IHSG Ambruk 7,71 Persen Usai Libur Lebaran, Perdagangan Sempat Dihentikan Sementara

Selasa, 08 April 2025 | 13:55:12 WIB
IHSG Ambruk 7,71 Persen Usai Libur Lebaran, Perdagangan Sempat Dihentikan Sementara

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok tajam pada sesi perdagangan pertama usai libur Lebaran, Selasa, 8 April 2025. IHSG bahkan sempat menyentuh titik penurunan lebih dari 9,5 persen sebelum akhirnya ditutup pada level 6.008,4 atau turun 7,71 persen pada akhir sesi pertama. Kondisi ini memicu dilakukannya penghentian sementara perdagangan (trading halt) di awal sesi, Selasa, 8 April 2025.

Langkah trading halt diambil oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai respons atas gejolak ekstrem yang terjadi di pasar. Peraturan BEI menyebut bahwa trading halt dilakukan apabila IHSG turun lebih dari 5 persen dalam satu hari. Ini merupakan kejadian langka yang mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap dinamika ekonomi dan kondisi global pasca-Lebaran.

“Per akhir sesi pertama perdagangan hari ini, sebanyak 26 saham menguat, sementara 712 saham melemah, dan 99 saham stagnan,” ujar Tim Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam keterangannya kepada Tempo, Selasa, 8 April 2025.

Volume transaksi di sesi pertama mencapai Rp12,5 triliun, dengan frekuensi transaksi sebanyak 885.304 kali dan volume perdagangan mencapai 140,3 juta lot. Kondisi ini menunjukkan tingginya aktivitas jual-beli di tengah tekanan pasar yang sangat kuat.

Saham Perbankan dan Teknologi Paling Aktif

Saham milik emiten perbankan menjadi yang paling aktif diperdagangkan hari ini. Saham Bank Central Asia (BBCA) tercatat sebagai saham dengan jumlah transaksi terbanyak, yakni 93.317 kali. Di posisi kedua ada Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan 92.738 kali transaksi, disusul Bank Mandiri (BMRI) dengan 69.266 kali transaksi.

Dari sisi volume perdagangan, saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) memimpin dengan volume perdagangan sebesar 42,6 juta lot. Diikuti oleh saham Smartfren Telecom (FREN) dengan 5,3 juta lot, dan BMRI sebanyak 4,7 juta lot.

Kinerja saham-saham sektor teknologi dan keuangan tampak menjadi sorotan investor, baik dari sisi frekuensi maupun volume transaksi, yang mencerminkan volatilitas tinggi dan tekanan jual yang besar dari pelaku pasar.

Indeks Sektoral Kompak Melemah, Industri Dasar Paling Parah

Tak satu pun indeks sektoral mencatatkan penguatan pada sesi pertama hari ini. Indeks sektor industri dasar (IDXBASIC) mengalami penurunan paling tajam dengan koreksi mencapai 11 persen. Ini diikuti oleh sektor teknologi (IDXTECHNO) yang ambles 10,1 persen dan sektor barang konsumsi siklikal (IDXCYCLIC) yang turun 8,4 persen.

Pelemahan indeks sektoral ini menunjukkan bahwa tekanan jual tak hanya terbatas pada sektor tertentu, tetapi telah meluas secara merata ke berbagai sektor industri.

Kondisi Pasar Cerminkan Kekhawatiran Investor

Menurut para analis, koreksi tajam IHSG hari ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan eksternal hingga sentimen domestik pasca-libur panjang. Ketidakpastian global, seperti gejolak geopolitik dan potensi kenaikan suku bunga di negara maju, menjadi faktor dominan yang mempengaruhi psikologis pasar.

“Pasar masih berada dalam kondisi rentan. Aksi ambil untung setelah libur panjang serta kekhawatiran terhadap dinamika ekonomi global turut memperparah tekanan jual yang terjadi,” kata analis dari Samuel Sekuritas.

Sejumlah analis juga memperingatkan potensi terjadinya tekanan lanjutan dalam beberapa hari ke depan, terutama jika tidak ada sentimen positif yang mampu menahan arus keluar dana dari pasar modal domestik.

Langkah Investor dan Prospek IHSG

Bagi investor ritel, situasi ini menjadi momen untuk mengevaluasi kembali strategi portofolio mereka. Beberapa investor justru melihat pelemahan ini sebagai peluang akumulasi, khususnya pada saham-saham berfundamental kuat yang kini diperdagangkan di bawah nilai wajarnya.

Meski begitu, kehati-hatian tetap disarankan dalam mengambil keputusan investasi. “Dengan volatilitas tinggi seperti ini, penting untuk tetap disiplin dalam pengelolaan risiko dan tidak mudah panik,” tutur analis Samuel Sekuritas.

Penurunan tajam IHSG hari ini menjadi peringatan keras bagi pelaku pasar mengenai tingginya sensitivitas pasar terhadap sentimen global dan dinamika lokal. Semua mata kini tertuju pada arah kebijakan pemerintah, pergerakan pasar global, serta data-data ekonomi terbaru untuk melihat apakah pasar bisa segera bangkit atau akan terus berada dalam tekanan.

Terkini