JAKARTA - Kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi menjadi pertanyaan yang wajar, meskipun prosedur pencabutan gigi sering kali dianggap aman.
Namun, dalam beberapa kasus, cabut gigi diperlukan untuk mengatasi masalah seperti gigi yang sakit atau berlubang.
Tahukah kamu bahwa ada beberapa kasus di mana prosedur cabut gigi berakhir fatal? Hal ini bisa terjadi karena infeksi yang muncul setelah pencabutan gigi, yang bila tidak segera diatasi, bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Untuk mencegah hal tersebut, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut setelah prosedur cabut gigi.
Selain itu, memastikan perlindungan finansial dengan asuransi jiwa juga sangat membantu, terutama jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Jadi, setelah menjalani prosedur cabut gigi, penting untuk mengikuti instruksi dokter dengan cermat agar terhindar dari komplikasi.
Lantas, kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi? Ini bisa terjadi, tetapi dengan perawatan yang tepat, risikonya dapat diminimalkan.
Kenapa Bisa Meninggal setelah Cabut Gigi?
Kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi bisa terkait dengan infeksi yang terjadi pasca prosedur pencabutan. Infeksi gigi setelah cabut gigi terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saraf atau jaringan lunak pada gigi yang disebut pulpa.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada gigi, cedera, atau prosedur gigi sebelumnya. Jika infeksi berlanjut, nanah bisa terkumpul di sekitar gigi yang terinfeksi, yang dikenal sebagai abses gigi.
Cabut Gigi Bisa Meninggal karena Komplikasi Ini
Jika tidak segera ditangani, infeksi gigi setelah cabut gigi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan komplikasi serius yang bisa membahayakan nyawa, seperti:
-Sepsis, yaitu reaksi tubuh yang parah sebagai respon terhadap infeksi.
-Angina Ludwig, yaitu infeksi bakteri berat yang menyerang dasar mulut, tepat di bawah lidah.
-Necrotizing fasciitis, infeksi yang sangat parah yang dapat menyebabkan kematian jaringan lunak dalam tubuh.
-Mediastinitis, peradangan pada mediastinum, yaitu ruang yang terletak di antara kedua paru-paru.
-Endokarditis, yaitu peradangan pada lapisan dalam jantung yang dikenal dengan endokardium.
-Trombosis sinus kavernosus, yaitu pembentukan gumpalan darah berbahaya di sinus, yang terletak di bawah otak dan di belakang mata.
-Osteomielitis, infeksi pada jaringan tulang, serta abses otak, yang merupakan kumpulan nanah yang bisa terbentuk di dalam otak.
Kasus Meninggal karena Cabut Gigi
Pada abad ke-17 di London, infeksi gigi akibat cabut gigi tercatat sebagai salah satu penyebab kematian kelima atau keenam. Bahkan hingga tahun 1908, kematian akibat infeksi gigi masih terjadi pada 10 hingga 40 persen kasus.
Namun, berkat kemajuan dalam bidang kedokteran dan kebersihan gigi, kematian akibat infeksi gigi kini sangat jarang terjadi.
Oleh karena itu, tidak perlu terlalu khawatir jika harus mencabut gigi, selama prosedur dilakukan oleh tenaga profesional dengan teknik yang benar.
Meskipun demikian, tetaplah waspada dan segera cari perawatan medis jika Anda mencurigai adanya infeksi pada gigi setelah prosedur tersebut.
Hal yang Terjadi setelah Cabut Gigi
Abses yang disebabkan oleh kerusakan gigi bisa memerlukan waktu berbulan-bulan untuk berkembang, karena proses pembusukan membutuhkan waktu untuk mencapai dan merusak pulpa di bagian tengah gigi.
Sementara itu, cedera atau trauma pada gigi, seperti gigi yang retak atau terkelupas, dapat membuat bakteri masuk lebih cepat ke dalam gigi.
Setelah abses terbentuk, orang biasanya mulai merasakan pembengkakan dan nyeri berdenyut yang datang dan pergi di sekitar gigi yang terinfeksi. Ini merupakan tanda peringatan bahwa ada masalah yang harus segera diperhatikan.
Jika prosedur pencabutan gigi dilakukan dengan benar dan tidak ada faktor lain yang mengganggu, infeksi setelah cabut gigi seharusnya bisa dihindari.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani kontrol gigi sesuai dengan petunjuk dokter setelah prosedur ini.
Risiko Cabut Gigi
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami komplikasi setelah menjalani pencabutan gigi.
Faktor-faktor tersebut antara lain usia lanjut, penyakit diabetes, sistem kekebalan tubuh yang melemah, serta kondisi kekurangan gizi.
Keseluruhan informasi ini menunjukkan betapa pentingnya segera mencari bantuan medis apabila muncul rasa nyeri yang berkepanjangan atau pembengkakan di area sekitar gigi.
Dengan penanganan dini, sebagian besar infeksi gigi dapat diobati tanpa menimbulkan masalah yang lebih serius.
Hal yang Harus Dilakukan setelah Cabut Gigi
Dalam berbagai laporan kasus, nyeri yang muncul setelah pencabutan gigi umumnya dapat diatasi dengan pemberian antibiotik selama periode tertentu.
