Daftar Saham Media Sosial

Daftar Saham Media Sosial Populer yang Hasilkan Cuan Besar

Daftar Saham Media Sosial Populer yang Hasilkan Cuan Besar
Daftar Saham Media Sosial

JAKARTA - Saham media sosial semakin diminati seiring meningkatnya kebutuhan akan informasi, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen-Z. 

Media sosial telah muncul sebagai sarana pertukaran informasi dan sosialisasi bagi masyarakat umum. 

Namun, perlu diketahui bahwa media sosial tidak hanya dapat dinikmati sebagai pengguna, tetapi saham dari perusahaan-perusahaan ini juga bisa dimiliki.

Saat ini, beberapa platform media sosial sudah terdaftar di bursa saham, menandakan bahwa mereka telah berstatus go public

Artinya, saham dari perusahaan-perusahaan tersebut dapat dibeli oleh siapa pun. Salah satu contoh yang sangat populer di kalangan masyarakat adalah Facebook.

Di sisi lain, perkembangan media sosial di internet terus meningkat pesat, mulai dari Facebook hingga YouTube. 

Investasi di perusahaan media sosial ini diproyeksikan menguntungkan karena industri ini diprediksi terus berkembang, memberi peluang cuan yang menarik di masa depan.

Daftar Saham Media Sosial Populer

Berikut ini adalah daftar rekomendasi beberapa saham media sosial populer yang bisa menghasilkan banyak cuan bagi investor.

1. X (Twitter)

Saham media sosial dari X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menjadi salah satu yang menarik perhatian dalam daftar platform populer ini. 

Media sosial ini pertama kali diperkenalkan pada Maret 2006 oleh Jack Dorsey, dan di Indonesia X mulai populer sejak 2009, bahkan melahirkan banyak selebtweet pada masanya.

Meskipun sempat dianggap mengalami kemunduran, X tetap bertahan hingga kini. Pada kuartal kedua 2019, saham perusahaan ini bahkan meningkat hingga 10%.

Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kembalinya minat pengguna dan pengiklan setelah pembaruan desain.

Di samping itu, juga karena adanya penghapusan jutaan akun spam dan palsu yang menyebarkan kebencian, disinformasi, dan hoaks.

2. Facebook

Di Indonesia, Facebook menjadi salah satu media sosial yang paling populer. 

Platform yang dikembangkan oleh Mark Zuckerberg ini mulai tersedia untuk publik pada September 2006.

Sejak itu, Facebook mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan, mulai dari generasi milenial hingga generasi yang lebih tua. 

Facebook terdaftar di Nasdaq, sebuah bursa saham yang dikenal sebagai pusat perusahaan teknologi ternama dengan kapitalisasi pasar besar. 

Saat ini, nilai pasar Facebook mencapai sekitar US$539,26 miliar.

Ketika pertama kali diluncurkan, harga sahamnya sebesar US$38 per lembar, tetapi kini telah meningkat menjadi sekitar US$189 per lembar.

3. Weibo

Weibo, situs mikroblog populer di China, dikembangkan oleh Sina Corp dan diluncurkan pada 14 Agustus 2009. 

Sina Corp, didirikan oleh Wang Zhindong, Wang Yan, Hurst Lin, dan Ben Tsiang pada 1998.

Mereka pun telah membawa Weibo masuk ke bursa saham Nasdaq meskipun platform ini lebih banyak digunakan di dalam negeri. 

Kode saham Weibo adalah WB, dan ketika pertama kali diperjualbelikan pada 17 April 2014, harganya mencapai US$17 per lembar. 

Kini, harganya naik menjadi sekitar US$37, dengan kapitalisasi pasar senilai US$8,50 miliar.

4. Snap Inc.

Snapchat, aplikasi populer yang didirikan oleh Evan Spiegel, Bobby Murphy, dan Reggie Brown, memiliki basis pengguna yang luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Pada 2 Maret 2017, saham perusahaan ini terdaftar di bursa New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode SNAP. 

