JAKARTA - Pengertian cost averaging adalah salah satu strategi yang dapat digunakan dalam investasi aset kripto untuk mengurangi risiko kerugian.
Dalam strategi ini, investor secara konsisten melakukan pembelian aset pada interval waktu tertentu dengan jumlah uang yang tetap.
Hal ini memungkinkan investor untuk membeli lebih banyak unit aset saat harga sedang rendah dan lebih sedikit unit saat harga tinggi, sehingga rata-rata harga beli tetap stabil.
Dengan menerapkan pengertian cost averaging, investor bisa lebih bijak dalam mengelola pengeluaran investasi dan menghindari keputusan impulsif yang sering kali dipengaruhi oleh emosi.
Pendekatan ini membantu menciptakan stabilitas dalam portofolio investasi dan mengurangi dampak fluktuasi pasar yang bisa menyebabkan kerugian besar.
Pengertian Cost Averaging
Pengertian cost averaging adalah strategi investasi yang sederhana, di mana investor melakukan pembelian aset secara rutin dalam periode tertentu, terlepas dari fluktuasi harga pasar.
Dengan strategi ini, investor akan lebih mudah untuk disiplin dalam mengalokasikan dana investasi secara teratur, baik bulanan maupun pada periode lainnya.
Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap konsisten berinvestasi tanpa terlalu terpengaruh oleh naik turunnya harga.
Karena pergerakan harga instrumen investasi di pasar modal sulit diprediksi, strategi ini membantu investor untuk memperoleh hasil yang optimal.
Banyak investor pemula sering kali bingung menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual aset mereka. Dengan menerapkan strategi seperti cost averaging, masalah ini bisa diatasi, terutama bagi mereka yang baru memulai investasi.
Sebagai contoh, dalam investasi reksa dana, kamu dapat berinvestasi secara rutin tanpa perlu memperhatikan pergerakan harga reksa dana tersebut.
Misalnya, jika kamu ingin menyiapkan dana darurat, kamu bisa mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk berinvestasi dalam reksa dana pasar uang.
Dengan cara ini, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan investasimu sambil tetap memantau perkembangan jangka panjang.
Manfaat Dollar Cost Averaging
Dengan menerapkan strategi dollar cost averaging, kamu akan memperoleh berbagai keuntungan, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Mudah untuk Investor Pemula
Dollar cost averaging bekerja mirip dengan menabung, yang membuatnya sangat cocok untuk investor pemula. Mereka bisa mengalokasikan jumlah dana yang sama untuk investasi, terlepas dari kondisi pasar.
Ini sangat membantu bagi mereka yang baru memulai dan sering merasa ragu atau bingung tentang cara berinvestasi.
Mengurangi Risiko Investasi
Banyak investor pemula yang merasa khawatir tentang risiko dan takut melakukan investasi, terutama karena mereka sering merasa harus menebak waktu yang tepat untuk berinvestasi.
Dengan strategi dollar cost averaging, kamu bisa meminimalkan risiko fluktuasi harga dan mengoptimalkan hasil investasi dalam jangka panjang.
Strategi ini membantu menjaga nilai rata-rata portofolio tetap stabil meskipun ada perubahan pasar yang signifikan.
Menghindari FOMO
Sering kali, investor merasa takut kehilangan peluang atau FOMO (fear of missing out), yang menyebabkan keputusan investasi didorong oleh emosi.
Hal ini bisa menyebabkan kerugian tidak hanya dalam bentuk perubahan nilai portofolio, tetapi juga kerugian psikologis karena penyesalan yang terus-menerus.
Dengan menggunakan strategi ini, kamu bisa menghindari ketakutan dan keputusan yang dipengaruhi oleh tren pasar, sehingga mengurangi stres dan kecemasan terkait investasi.
Investasi Secara Bertahap
Meskipun terdengar sulit, dollar cost averaging memungkinkan investor untuk berinvestasi meskipun dana yang tersedia belum mencukupi untuk melakukan investasi besar.
Dengan cara ini, dana besar bisa dibagi dan diinvestasikan secara bertahap, sehingga kamu bisa mulai berinvestasi meski hanya dengan dana yang lebih kecil terlebih dahulu.
Menghindari Pemilihan Waktu yang Salah
Investasi sekaligus (lump sum) memang dapat memberikan keuntungan besar, namun memilih waktu yang tepat sering kali sangat sulit.
Dengan strategi dollar cost averaging, kamu bisa menghindari risiko membeli saat harga sedang tinggi atau pasar sedang turun.
