JAKARTA – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mendorong peningkatan konektivitas udara demi memperkuat posisi daerah sebagai pintu gerbang pariwisata dan perdagangan. Salah satu langkah strategis yang tengah dijajaki adalah pembukaan jalur penerbangan langsung dari Lombok ke dua kota besar di kawasan Asia-Pasifik, yakni Perth (Australia) dan Bangkok (Thailand).
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan bahwa pihaknya saat ini tengah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah maskapai penerbangan internasional untuk merealisasikan rencana tersebut. Upaya ini dinilai krusial untuk memperluas jaringan transportasi udara yang dapat menghubungkan NTB secara langsung dengan pasar internasional.
"Kami sudah melakukan beberapa langkah konkret dan kini sedang dalam proses penjajakan dengan sejumlah maskapai untuk membuka jalur penerbangan langsung ke Perth dan Bangkok. Ini bagian dari strategi besar kami untuk meningkatkan konektivitas NTB ke dunia internasional," ujar Gubernur Iqbal dalam keterangannya di Mataram.
Tingkatkan Akses dan Distribusi
Menurut Iqbal, pembukaan rute internasional baru ini akan berdampak signifikan terhadap distribusi barang dan mobilitas wisatawan. Selama ini, ketergantungan pada bandara penghubung di Jakarta, Bali, dan Surabaya menyebabkan biaya logistik menjadi tinggi dan waktu tempuh wisatawan ke NTB menjadi lebih panjang.
"Dengan adanya penerbangan langsung, distribusi barang menjadi lebih efisien, dan arus masuk wisatawan akan semakin lancar. Ini bukan hanya soal pariwisata, tetapi juga menyangkut aktivitas ekonomi yang lebih luas," ungkap Iqbal.
Saat ini, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Praya, Lombok Tengah, merupakan satu-satunya bandara internasional di wilayah NTB. Bandara ini telah melayani penerbangan langsung ke Kuala Lumpur, Malaysia, dan Singapura. Namun, Iqbal menilai masih banyak potensi pasar internasional yang belum tergarap maksimal, termasuk kawasan Asia Tenggara dan Australia.
Peningkatan Penerbangan Domestik
Selain fokus pada konektivitas internasional, Pemerintah Provinsi NTB juga mendorong peningkatan frekuensi penerbangan domestik dari dan menuju Lombok. Beberapa destinasi prioritas yang ingin diperkuat konektivitasnya adalah Bali, Surabaya, dan Jakarta. Langkah ini diyakini akan mempercepat mobilisasi masyarakat sekaligus mempermudah akses wisatawan domestik ke NTB.
"Kami juga terus berkomunikasi dengan operator penerbangan domestik untuk menambah frekuensi penerbangan dari Lombok ke kota-kota besar di Indonesia. Kami ingin menjadikan NTB sebagai destinasi yang mudah dijangkau dari mana pun," tambah Iqbal.
Upaya tersebut didukung dengan data yang menunjukkan tren positif pertumbuhan jumlah penumpang pesawat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang melalui penerbangan domestik ke NTB pada April 2025 tercatat sebanyak 96.242 orang, meningkat 20,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, penumpang yang berangkat dari NTB melalui penerbangan domestik mencapai 104.584 orang, naik drastis sebesar 66,71 persen dibandingkan Maret 2025. Ini menunjukkan peningkatan signifikan mobilitas masyarakat di wilayah NTB.
Tren Penumpang Internasional Fluktuatif
Di sisi lain, penerbangan internasional menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada April 2025, jumlah penumpang yang datang ke NTB melalui penerbangan internasional mencapai 12.233 orang, mengalami penurunan sebesar 12,74 persen dibandingkan Maret 2025. Sebaliknya, jumlah penumpang yang berangkat dari NTB ke luar negeri justru mengalami peningkatan signifikan.
"Penumpang yang berangkat melalui penerbangan internasional dari NTB pada April 2025 tercatat sebanyak 12.922 orang, meningkat 29,61 persen dibandingkan bulan sebelumnya," tulis laporan resmi BPS.
Data tersebut mengindikasikan bahwa meskipun ada penurunan kedatangan dari luar negeri, minat masyarakat NTB untuk bepergian ke luar negeri tetap tinggi. Hal ini juga menjadi dorongan bagi pemerintah untuk membuka lebih banyak rute internasional langsung dari Lombok guna menjawab kebutuhan tersebut.
Potensi Pariwisata dan Ekspor
NTB memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata internasional, dengan kekayaan alam seperti Pantai Kuta Mandalika, Gili Trawangan, Gunung Rinjani, dan berbagai destinasi budaya yang menarik. Tidak hanya sektor pariwisata, penguatan konektivitas udara juga diharapkan dapat menunjang sektor ekspor, khususnya produk kelautan dan pertanian.
Dengan penerbangan langsung ke Perth, NTB dapat mempercepat pengiriman hasil laut segar ke pasar Australia. Sementara penerbangan ke Bangkok dapat membuka akses ke hub logistik ASEAN yang sangat penting.
Gubernur Iqbal optimistis bahwa langkah-langkah strategis ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi pembangunan ekonomi NTB.
"Kami ingin menjadikan NTB sebagai simpul konektivitas regional dan internasional, bukan hanya dalam konteks pariwisata, tetapi juga perdagangan dan investasi," tandasnya.
Sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Maskapai
Pemerintah Provinsi NTB juga menjalin koordinasi erat dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta maskapai penerbangan swasta dan BUMN seperti Garuda Indonesia, Batik Air, hingga maskapai internasional yang memiliki basis di Asia Tenggara dan Australia.
Dukungan infrastruktur di Bandara Zainuddin Abdul Madjid juga terus ditingkatkan, termasuk perluasan terminal internasional, peningkatan kapasitas parkir pesawat, serta optimalisasi layanan imigrasi dan bea cukai untuk mendukung kelancaran arus penumpang dan logistik internasional.
Rencana pembukaan penerbangan langsung dari NTB ke Perth dan Bangkok menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah daerah dalam menjadikan provinsi ini sebagai simpul konektivitas dan ekonomi yang dinamis di kawasan timur Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah penumpang domestik dan potensi pasar internasional yang besar, kehadiran rute-rute baru ini diharapkan dapat mendorong transformasi NTB menjadi pusat pertumbuhan baru yang inklusif dan berdaya saing global.