Harga awalnya mencapai US$17 per lembar dan meskipun mengalami fluktuasi, kini kembali berada di sekitar harga tersebut. 

Saham ini telah masuk dalam kategori blue chip dengan kapitalisasi pasar mencapai US$23,49 miliar.

Keuntungan Investasi Saham

Berinvestasi saham menawarkan berbagai potensi keuntungan yang membuatnya menarik bagi banyak investor, baik pemula maupun profesional. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Dividen sebagai Bagian Keuntungan Perusahaan

Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham.

Jumlah dividen ini biasanya ditentukan melalui persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), setelah mendapat usulan dari Dewan Direksi.

2. Capital Gain

Capital gain adalah selisih harga yang menguntungkan saat seorang investor menjual sahamnya di harga yang lebih tinggi dari harga beli awal.

3. Bonus Saham

Beberapa perusahaan memberikan keuntungan tambahan berupa bonus saham meskipun tidak semua menawarkan ini. 

Saham bonus biasanya berasal dari agio saham, yaitu selisih antara harga jual dengan harga normal saat perusahaan tersebut pertama kali mengajukan penawaran saham.

4. Likuiditas yang Tinggi

Salah satu kelebihan berinvestasi saham adalah tingkat likuiditasnya yang tinggi, membuat saham mudah diperjualbelikan di bursa. 

Dengan likuiditas tinggi, investor bisa membeli atau menjual saham kapan saja dengan mudah.

5. Potensi Keuntungan Tinggi

Investasi saham berpotensi menawarkan keuntungan yang signifikan meskipun juga datang dengan risiko tinggi. 

Bagi investor dengan profil risiko agresif, saham sering kali lebih menarik daripada deposito atau obligasi.

Hal itu terutama jika saham tersebut secara rutin membagikan dividen besar, yang menambah daya tariknya sebagai pilihan investasi.

Risiko Investasi Saham

Risiko investasi saham perlu dipahami oleh investor agar dapat menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi nilai dan keuntungan dari saham yang dimiliki.

Berikut ini adalah beberapa risiko investasi pada saham yang perlu diperhatikan.

1. Tidak Mendapatkan Dividen

Biasanya, dividen dibagikan kepada pemegang saham ketika perusahaan mencatatkan kinerja yang baik. 

Namun, jika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau kerugian, maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen kepada investor.

2. Capital Loss

Capital loss adalah kebalikan dari capital gain, yang terjadi saat investor menjual saham pada harga yang lebih rendah dari harga belinya.

3. Risiko Likuidasi

Jika perusahaan menghadapi kebangkrutan atau dilikuidasi maka pemegang saham menjadi pihak terakhir yang memiliki hak klaim atas aset perusahaan setelah semua kewajiban dibayarkan. 

Apabila aset yang tersisa tidak cukup maka pemegang saham mungkin tidak mendapatkan apa-apa. 

Likuidasi ini melibatkan pembubaran perusahaan melalui penjualan aset, pembayaran kewajiban, dan distribusi dana yang tersisa kepada pemegang saham. 

Kebangkrutan, yang terjadi ketika perusahaan tidak dapat membayar utang jatuh tempo, biasanya menjadi pemicu utama proses likuidasi ini.

4. Risiko Delisting

Risiko ini muncul ketika saham perusahaan dihapus dari pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau mengalami delisting

Kondisi ini memaksa investor untuk menjual sahamnya terlepas dari nilainya saat itu, karena saham tersebut tidak lagi dapat diperdagangkan bebas di pasar modal. 

Delisting dapat terjadi secara sukarela oleh perusahaan (voluntary delisting) atau karena paksaan akibat kondisi tertentu (force delisting).

Saham media sosial memberikan peluang investasi yang menarik, dengan potensi pertumbuhan yang pesat seiring berkembangnya industri teknologi dan komunikasi. 

Jika kamu tertarik untuk berinvestasi dan meraih keuntungan dari sektor yang terus berkembang ini maka pertimbangkan untuk memulai investasi di saham media sosial sekarang juga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index