Bahkan tanpa harus terus memantau pasar, kamu tetap bisa melakukan investasi secara rutin dan mengurangi potensi kerugian akibat volatilitas harga.
Kekurangan Dollar Cost Averaging
Setiap strategi investasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa kekurangan yang ada dalam strategi dollar cost averaging:
Return yang Cenderung Lebih Kecil
Pasar sering kali bergerak naik seiring waktu. Jika dibandingkan dengan investasi lump sum, strategi dollar cost averaging cenderung memberikan hasil yang lebih kecil karena dana diinvestasikan secara bertahap dan tidak memanfaatkan kenaikan pasar secara penuh.
Biaya Investasi yang Lebih Tinggi
Pada investasi lump sum, kamu hanya perlu menginvestasikan dana sekali pada waktu yang dianggap tepat. Namun, dengan dollar cost averaging, kamu harus melakukan investasi secara rutin.
Jika setiap transaksi dikenakan biaya, maka kamu akan mengeluarkan biaya secara berulang. Akibatnya, biaya investasi yang dikeluarkan dengan strategi ini bisa lebih besar dibandingkan dengan lump sum.
Kurangnya Keuntungan Saat Pasar Terus Naik
Dollar cost averaging bisa memberikan hasil yang lebih rendah apabila pasar terus menunjukkan tren kenaikan.
Saat kamu menambah jumlah investasi saat harga pasar naik, harga rata-rata investasi kamu pun akan semakin tinggi, yang akhirnya mengurangi potensi keuntungan.
Dalam jangka panjang, strategi ini bisa memberikan tingkat imbal hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan lump sum yang memanfaatkan kenaikan pasar sejak awal.
Strategi yang Cenderung Pasif
Strategi ini menjadikan investor lebih pasif, karena tidak melibatkan respons langsung terhadap kondisi pasar yang selalu berubah, seperti akuisisi perusahaan atau krisis ekonomi.
Dollar cost averaging lebih cocok bagi investor yang tidak ingin terlibat dalam keputusan investasi yang rumit dan lebih memilih pendekatan yang stabil meskipun hasilnya lebih rendah.
Adanya Biaya Investasi yang Terus-menerus
Salah satu kelemahan lain dari dollar cost averaging adalah adanya biaya yang harus dibayar secara rutin, misalnya biaya transaksi saham setiap kali melakukan pembelian.
Meskipun biaya per transaksi mungkin kecil, jika kamu sering melakukan pembelian, total biaya investasi bisa menjadi cukup besar seiring berjalannya waktu.
Cara Kerja Dollar Cost Averaging
Metode dollar cost averaging cukup mudah untuk diterapkan. Langkah pertama adalah memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuanmu, seperti saham, reksa dana, atau kripto.
Setelah itu, kamu perlu menentukan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Misalnya, jika kamu berniat menginvestasikan 12 juta Rupiah, dengan strategi dollar cost averaging, kamu tidak akan menanamkan seluruh dana sekaligus. Sebagai gantinya, kamu akan memulai dengan 1 juta Rupiah setiap bulan selama 12 bulan.
Selama periode penerapan strategi ini, kondisi pasar bisa mengalami fluktuasi, baik itu dalam tren bullish maupun bearish. Namun, kamu tetap dapat melanjutkan investasi tanpa perlu khawatir dengan pergerakan pasar tersebut.
Bahkan, jika pasar sedang bearish, hal ini bisa membuka peluang keuntungan yang lebih besar di masa depan.
Secara umum, dollar cost averaging sangat cocok bagi mereka yang ingin berinvestasi dengan cara yang sederhana, pasif, dan tetap memperoleh keuntungan.
Bagi investor pemula, menabung secara rutin dan konsisten merupakan strategi yang paling tepat. Semakin lama kamu berinvestasi, semakin besar pula jumlah dana yang terakumulasi, serta potensi return yang lebih optimal.
Jangan terburu-buru untuk cepat kaya atau meraih keuntungan besar, karena berinvestasi memang memerlukan waktu.
Keputusan investasi yang kamu ambil sekarang akan memberikan dampak signifikan jika dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang.
Apakah Strategi Dollar Cost Averaging Cukup Menguntungkan?
Strategi dollar cost averaging dapat membantu investor menghindari keputusan impulsif yang berpotensi menyebabkan kerugian. Selain itu, strategi ini sangat cocok untuk investor yang memiliki tujuan jangka panjang.
