JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI kembali menunjukkan eksistensinya dalam ranah inovasi pemasaran dan transformasi digital melalui partisipasinya dalam Museum Marketing Philip Kotler di Jakarta. Kolaborasi dengan maestro pemasaran Indonesia Hermawan Kartajaya ini menjadi bukti konkret bagaimana KAI tidak hanya menjadi pemain utama dalam layanan transportasi, tetapi juga turut serta dalam membangun narasi pemasaran Indonesia ke tingkat global.
Instalasi bertajuk “KAI Journey” yang dipajang di Museum Marketing Philip Kotler menampilkan perjalanan panjang perusahaan dari era manual hingga digital. Museum ini sendiri mengusung pendekatan glocal penggabungan antara perspektif global dan lokal dengan menampilkan evolusi strategi pemasaran dari masa ke masa, termasuk bagaimana digitalisasi merevolusi layanan transportasi publik.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menegaskan bahwa keikutsertaan KAI dalam museum ini bukan hanya bentuk apresiasi terhadap perkembangan ilmu pemasaran, tetapi juga kontribusi nyata untuk memperkenalkan wajah baru Indonesia melalui transformasi sektor transportasi. "Kolaborasi ini menjadi bentuk kontribusi kami dalam mendorong pemasaran Indonesia agar semakin dikenal dunia,” ujar Didiek Hartantyo dalam sambutannya saat peresmian museum di Jakarta.
Transformasi Layanan dari Masa ke Masa
KAI Journey bukan sekadar instalasi biasa. Di dalamnya tergambar perjalanan evolusioner KAI sejak 1945 hingga kini. Pada periode awal, yaitu dari tahun 1945 hingga 2008, fokus utama perusahaan adalah pada pembangunan infrastruktur dasar serta pengoperasian layanan secara manual. Penjualan tiket masih dilakukan secara konvensional di loket, dan suasana stasiun belum mampu menjamin kenyamanan dan keamanan seperti sekarang.
Era tersebut menjadi fondasi penting bagi KAI untuk memahami kebutuhan masyarakat terhadap moda transportasi yang aman, andal, dan mudah diakses. Namun tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal efisiensi pelayanan, akhirnya mendorong lahirnya berbagai inovasi signifikan.
Fokus pada Pelanggan dan Modernisasi (2009 hingga 2015)
Memasuki tahun 2009 hingga 2015, KAI mulai mengubah arah strategi bisnisnya dengan menjadikan pelanggan sebagai pusat perhatian. Pada periode ini, layanan Commuter Line mengalami penyegaran besar-besaran. Mulai dari pengadaan e-Kios untuk pembelian tiket secara elektronik, pengenalan boarding pass digital, hingga penyediaan gerbong khusus perempuan yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan penumpang.
Selain itu, KAI melakukan penataan ulang berbagai stasiun, menjadikannya lebih bersih, tertata, dan aman. Transformasi ini menandai langkah awal perusahaan dalam mengadopsi pendekatan berbasis pengalaman pelanggan (customer experience), seiring dengan tuntutan modernisasi di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat urban.
Digitalisasi Sebagai Tulang Punggung (2016 hingga 2021)
Periode 2016 hingga 2021 menjadi tonggak sejarah penting dalam transformasi KAI. Digitalisasi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan menjadi tulang punggung dari seluruh sistem layanan transportasi.
Melalui peluncuran aplikasi Access by KAI, perusahaan menghadirkan platform terpadu yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan berbagai transaksi, mulai dari pemesanan tiket, makanan, hotel, hingga pelacakan posisi kereta secara real-time. Inovasi ini meningkatkan efisiensi layanan sekaligus memperluas jangkauan digitalisasi perusahaan.
Tak hanya itu, sistem e-boarding pass juga diperkenalkan untuk mempercepat proses keberangkatan dan meminimalisir antrean. Penggunaan teknologi ini menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih nyaman, cepat, dan aman, serta menjadi langkah nyata KAI dalam mendukung gerakan tanpa uang tunai (cashless society).
Menuju Era Teknologi dan Keberlanjutan (2022 hingga Sekarang)
Memasuki era baru sejak tahun 2022, KAI semakin serius menerapkan teknologi mutakhir dalam setiap lini layanannya. Teknologi face recognition kini digunakan untuk akses masuk ke stasiun, memberikan sistem keamanan yang lebih ketat sekaligus efisien.
Inovasi dalam pemesanan tiket pun kian berkembang, melalui integrasi aplikasi Access by KAI dan laman booking.kai.id, memungkinkan pelanggan melakukan reservasi dari mana saja dan kapan saja. Layanan premium seperti kereta compartment dan panoramic juga diperkenalkan sebagai respons atas meningkatnya permintaan terhadap kenyamanan dan eksklusivitas dalam perjalanan jarak jauh. “Kami percaya bahwa layanan transportasi publik harus terus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat,” tambah Didiek.
Membawa Semangat Pemasaran Indonesia ke Panggung Dunia
Partisipasi PT KAI dalam Museum Marketing Philip Kotler ini tidak hanya menyoroti transformasi digital perusahaan, tetapi juga menjadi representasi semangat Indonesia dalam merespons perubahan global. Museum ini menjadi yang pertama di dunia yang mengangkat konsep pemasaran dari seorang tokoh ternama, sekaligus menyelipkan nilai-nilai lokal melalui kolaborasi dengan Hermawan Kartajaya, pendiri MarkPlus Inc.
Hermawan sendiri menyampaikan bahwa kolaborasi dengan KAI adalah langkah strategis untuk menunjukkan kepada dunia bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia siap bersaing dalam aspek inovasi dan strategi pemasaran berbasis teknologi. "KAI adalah salah satu contoh BUMN yang mampu menjalankan transformasi dengan sangat baik. Mereka tidak hanya berbicara soal digital, tetapi juga mewujudkannya dalam bentuk layanan nyata kepada publik,” ujar Hermawan Kartajaya.
Museum ini terbuka bagi publik dan pelaku industri untuk belajar lebih dalam mengenai bagaimana pendekatan pemasaran dapat diimplementasikan secara adaptif, progresif, dan kontekstual, sebagaimana yang ditunjukkan oleh PT KAI.
Sinergi Inovasi dan Budaya Pelayanan
Kehadiran KAI dalam Museum Marketing Philip Kotler menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital bukan sekadar proyek teknologi, melainkan strategi besar yang melibatkan budaya pelayanan, pemahaman pasar, dan keberanian berinovasi.
Dengan semangat tersebut, KAI tidak hanya terus berbenah dalam menyediakan layanan transportasi yang andal dan nyaman, tetapi juga mengambil peran sebagai motor penggerak perubahan dalam ekosistem pemasaran dan pelayanan publik di Indonesia.
Melalui KAI Journey, publik diajak menyaksikan bukan hanya sejarah, tetapi juga masa depan dari salah satu perusahaan transportasi terbesar di Indonesia yang kini semakin terkoneksi, canggih, dan mengedepankan pelanggan sebagai pusat dari segala inovasi.