Petani

Petani Sawit Bogor Dilatih Operasikan Drone dan IoT untuk Pantau Limbah: Dorong Pertanian Berbasis Teknologi dan Ramah Lingkungan

Petani Sawit Bogor Dilatih Operasikan Drone dan IoT untuk Pantau Limbah: Dorong Pertanian Berbasis Teknologi dan Ramah Lingkungan
Petani Sawit Bogor Dilatih Operasikan Drone dan IoT untuk Pantau Limbah: Dorong Pertanian Berbasis Teknologi dan Ramah Lingkungan

JAKARTA – Upaya pemberdayaan petani melalui pemanfaatan teknologi tepat guna terus digencarkan. Salah satu contohnya terlihat di Desa Wirajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di mana Kelompok Tani Manunggal Alam mendapat pelatihan langsung mengoperasikan drone dan perangkat Internet of Things (IoT) untuk memantau limbah tandan kosong sawit.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digagas oleh Universitas Pakuan (Unpak) Bogor. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola limbah perkebunan sawit secara efisien dan ramah lingkungan melalui pendekatan digital.

Pelatihan Drone dan IoT untuk Petani Sawit

Dalam kegiatan bertajuk “Pelatihan Penggunaan Teknologi Drone dan IoT untuk Mengidentifikasi Limbah Sawit”, para petani diberikan pelatihan menyeluruh mulai dari pengenalan teknik dasar pengoperasian drone, pemetaan area perkebunan dengan kamera dan sensor khusus, hingga simulasi langsung di lapangan.

Pelatihan ini diberikan oleh tim gabungan dari dosen Sekolah Vokasi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpak, serta melibatkan mahasiswa sebagai pendamping teknis dalam sesi praktik.

"Ini merupakan kolaborasi antara dosen dari Sekolah Vokasi Universitas Pakuan dan dosen Fakultas MIPA Universitas Pakuan bersama kelompok tani Muda Manunggal Alam. Mahasiswa juga dilibatkan sebagai tim pendamping praktik di lapangan," ujar Ema Kurnia, dosen Sekolah Vokasi Unpak, dalam keterangannya.

Antusiasme Petani dan Penerapan Teknologi Real-Time

Ema menjelaskan bahwa para petani menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti pelatihan. Mereka tidak hanya belajar mengoperasikan drone, tetapi juga memahami proses pemetaan area yang terdampak limbah sawit secara visual dan akurat.

"Melalui pelatihan ini, para petani sawit mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan secara langsung pengoperasian drone dalam mengidentifikasi serta memonitor limbah tandan sawit di area perkebunan," jelas Ema.

Tak hanya itu, tim PKM Unpak juga memperkenalkan teknologi IoT yang mampu memantau kondisi lingkungan perkebunan secara real-time. Perangkat ini akan mengumpulkan data yang dapat membantu petani mengidentifikasi lokasi-lokasi kritis yang terdampak limbah, sehingga mempermudah pengambilan keputusan terkait mitigasi dan pengelolaan lingkungan.

"Data yang dikumpulkan melalui drone dan perangkat IoT tersebut kemudian dianalisis bersama, guna mengidentifikasi lokasi yang terdampak limbah sawit serta menentukan langkah-langkah penanggulangannya," imbuh Ema.

Menanamkan Kesadaran Lingkungan Berkelanjutan

Sementara itu, Asep Denih, dosen dari FMIPA Unpak, menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan teknis, tetapi juga ingin membangun kesadaran ekologis di kalangan petani.

"Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat mendorong penerapan teknologi digital di sektor pertanian sekaligus memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan," ujar Asep.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan program ini akan menjadi bukti pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam mendorong transformasi digital pertanian, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan dan efisiensi produksi.

Mendukung Pertanian Cerdas di Daerah

Penggunaan drone dan IoT dalam dunia pertanian bukan hal baru, namun implementasinya di tingkat akar rumput seperti desa-desa penghasil sawit di Kabupaten Bogor merupakan langkah progresif. Inisiatif ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menerapkan konsep smart farming, yang tidak hanya meningkatkan hasil produksi tetapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Melalui pendekatan ini, petani dibekali dengan keterampilan baru yang relevan dengan tantangan zaman, termasuk dalam pengendalian limbah dan pelestarian lingkungan. Selain itu, kegiatan semacam ini memperkuat posisi perguruan tinggi sebagai agen perubahan yang turut aktif mengatasi persoalan riil di masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index