Tujuannya adalah untuk menjaga konsistensi dalam siklus investasi, di mana kamu terus melakukan investasi dengan jumlah yang sama dalam satu aset tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi pasar.
Selain itu, penting untuk diketahui bahwa dollar cost averaging lebih efektif diterapkan ketika pasar sedang bearish. Pada saat pasar dalam kondisi tersebut, banyak investor yang cenderung merasa takut untuk berinvestasi.
Dengan dollar cost averaging, investor justru dapat memanfaatkan kesempatan untuk membeli pada harga yang lebih rendah dan tetap berinvestasi secara rutin.
Contoh Dollar Cost Averaging
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini adalah contoh penerapan strategi dollar cost averaging (DCA):
Misalnya, kamu ingin berinvestasi sebesar Rp 10 juta dalam bentuk emas, tetapi tidak yakin kapan waktu terbaik untuk membeli. Dengan menggunakan strategi DCA, kamu bisa membeli emas sebesar Rp 2,5 juta setiap bulan dari bulan April hingga Juli. Mengingat harga emas sering kali berfluktuasi, biaya rata-rata per gram emas dalam empat bulan tersebut akan menjadi Rp 835,236 per gram.
Dengan cara ini, kamu dapat membeli emas secara rutin setiap bulan tanpa khawatir mengenai naik turunnya harga emas.
Contoh lain adalah ketika kamu ingin berinvestasi di saham A, tetapi tidak ingin memasukkan seluruh dana sekaligus atau mungkin tidak memiliki dana besar.
Dalam hal ini, kamu bisa berkomitmen untuk melakukan DCA dengan cara menginvestasikan Rp 200 ribu per bulan selama lima bulan, seperti berikut:
-Bulan 1: Harga saham Rp 1.000, kamu membeli 2 lot.
-Bulan 2: Harga saham naik menjadi Rp 2.000, kamu membeli 1 lot.
-Bulan 3: Harga saham turun menjadi Rp 500, kamu membeli 4 lot.
-Bulan 4: Harga saham naik menjadi Rp 650, kamu membeli 3 lot.
-Bulan 5: Harga saham kembali ke Rp 1.000, kamu membeli 2 lot.
Pada akhir bulan kelima, kamu memiliki 12 lot dengan total nilai Rp 1 juta. Jika kamu berinvestasi langsung Rp 1 juta pada bulan pertama, kamu hanya akan mendapatkan 10 lot. Dengan strategi DCA, kamu memperoleh keuntungan berupa 2 lot ekstra.
Strategi ini membantu mengurangi risiko dan menjaga kestabilan emosi para investor, terutama pemula.
Kamu tidak perlu khawatir untuk terus-menerus memeriksa portofolio investasi, karena dana yang terdistribusi secara bertahap akan mengurangi kekhawatiran terkait fluktuasi harga.
Selain itu, DCA juga melatih disiplin diri sebagai seorang investor. Dengan berkomitmen untuk berinvestasi secara rutin dan konsisten, kamu akan terbiasa mengatur anggaran agar bisa terus melanjutkan kebiasaan berinvestasi.
Ini juga membantu mencegahmu terjebak dalam euforia membeli saham saat harga sedang naik atau terpengaruh oleh sentimen positif tanpa analisis yang matang mengenai kinerja dan prospek emiten tersebut.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Strategi Dollar Cost Averaging
Salah satu kelemahan utama dari strategi dollar cost averaging adalah meningkatnya biaya transaksi.
Karena strategi ini melibatkan pembelian secara berkala, biaya trading yang harus dibayar bisa naik cukup signifikan, terutama jika menggunakan layanan perantara kripto untuk konversi fiat ke aset kripto.
Namun, hal ini sangat bergantung pada seberapa menguntungkan dan lamanya investasi yang kamu lakukan.
Mungkin kamu tidak langsung merasakan dampak dari biaya tambahan yang timbul akibat pembelian secara rutin dibandingkan jika kamu melakukan pembelian sekaligus.
Selain itu, ada potensi kerugian yang dapat muncul apabila harga aset mengalami kenaikan yang konsisten.
Semakin tinggi harga beli seiring berjalannya waktu, semakin kecil keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan strategi dollar cost averaging.
Sebagai penutup, pengertian cost averaging memberikan pendekatan yang bijaksana untuk berinvestasi secara rutin, membantu mengurangi risiko fluktuasi pasar dan memberikan stabilitas jangka panjang bagi investor.