JAKARTA – Sebuah lembaga riset baru bernama Great Institute resmi diluncurkan di Jakarta. Lembaga ini hadir dengan misi utama untuk mengawal, menerjemahkan, dan mengkaji secara akademik seluruh gagasan besar dan pemikiran ideologis Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan, menyatakan bahwa keberadaan institusi ini bertujuan memberikan kontribusi ilmiah dalam bentuk kajian dan riset mendalam atas pemikiran Prabowo yang selama ini dinilainya belum sepenuhnya diimplementasikan secara konkret dalam kebijakan pemerintahan.
“Presiden Prabowo Subianto memiliki pemikiran dan gagasan yang sangat ideologis tentang birokrasi dan masa depan Indonesia. Sayangnya, hingga saat ini belum ada pihak yang mampu menerjemahkan seluruh ide besar beliau ke dalam kebijakan yang sistematis dan aplikatif,” ungkap Syahganda dalam sambutannya pada acara Grand Launching Great Institute di Jakarta.
Mengisi Kekosongan Kajian terhadap Gagasan Presiden
Syahganda menambahkan bahwa banyak pemikiran strategis Prabowo Subianto yang menurutnya sangat relevan dengan tantangan zaman, namun belum terdokumentasikan secara sistematis. Untuk itu, Great Institute hadir sebagai jembatan antara ideologi dan kebijakan, serta sebagai wadah riset independen yang fokus pada keberlanjutan visi presiden terpilih.
“Sudah saatnya ada lembaga yang tidak hanya mengkritik pemerintah, tetapi juga mampu menyajikan hasil-hasil kajian sebagai masukan konstruktif. Great Institute hadir bukan sebagai oposisi, melainkan sebagai institusi yang mendukung dengan pendekatan akademis,” ujarnya.
Riset Strategis: Dari Energi Nuklir hingga Geopolitik Global
Salah satu bentuk kontribusi nyata Great Institute adalah melakukan kajian ilmiah atas isu-isu strategis nasional dan global. Syahganda mengungkapkan bahwa lembaganya telah menyusun beberapa riset penting, termasuk analisis mendalam terhadap potensi penggunaan energi nuklir di Indonesia, yang menjadi salah satu isu sensitif dalam transisi energi nasional. “Misalnya, kami baru-baru ini melakukan kajian terkait perlu tidaknya Indonesia masuk ke dalam energi nuklir. Kami libatkan tenaga ahli dari Kementerian ESDM untuk memastikan riset kami akurat dan relevan. Setelah selesai, hasilnya kami serahkan langsung ke Kementerian ESDM sebagai bahan pertimbangan kebijakan,” jelas Syahganda.
Tidak hanya itu, Great Institute juga menaruh perhatian pada isu-isu global seperti perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta bagaimana dampaknya terhadap posisi Indonesia dalam peta perdagangan dunia. Lembaga ini ingin memastikan bahwa Presiden Prabowo mendapat masukan strategis yang berbasis riset, bukan sekadar opini. “Pak Prabowo punya cara pandang yang sangat ideologis, tetapi juga kontekstual sesuai zamannya. Tugas kami adalah menyeimbangkan dan menyelaraskan ide tersebut agar dapat menjadi kebijakan konkret yang bermanfaat untuk rakyat,” tambah Syahganda.
Siap Menjadi Mitra Pemerintah dan Kementerian
Great Institute tidak hanya akan berperan sebagai lembaga pemikir (think tank), tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan. Hasil kajian yang disusun oleh para peneliti dan akademisi Great Institute akan langsung diberikan kepada Presiden serta kementerian terkait, guna memastikan efektivitas dan keberlanjutan program pemerintahan. “Kami ingin pemikiran ideologis Presiden Prabowo tidak mengawang-ngawang, melainkan membumi dan tepat sasaran. Maka dari itu, setiap kajian kami akan disampaikan kepada kementerian yang relevan agar dapat diimplementasikan secara terukur,” ucap Syahganda.
Sebagai lembaga yang menjunjung tinggi independensi akademik, Great Institute akan melibatkan berbagai pakar lintas disiplin, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Langkah ini diambil guna memperkaya perspektif dan menjamin kualitas dari setiap riset yang dilakukan.
Visi Jangka Panjang: Reformasi Birokrasi hingga Ketahanan Nasional
Lebih jauh, Syahganda menekankan bahwa lembaga ini tidak hanya berfokus pada isu-isu jangka pendek, melainkan memiliki agenda jangka panjang seperti reformasi birokrasi, ketahanan nasional, dan kemandirian ekonomi. Ini sejalan dengan visi besar Prabowo Subianto yang selama ini konsisten mengangkat pentingnya pembangunan karakter bangsa dan penguatan institusi negara.
Dalam waktu dekat, Great Institute akan meluncurkan serial white paper berisi kajian terhadap konsep birokrasi ideologis, struktur ketahanan pangan dan energi, hingga model pertahanan nasional yang terintegrasi.
“Pemikiran Pak Prabowo tentang reformasi birokrasi berbasis ideologi bangsa sangat penting untuk kita jabarkan secara akademik agar tidak terjadi kekeliruan dalam penerapannya di lapangan,” jelas Syahganda.
Dukungan Akademisi dan Kalangan Profesional
Peluncuran Great Institute juga mendapat sambutan positif dari kalangan akademisi, praktisi kebijakan, dan profesional dari berbagai sektor. Mereka melihat institusi ini sebagai salah satu bentuk inovasi dalam memperkuat proses pembuatan kebijakan yang berbasis data dan kajian ilmiah.
Ke depan, Great Institute juga membuka peluang kerja sama dengan universitas, lembaga riset nasional, serta mitra internasional guna memperluas cakupan riset dan memperkuat legitimasi akademik dari setiap hasil kajiannya.
Lembaga Baru, Harapan Baru
Peluncuran Great Institute menandai babak baru dalam proses demokratisasi gagasan di Indonesia. Dengan hadirnya lembaga ini, pemikiran Presiden Prabowo Subianto diharapkan tidak lagi hanya menjadi wacana di ruang publik, tetapi benar-benar diimplementasikan menjadi kebijakan publik yang strategis dan berpihak pada kepentingan nasional.
Great Institute menunjukkan bahwa pengawalan terhadap ide besar seorang kepala negara tidak cukup hanya melalui diskursus politik, tetapi juga membutuhkan pendekatan ilmiah, sistematis, dan berkelanjutan. “Kami percaya bahwa perubahan besar hanya bisa diwujudkan bila didukung oleh kajian yang kuat. Great Institute akan menjadi rumah gagasan dan penggerak riset strategis untuk kemajuan Indonesia,” tutup Syahganda dengan optimisme.