JAKARTA - CVP adalah salah satu metode yang penting dalam dunia bisnis, yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara biaya, volume, dan profit.
Dalam hal ini, CVP membantu bisnis dalam menghitung dan memahami pengaruh dari volume penjualan dan biaya terhadap keuntungan yang dihasilkan.
Metode ini sering dikenal dengan istilah Break Even Point (BEP), yang merujuk pada cara untuk menentukan titik impas atau jumlah penjualan yang diperlukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Melalui CVP, bisnis dapat menghitung jumlah produk yang harus terjual untuk mencapai BEP atau memperoleh selisih keuntungan tertentu.
Dengan begitu, CVP adalah alat yang sangat berguna bagi perusahaan untuk merencanakan strategi penjualan dan memaksimalkan profit.
CVP adalah
Pada dasarnya, CVP adalah metode atau analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana perubahan biaya, baik biaya variabel maupun tetap, serta volume penjualan, dapat mempengaruhi laba atau keuntungan sebuah usaha.
Bagi perusahaan, analisis CVP sangat berguna untuk menentukan jumlah produksi yang tepat demi mencapai hasil yang optimal.
Metode ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja bisnis secara menyeluruh.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, CVP memberikan informasi mengenai jumlah produk yang perlu dijual agar perusahaan dapat mencapai BEP atau memperoleh margin keuntungan tertentu.
Fungsi CVP
Sebagai metode analisis yang sering diterapkan dalam dunia bisnis, CVP memegang peranan yang sangat penting.
Fungsi utama dari CVP, yakni untuk membandingkan berbagai elemen seperti biaya produksi, volume penjualan, harga jual, dan laba yang akan diperoleh perusahaan.
Dengan informasi ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengelola operasional dan strategi bisnisnya.
Selain itu, CVP juga memiliki beberapa fungsi tambahan yang tidak kalah penting, seperti:
-Membantu perusahaan dalam merencanakan dan menentukan target profit yang ingin dicapai.
-Memfasilitasi perusahaan untuk membuat keputusan terkait penetapan harga produk.
-Memberikan wawasan kepada perusahaan tentang produk mana yang paling menguntungkan untuk diproduksi.
Tujuan CVP
Selain memiliki fungsi, CVP atau Cost-Volume-Profit juga memiliki sejumlah tujuan yang perlu diperhatikan.
Tujuan utama dari CVP, yakni untuk membantu manajemen perusahaan dalam memperoleh informasi mengenai hubungan antara biaya, volume, dan keuntungan yang diperoleh.
Dengan memahami korelasi ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam menentukan jumlah produksi yang diperlukan.
Selain itu, berikut beberapa tujuan lain dari CVP yang patut diketahui:
-CVP memungkinkan perusahaan untuk memahami perbedaan biaya di setiap tahapan produksi dan penjualan. Jika terjadi perubahan volume produksi atau penjualan, CVP dapat memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh.
-Metode ini juga menyajikan informasi secara jelas sehingga perusahaan dapat mencapai titik BEP atau profit yang diinginkan.
-Dengan menganalisis perubahan biaya variabel dan tetap, CVP membantu menentukan jumlah produksi yang optimal agar hasil yang dicapai maksimal.
Komponen CVP
Setelah mempelajari berbagai fungsi dan tujuan CVP, saatnya untuk mengenal komponen-komponen yang membentuk metode ini. CVP terdiri dari sejumlah komponen yang melibatkan perhitungan dan rasio tertentu.
Berikut ini adalah beberapa komponen CVP yang perlu dipahami.
1. Rasio Contribution Margin (CM) dan Rasio Biaya Variabel
Rasio Contribution Margin (CM) dan rasio biaya variabel adalah ukuran yang menggambarkan secara jelas biaya variabel. Berikut rumusnya:
Rasio CM = Margin Kontribusi / Penjualan
Rasio Biaya Variabel = Jumlah Biaya Variabel : Penjualan
Tingginya rasio CM dan rendahnya rasio biaya variabel menunjukkan tingkat biaya variabel yang rendah.
