BNI

BNI Perkuat UMKM Tembus Pasar Ekspor, 27 Ton Ikan Layur Beku Diekspor ke China

BNI Perkuat UMKM Tembus Pasar Ekspor, 27 Ton Ikan Layur Beku Diekspor ke China
BNI Perkuat UMKM Tembus Pasar Ekspor, 27 Ton Ikan Layur Beku Diekspor ke China

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia untuk menembus pasar global. Komitmen ini dibuktikan melalui pelepasan ekspor perdana sebanyak 27 ton komoditas ikan layur beku (Frozen Ribbon Fish) ke pasar Tiongkok oleh UMKM binaan BNI, yakni PT Satya Komira Trinadi Perkasa, yang kini tergabung dalam Holding UMKM Perikanan.

Ekspor perdana tersebut dilakukan yang bersamaan dengan peluncuran resmi Holding UMKM Perikanan yang menjadi bagian dari strategi nasional penguatan sektor usaha kecil. Inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM, serta menjadi tonggak baru dalam pemberdayaan UMKM berbasis ekspor yang dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan.

Langkah Strategis Dorong UMKM Go Global

Komoditas ikan layur beku yang diekspor ke China tersebut memiliki nilai transaksi mencapai USD 72.488,70. China dipilih sebagai negara tujuan ekspor pertama karena memiliki potensi pasar yang sangat besar dalam sektor perikanan. Negara ini juga dikenal sebagai salah satu mitra dagang strategis Indonesia di bidang produk hasil laut.

“Ekspor ini merupakan langkah nyata dalam mendukung UMKM Indonesia agar mampu terlibat aktif dalam rantai pasok global. Kami melihat pasar Tiongkok sebagai pintu masuk penting bagi produk-produk perikanan berkualitas dari Indonesia,” ujar Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo dalam keterangan tertulis.

Menurut Okki, pencapaian ini tidak terlepas dari strategi pendampingan dan pembinaan terintegrasi yang selama ini diterapkan oleh BNI kepada pelaku UMKM. Melalui pendekatan berbasis klaster, UMKM tidak hanya diberikan akses pembiayaan, tetapi juga didampingi dari sisi peningkatan kapasitas produksi, penguatan manajemen, hingga perluasan jejaring pasar domestik dan internasional.

“Kami ingin menjadi mitra strategis yang aktif mendorong UKM untuk berkembang dan menembus pasar ekspor. Keberhasilan ekspor ikan layur beku ini menjadi bukti bahwa pendekatan klaster yang kami lakukan efektif,” lanjut Okki.

Kolaborasi Lintas Sektor Perkuat Ekosistem UMKM

Pelepasan ekspor ini turut dihadiri langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, bersama jajaran eksekutif BNI dan pelaku usaha perikanan. Maman menyambut baik langkah BNI dan pelaku UMKM yang telah berhasil menembus pasar ekspor dan berharap model pemberdayaan ini dapat direplikasi di sektor lain.

“Kami sangat mengapresiasi langkah BNI dan PT Satya Komira Trinadi Perkasa yang telah menunjukkan bahwa UMKM Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global. Inisiatif ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara sektor perbankan dan pelaku usaha mampu menciptakan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Maman dalam sambutannya.

Kehadiran Holding UMKM Perikanan dinilai menjadi katalisator baru untuk memperkuat sinergi antar pelaku industri perikanan, khususnya dalam skala kecil dan menengah. Holding ini diharapkan mampu menciptakan efisiensi, meningkatkan kualitas produk, serta membuka akses yang lebih luas ke pasar ekspor.

Perjanjian Kerja Sama BNI dan Kementerian Koperasi

Sebagai bentuk kelanjutan dari komitmen ini, BNI juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) strategis dengan Kementerian Koperasi dan UKM. PKS tersebut ditandatangani pada hari yang sama di Jakarta. Tujuannya adalah untuk memperkuat ekosistem kemitraan bisnis UMKM berbasis klaster di seluruh wilayah Indonesia.

Melalui kerja sama ini, BNI akan meningkatkan kapasitas dukungan finansial, pendampingan usaha, digitalisasi, hingga koneksi pasar global bagi para pelaku UMKM. Bank pelat merah tersebut juga akan memanfaatkan infrastruktur digital untuk mempermudah akses UMKM terhadap layanan keuangan dan pasar.

“BNI tidak hanya hadir sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi juga sebagai penggerak dalam integrasi UMKM ke dalam ekosistem digital dan bisnis. Kami melihat potensi besar UMKM Indonesia jika didorong dengan strategi yang tepat dan berkelanjutan,” tambah Okki.

Mendorong Ekonomi Berbasis UMKM

Langkah BNI ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan berbasis UMKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa sektor UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional dan menyerap 97% tenaga kerja Indonesia.

Dengan penguatan akses ekspor, UMKM diharapkan mampu meningkatkan kontribusi devisa negara, sekaligus memperluas jangkauan pasar mereka ke level internasional. Hal ini juga membuka peluang bagi pelaku usaha kecil lainnya untuk meningkatkan skala bisnis dan memperluas jaringan distribusi.

Holding UMKM Perikanan, yang menjadi inisiatif perdana dalam klasterisasi sektor perikanan, diyakini akan menjadi blueprint bagi sektor UMKM lain seperti pertanian, perkebunan, dan industri kreatif. BNI juga berencana mengembangkan pendekatan serupa di sektor-sektor lain yang memiliki potensi ekspor tinggi.

Komitmen BNI Menguatkan UMKM Nasional

Ekspor 27 ton ikan layur beku ke China menjadi bukti bahwa pelaku UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar global jika mendapatkan dukungan yang tepat dari berbagai pihak. BNI, melalui perannya sebagai agent of development, menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ekosistem UMKM yang sehat, kompetitif, dan terintegrasi secara digital.

Dengan pendekatan berbasis klaster, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi, BNI bertekad untuk terus mendorong UMKM Indonesia menembus pasar internasional secara berkelanjutan.

“Kami yakin ini baru awal dari perjalanan panjang UMKM Indonesia untuk go global. Kami akan terus memperkuat kemitraan dan menghadirkan solusi yang relevan bagi kebutuhan pelaku UMKM di seluruh Indonesia,” tutup Okki.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index