PLN Manfaatkan Kelebihan Produksi Hidrogen Jadi Energi Murah dan Ramah Lingkungan

Rabu, 16 April 2025 | 11:42:26 WIB
PLN Manfaatkan Kelebihan Produksi Hidrogen Jadi Energi Murah dan Ramah Lingkungan

Jakarta — PT PLN (Persero) memanfaatkan kelebihan produksi hidrogen dari proses elektrolisis air sebagai sumber energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Langkah ini tidak memerlukan investasi baru, namun diyakini mampu menekan biaya operasional kendaraan sekaligus mendukung transisi energi nasional.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa saat ini terdapat kelebihan pasokan hidrogen sebanyak 128 ton dari hasil elektrolisis air. Potensi tersebut kini dimanfaatkan sebagai solusi penyimpanan energi (energy storage system) sekaligus sumber bahan bakar kendaraan berbasis fuel cell, Rabu, 16 April 2025.

“Air disetrum, hasilnya ada dua. Anoda yang positifnya jadi oksigen, negatifnya jadi hidrogen. Dan hidrogen ini disimpan dalam tabung, dan itulah energy storage system,” jelas Darmawan saat berbicara di Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition 2025, yang berlangsung awal pekan ini.

Lebih lanjut, Darmawan menyebutkan bahwa hidrogen hasil elektrolisis tersebut bisa dikonversi kembali menjadi listrik menggunakan fuel cell generator. Inovasi ini bukan hanya efisien, tetapi juga tidak menimbulkan emisi karbon, sehingga sangat relevan dalam konteks percepatan transisi energi yang kini menjadi fokus nasional.

Hidrogen Lebih Murah dari Bensin dan SPKLU

Yang paling menarik, menurut Darmawan, biaya penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan jauh lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil maupun pengisian daya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

“Perbandingannya adalah seperti ini: satu kilometer mobil Innova kalau menggunakan bensin biayanya Rp1.300 per kilometer. Kalau pakai mobil listrik dan home charging, biayanya sekitar Rp300 per kilometer. Kalau pakai SPKLU, harganya Rp550 per kilometer,” ujar Darmawan.

“Nah, kalau pakai hidrogen dari PLN, karena ini excess supply, tidak ada investasi pembangkit, tidak ada investasi elektrolisis, ini hanya Rp550 per kilometer. Jadi, lebih murah dari pada pakai bensin, karena hidrogennya setengah gratis gitu. Kalau tidak, ya dibuang ke udara,” tambahnya.

Optimalisasi di 28 Lokasi Potensial

PLN mencatat terdapat 28 lokasi di Indonesia dengan potensi kelebihan pasokan hidrogen yang dapat dioptimalkan sebagai sumber energi alternatif. Pengembangan ini tidak memerlukan tambahan belanja modal (capital expenditure) maupun biaya operasional baru (operational expenditure), karena memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada.

“Ini adalah bentuk pemanfaatan sumber daya internal yang sangat efisien. Dengan memaksimalkan kelebihan pasokan, kita bisa menghindari pemborosan energi sekaligus menciptakan nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Darmawan.

Langkah strategis ini juga dilakukan bekerja sama dengan sejumlah pakar hidrogen nasional, termasuk dalam menyusun roadmap pengembangan teknologi hidrogen di Indonesia. Salah satu realisasi konkretnya adalah pembangunan Hydrogen Refueling Station pertama di kawasan Senayan, Jakarta, yang kini sudah beroperasi secara aktif.

Dukung Transisi Energi dan Kurangi Emisi Karbon

Model energi berbasis hidrogen yang dikembangkan PLN dinilai sejalan dengan agenda pemerintah dalam mempercepat transisi energi nasional. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, teknologi ini juga membantu Indonesia dalam menurunkan emisi karbon secara signifikan.

“Pemanfaatan hidrogen adalah kunci dari strategi kita untuk menciptakan sistem energi yang berkelanjutan, efisien, dan rendah emisi. Ini juga membuka peluang besar bagi ekosistem kendaraan berbasis hidrogen di masa depan,” ujar Darmawan.

Dengan strategi ini, PLN tidak hanya menempatkan diri sebagai penyedia listrik, tetapi juga sebagai pionir dalam pengembangan energi baru terbarukan berbasis teknologi hidrogen. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta global transisi energi bersih.

Terkini