2. Break Even Point (BEP)
BEP atau titik impas adalah jumlah produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya produksi. Rumus BEP adalah:
BEP = Jumlah Biaya Tetap : CM per Unit
3. Perubahan Laba Bersih
Perusahaan sering menghitung perubahan laba bersih yang dipengaruhi oleh perubahan dalam penjualan.
Dengan menggunakan target penjualan atau laba bersih, perusahaan dapat menilai pengaruh perubahan tersebut. Rumus perubahan laba bersih:
Total unit = (Biaya Tetap + Target Laba) : Rasio CM
4. Margin Keamanan (Margin of Safety)
Margin keamanan menggambarkan ruang gerak perusahaan, yaitu selisih antara penjualan aktual dengan penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik BEP. Rumus perhitungannya adalah:
Margin Keamanan = Penjualan Aktual – Break Even Penjualan
5. Degree of Operating Leverage (DOL)
Degree of Operating Leverage (DOL) mengukur tingkat risiko yang dihadapi perusahaan terkait perubahan volume penjualan. DOL dihitung dengan rumus:
DOL = CM / Penghasilan Bersih
Nilai DOL yang tinggi menunjukkan potensi perubahan profit yang besar, namun juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi. Banyak yang beranggapan bahwa DOL yang tinggi menguntungkan, padahal hal ini juga dapat meningkatkan risiko.
Rumus dan Cara Menghitung CVP
Rumus dan cara menghitung CVP merupakan aspek yang sangat penting bagi sebuah bisnis atau perusahaan, karena hasil perhitungannya akan berpengaruh pada keputusan yang diambil oleh perusahaan.
Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan untuk menghitung CVP, yaitu metode equation dan metode contribution margin. Berikut adalah rumus dan cara menghitung CVP yang perlu dipahami.
1. Metode Equation
Pada metode equation, persamaan yang digunakan berhubungan langsung dengan laporan laba rugi perusahaan. Dalam perhitungan menggunakan metode ini, faktor jumlah produk yang harus dijual sebagai target penjualan sangat penting.
Hal ini membantu perusahaan dalam mencapai target profit yang telah ditentukan. Rumus untuk menghitung CVP dengan metode equation adalah:
Keuntungan = Margin Kontribusi Unit x (Jumlah Produk Terjual - Biaya Tetap)
2. Contribution Margin
Metode contribution margin menjadi cara berikutnya yang bisa digunakan oleh perusahaan.
Sejatinya, contribution margin merupakan hasil selisih yang didapatkan dari total penjualan produk dan total biaya variabel.
Dalam hal ini, contribution margin mesti bernilai lebih besar daripada total biaya tetap agar bisnis dapat meraih profit.
Di samping itu, metode ini pun dapat dihitung bagi setiap unit produk dengan cara menghitung sisa yang diperoleh dari pengurangan biaya variabel setiap unit dengan harga jual untuk setiap unit.
Nah, perbandingan (rasio)-nya akan ditentukan lewat pembagian dengan jumlah penjualan.
Pada dasarnya, metode ini digunakan untuk menentukan nilai BEP penjualan. Setelah membagikan total biaya tetap dengan rasio contribution margin, nilai BEP penjualan bisa ditentukan.
Berikut ini formulasi menghitung CVP dengan metode contribution margin, yaitu:
-Jumlah BEP penjualan = Total biaya tetap / Rasio contribution margin
-Di sisi lain, untuk menghitung total penjualan produk yang diperlukan, berikut ini rumusnya:
-Total penjualan produk yang diperlukan = (Target profit + Biaya tetap) : Margin kontribusi masing-masing unit
Sebagai kesimpulan, CVP adalah alat yang sangat berguna bagi perusahaan dalam merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat terkait produksi, penjualan, dan keuntungan.
Di samping itu, CVP pun membantu perusahaan mencapai tujuan finansialnya dengan lebih efisien.