Namun, jika infeksi telah berkembang menjadi abses, pengobatan dengan antibiotik saja biasanya tidak cukup efektif.
Penanganan tambahan pada kerusakan gigi juga dibutuhkan, baik melalui prosedur pencabutan atau perawatan saluran akar jika gigi masih memungkinkan untuk diselamatkan.
Jika abses dibiarkan tanpa penanganan selama beberapa minggu atau bulan, infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti rahang, leher, bahkan otak.
Penyebaran ini dapat menimbulkan gejala serius seperti kesulitan menelan, gangguan pernapasan, dan tidak mampu membuka mulut.
Pada kondisi seperti ini, tanpa perawatan medis segera, kondisi dapat memburuk dengan cepat dan berujung pada kematian hanya dalam hitungan hari.
Untuk menangani infeksi semacam ini, beberapa metode pengobatan dapat dilakukan, antara lain:
Drainase abses
Dokter gigi membuat sayatan kecil pada gusi untuk mengeluarkan nanah. Meskipun bersifat sementara, prosedur ini membantu meredakan tekanan dan rasa sakit, namun biasanya memerlukan perawatan lanjutan.
Perawatan saluran akar
Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat pulpa gigi yang telah terinfeksi, lalu membersihkan dan menutup bagian dalam gigi. Gigi kemudian akan diberi mahkota guna memperkuat dan memulihkan fungsinya.
Pemberian antibiotik
Digunakan sesuai tingkat keparahan infeksi. Dalam beberapa kasus, antibiotik diberikan secara oral, sementara dalam kasus yang lebih berat bisa diberikan melalui infus (IV).
Meski demikian, antibiotik biasanya dikombinasikan dengan perawatan saluran akar atau pencabutan gigi untuk hasil yang optimal.
Kapan Harus ke Dokter?
Infeksi yang muncul setelah cabut gigi tidak akan sembuh dengan sendirinya dan memerlukan penanganan medis secepatnya agar tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Pemeriksaan oleh dokter gigi penting dilakukan agar kamu mendapatkan penjelasan tentang berbagai efek samping yang mungkin timbul setelah pencabutan dan bagaimana cara mengatasinya dengan benar.
Segera temui dokter gigi apabila kamu mengalami tanda-tanda seperti:
-Rasa nyeri berdenyut pada area gigi yang terkena
-Gusi tampak kemerahan dan mengalami pembengkakan
-Mulut terasa tidak enak dalam jangka waktu lama
-Bau napas yang tidak sedap
-Perubahan warna pada gigi yang terdampak
-Gigi menjadi lebih sensitif terhadap tekanan, suhu panas, atau dingin
Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa infeksi sudah masuk ke tahap yang lebih serius.
Konsultasikan segera dengan dokter jika muncul kondisi seperti demam, rasa tidak enak badan secara menyeluruh (malaise), pembengkakan pada kelenjar getah bening, sakit kepala, mual atau muntah, serta pembengkakan pada wajah, leher, atau sekitar mata.
Selain itu, gejala yang patut diwaspadai mencakup kesulitan membuka rahang (trismus), gangguan saat berbicara, mengunyah, menelan, kesulitan bernapas, dan detak jantung yang meningkat dengan cepat.
Apabila kamu merasa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuhmu, jangan tunda untuk mencari pertolongan medis. Bisa jadi gejala tersebut bukan berasal dari infeksi gigi, tetapi dari gangguan kesehatan lain yang juga memerlukan perhatian segera.
Cara Mengatasi Sakit Gigi di Rumah
Sambil menunggu penanganan medis, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan di rumah untuk meredakan gejala infeksi gigi, antara lain:
-Mengonsumsi obat pereda nyeri yang tersedia bebas seperti ibuprofen, naproxen, atau parasetamol.
-Menghindari mengunyah di sisi gigi yang terinfeksi dengan memilih makanan lunak dan mengunyah di sisi yang tidak terasa sakit.
-Menjauhi makanan dan minuman yang bisa memicu iritasi, seperti yang sangat panas atau dingin, bercita rasa asam, pedas, atau bertekstur keras dan renyah.
-Menyikat gigi dengan sikat berbulu halus dan menghindari flossing di sekitar gigi yang nyeri.
-Berkumur dengan larutan air garam atau hidrogen peroksida untuk membantu meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan.
-Mengompres bagian wajah yang nyeri dengan kompres dingin untuk menenangkan peradangan.
Perlu diingat bahwa langkah-langkah ini hanya bertujuan membantu mengurangi ketidaknyamanan sementara dan bukan solusi untuk mengatasi akar masalah infeksi. Perawatan medis tetap dibutuhkan agar infeksi tidak berkembang lebih parah.
Untuk mencegah infeksi gigi pasca pencabutan, kamu bisa menerapkan beberapa kebiasaan sehat seperti menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi mengandung fluoride, membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi setiap hari, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis atau bertepung.
Pemeriksaan dan pembersihan gigi rutin juga penting dilakukan secara berkala. Jika kamu mengalami nyeri atau cedera gigi seperti retakan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Sebagai penutup, pemahaman yang tepat soal kenapa bisa meninggal setelah cabut gigi sangat penting agar kamu bisa segera mencari pertolongan medis saat muncul gejala infeksi.