bali itu kaya akan sumber pangan. Saya ingin masyarakat Bali untuk makan atau hidupnya bisa semuanya terpenuhi dari Bali sendiri. Tidak harus mendatangkan dari luar Bali,” ujarnya.

BUMD Pangan nantinya berfungsi untuk membeli hasil panen petani secara langsung dengan pembayaran di muka, agar petani tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menikmati hasil kerja mereka. Ini juga diharapkan dapat memutus rantai tengkulak atau sistem ijon yang selama ini merugikan petani lokal.

“Dengan hadirnya BUMD akan memutus Pengijon atau Tengkulak sehingga petani mendapatkan harga yang pantas,” ungkap Koster, sambil menambahkan bahwa hotel-hotel di Bali nantinya wajib mengakomodasi dan menggunakan produk pertanian lokal.

Lebih jauh, ia mendorong inovasi di sektor pertanian dengan pendekatan teknologi modern, terutama dalam pemanfaatan lahan kering. Ini penting untuk mendukung konsep pertanian berkelanjutan di Bali.

Transportasi Bali Butuh Sistem yang Terintegrasi dan Profesional

Pada sektor transportasi, Gubernur Koster menyoroti pentingnya pengelolaan transportasi yang profesional untuk menjawab tantangan mobilitas yang semakin kompleks, khususnya di darat. Ia mencatat bahwa pertumbuhan kendaraan di Bali jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jalan, yang menyebabkan kemacetan dan menurunnya kualitas layanan mobilitas.

“Pengelolaan angkutan umum yang baik menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah mobilitas di Bali,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi Bali melalui BUMD Transportasi akan mengembangkan sistem transportasi terintegrasi berbasis layanan publik. Tujuan utamanya adalah menciptakan moda transportasi darat yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Gubernur Koster juga menekankan pentingnya penguatan kelembagaan sebagai dasar pengelolaan transportasi yang berkelanjutan. Transportasi publik bukan hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menyediakan layanan publik yang merata bagi seluruh masyarakat Bali.

Sinergi Antarinstansi Diperlukan

Dalam rapat pembentukan BUMD tersebut, turut hadir Tim Percepatan Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, Kepala Perangkat Daerah, serta perwakilan dari kabupaten dan kota se-Bali. Kolaborasi lintas sektor ini disebut sebagai bagian penting dalam mendukung kelancaran operasional BUMD di masa mendatang.

Langkah Koster ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk pelaku usaha dan akademisi yang melihat bahwa inisiatif tersebut menjadi langkah visioner dalam meletakkan dasar pembangunan Bali ke depan yang berfokus pada kedaulatan sumber daya lokal.

Pembentukan BUMD dan Perseroda di sektor pangan, air, energi, dan transportasi menjadi tonggak penting bagi transformasi Bali ke arah yang lebih berdaulat, mandiri, dan ramah lingkungan. Dengan kebijakan ini, Gubernur Koster tidak hanya merespons kebutuhan saat ini, tapi juga meletakkan pondasi jangka panjang bagi generasi mendatang.

Kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pembangunan Bali tidak semata-mata bertumpu pada sektor pariwisata, tetapi juga pada kekuatan domestik yang mampu menopang ketahanan wilayah secara holistik. Di tengah tantangan global, upaya ini sekaligus menjadi model bagaimana daerah lain di Indonesia bisa mengembangkan kemandirian berbasis potensi lokal, terutama dalam bidang transportasi, energi, air, dan pangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index