BSI

Proses Spin Off BSI dari Bank Mandiri Masih Dikaji, Erick Thohir Tegaskan Peran Kementerian BUMN Sebagai Regulator

Proses Spin Off BSI dari Bank Mandiri Masih Dikaji, Erick Thohir Tegaskan Peran Kementerian BUMN Sebagai Regulator
Proses Spin Off BSI dari Bank Mandiri Masih Dikaji, Erick Thohir Tegaskan Peran Kementerian BUMN Sebagai Regulator

JAKARTA — Proses pemisahan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terus menjadi perhatian publik. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akhirnya buka suara untuk mengonfirmasi bahwa rencana spin off BSI masih berada dalam tahap kajian intensif. Langkah strategis ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem keuangan syariah nasional melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Erick menyatakan bahwa keputusan pemisahan tersebut belum final karena masih menunggu kajian resmi dari pihak Danantara. “Belum, masih proses. Kan nanti dari Danantara akan mengajukan ke kami, baru kita lihat seperti apa prospeknya,” ujar Erick saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. 

Dalam keterangan lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa peran Kementerian BUMN saat ini adalah sebagai regulator, bukan eksekutor keputusan bisnis. Karena itu, segala bentuk pengajuan dan penilaian awal harus berasal dari Danantara sebagai entitas pengelola investasi negara yang akan menaungi BSI jika spin off ini direalisasikan.

“Iya, nanti ada kajian dari mereka. Kan sekarang posisi saya sebagai regulator,” tegas Erick.

Strategi Jangka Panjang adalah Kemandirian dan Penguatan Ekosistem Syariah

Rencana pemisahan BSI dari Bank Mandiri sejatinya merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mengembangkan industri keuangan syariah nasional. Pemisahan ini diharapkan dapat memperkuat peran BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia yang mampu berdiri secara independen dan fokus memperluas layanan keuangan syariah.

BSI sendiri merupakan hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah, yang secara resmi beroperasi sejak Februari 2021. Dari ketiga bank tersebut, Bank Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas.

Pemisahan BSI dari Bank Mandiri juga dilihat sebagai langkah logis mengingat potensi dan kontribusi besar sektor keuangan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan mengalihkan BSI ke dalam pengelolaan BPI Danantara, pemerintah ingin menciptakan sinergi yang lebih kuat antara pengelolaan dana investasi nasional dengan penguatan lembaga keuangan berbasis syariah.

BPI Danantara memiliki Entitas Baru dengan Peran Besar

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) adalah lembaga baru yang dibentuk untuk mengelola dana investasi strategis pemerintah. Meski masih dalam tahap awal pengembangan, Danantara diproyeksikan menjadi penggerak utama dalam restrukturisasi dan transformasi berbagai BUMN, termasuk dalam mendukung sektor syariah.

Langkah pengalihan BSI ke bawah kendali Danantara dinilai sejalan dengan misi utama badan tersebut: memperkuat nilai aset negara dan mendorong optimalisasi sektor-sektor potensial.

Namun, hingga saat ini belum ada kepastian waktu atau rincian konkret mengenai tahapan pemisahan tersebut. Erick hanya menegaskan bahwa proses akan dilakukan secara bertahap dan terukur berdasarkan hasil kajian mendalam.

Perubahan Kepemimpinan di BSI adalah Anggoro Eko Cahyo Gantikan Hery Gunardi

Di tengah isu pemisahan ini, BSI juga mengalami perubahan besar di jajaran manajemennya. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat, 16 Mei 2025 lalu, pemegang saham memutuskan untuk mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai Direktur Utama baru menggantikan Hery Gunardi.

Anggoro sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan. Sosok ini dikenal memiliki pengalaman panjang dalam dunia manajemen dan transformasi institusi besar. Sedangkan Hery Gunardi kini ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), menunjukkan dinamika rotasi kepemimpinan yang terus terjadi di lingkungan BUMN strategis.

Kinerja Keuangan dan Komitmen Dividen

Di tengah rencana spin off, BSI mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Pada tahun buku 2024, BSI berhasil meraih laba bersih sebesar Rp7,01 triliun. Atas pencapaian tersebut, perseroan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp1,05 triliun, atau setara 15% dari laba bersih.

Dividen per saham yang diberikan tahun ini mencapai Rp22,78, meningkat 22,86% dibandingkan dividen tahun sebelumnya yang berada di angka Rp18,54 per saham. Hal ini menunjukkan komitmen BSI dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham di tengah dinamika strategis yang tengah berlangsung.

Langkah pembagian dividen ini juga menjadi sinyal positif atas stabilitas operasional BSI, meskipun perusahaan tengah berada dalam sorotan akibat isu spin off. Investor dan pemegang saham diharapkan tetap percaya terhadap arah bisnis yang sedang dijalani.

Agenda Strategis Lain adalah Penguatan Basis Komunitas dan Pengelolaan Utang

Selain fokus pada penguatan institusi dan pengembangan kepemimpinan, BSI juga gencar menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah pembentukan desa binaan yang mengembangkan komoditas ekspor seperti landak laut ke pasar Jepang.

Di sisi lain, BSI juga menunjukkan komitmen dalam menjaga struktur keuangannya tetap sehat dengan menyiapkan dana sebesar Rp1,7 triliun untuk melunasi sukuk yang jatuh tempo pada Juni 2025.

Langkah ini merupakan bagian dari manajemen kewajiban jangka pendek yang cermat, sekaligus menunjukkan kedisiplinan keuangan perseroan dalam menjaga reputasi di pasar keuangan syariah.

Menanti Arah Strategis Final

Dengan banyaknya dinamika yang terjadi, baik dari sisi internal maupun eksternal, masa depan BSI kini menjadi sorotan utama dalam lanskap keuangan syariah Indonesia. Rencana pemisahan dari Bank Mandiri tidak hanya soal perubahan struktur kepemilikan, tetapi juga menyangkut arah strategis masa depan lembaga perbankan syariah nasional.

Sebagai regulator, Kementerian BUMN masih menunggu pengajuan resmi dan kajian dari BPI Danantara. Hanya setelah itu keputusan akhir akan ditetapkan.

“Kan nanti dari Danantara akan mengajukan ke kami, baru kita lihat seperti apa prospeknya,” ulang Erick Thohir menegaskan.

Hingga keputusan final diambil, publik dan pelaku industri keuangan akan terus memantau perkembangan ini dengan seksama, mengingat BSI merupakan tulang punggung utama industri perbankan syariah di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index