Industri Perbankan dan Asuransi Filipina Hadapi Tantangan Besar di Era AI dan Perubahan Iklim

Kamis, 13 Maret 2025 | 16:34:17 WIB
Industri Perbankan dan Asuransi Filipina Hadapi Tantangan Besar di Era AI dan Perubahan Iklim

Jakarta - Industri perbankan dan asuransi di Filipina saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sembari mengatasi ancaman penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan dampak perubahan iklim terhadap operasional mereka. Kondisi ini memerlukan adaptasi cepat terhadap teknologi baru dan pengembangan solusi finansial yang lebih inklusif, Kamis, 13 Maret 2025.

Patricia Buenaventura Nichol, Partner dan Kepala Kantor Bain & Company, menyoroti bahwa sektor manajemen kekayaan di segmen ritel dan kelas menengah atas di Filipina mengalami perubahan besar. Meski pelanggan menginginkan dukungan manusia dalam perjalanan finansial mereka, tingkat kepercayaan terhadap Relationship Manager (RM) masih rendah.

“Sebagian besar pelanggan ini masih kurang terlayani meskipun jumlahnya sangat besar,” kata Buenaventura Nichol dalam wawancara yang dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 13 Maret 2025.

Teknologi AI Sebagai Solusi untuk Tantangan Bisnis

Menurut Buenaventura, meskipun sebagian besar pelanggan menginginkan pendekatan yang lebih personal, teknologi AI, khususnya AI generatif, bisa menjadi solusi untuk meningkatkan layanan di sektor perbankan dan asuransi. AI generatif berpotensi mempercepat proses dan memberikan layanan yang lebih terjangkau dan efisien. Meskipun AI tradisional tetap memiliki peran penting, kemampuan AI untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih akurat bagi pelanggan menjadi semakin penting di tengah ketidakpastian ekonomi dan persaingan yang ketat.

Namun, di sisi lain, teknologi AI juga membawa tantangan baru, terutama terkait ancaman terhadap keamanan data. Deepfake, teknologi yang memungkinkan pembuatan video atau rekaman suara palsu, semakin sulit dibedakan dari interaksi nyata, yang berpotensi menambah kerumitan dalam operasional perbankan dan asuransi.

Ancaman Keamanan dan Penipuan Digital Menghadang

Marlon Sorongon, Chief Information Security Officer di Maybank, mengungkapkan kekhawatiran mengenai maraknya penipuan digital menggunakan teknologi deepfake, yang telah membuat bank dan perusahaan asuransi kesulitan dalam membedakan interaksi asli dan manipulasi digital.

“Sekarang kita tidak bisa lagi dengan mudah mempercayai video atau rekaman suara. Ancaman dari deepfake semakin mengkhawatirkan, dan kita harus berinvestasi besar dalam teknologi keamanan untuk melawan ancaman ini,” ungkap Sorongon.

Untuk menghadapi ancaman tersebut, bank dan perusahaan asuransi harus meningkatkan investasi dalam teknologi AI untuk melawan serangan siber yang semakin canggih. Langkah ini juga penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan dalam penggunaan layanan digital.

Pendanaan UMKM dan Solusi Inklusif

Di sektor UMKM, tantangan utama yang dihadapi adalah akses ke pendanaan. Berdasarkan data pemerintah Filipina, lebih dari 99 persen bisnis di negara ini adalah UMKM, namun sekitar 79 persen pelaku usaha kecil masih kesulitan mendapatkan pendanaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya rekam jejak kredit dan dokumen keuangan yang transparan.

Fei Yong, Manajer di YCP, menyoroti contoh keberhasilan Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang berhasil menyalurkan 82 persen dari portofolio pinjamannya ke UMKM dengan tingkat kredit macet hanya 2,78 persen. Menurutnya, solusi utama untuk mengatasi kesenjangan pendanaan UMKM di Filipina adalah dengan mengimplementasikan skema penjaminan kredit, pemanfaatan platform pinjaman digital, serta penggunaan model penilaian kredit alternatif yang lebih fleksibel.

“Skema penjaminan kredit dan platform pinjaman digital sangat penting untuk membantu UMKM yang sulit mengakses pinjaman konvensional. Menggunakan model penilaian kredit alternatif juga bisa membantu menilai kemampuan bayar UMKM dengan lebih adil,” ujar Fei Yong.

Fokus pada Keberlanjutan dan Risiko Lingkungan

Di sisi lain, dengan meningkatnya kesadaran akan risiko lingkungan, banyak institusi keuangan di Filipina mulai beradaptasi dengan perubahan iklim. Ria Mercado, Chief Risk Officer Sun Life Philippines, mengungkapkan bahwa perusahaannya kini sedang mengurangi emisi karbon dan berinvestasi pada proyek-proyek berkelanjutan.

“Kami fokus pada pengurangan emisi karbon dan berinvestasi pada proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa perusahaan kami tetap relevan di masa depan,” jelas Mercado.

Selain itu, Jun Palanca dari ING juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap target net zero. Menurutnya, selain bermanfaat bagi lingkungan, komitmen untuk mencapai target net zero juga dapat menarik minat generasi muda yang semakin peduli dengan keberlanjutan dalam industri keuangan.

“Kepatuhan terhadap target net zero bukan hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga membantu perusahaan menarik talenta-talenta muda yang ingin bergabung dengan industri keuangan yang lebih berkelanjutan,” tutup Palanca.

Terkini

Pemain Badminton Indonesia Bersiap Tampil di Hong Kong Open

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:20 WIB

Real Madrid Siap Perkuat Pertahanan Jelang Musim Baru

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:19 WIB

Barcelona Konfirmasi Rashford Akan Bertahan Sepanjang Musim

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:18 WIB

4 Shio Besok Diprediksi Nikmati Hari dengan Energi Positif

Selasa, 09 September 2025 | 17:10:15 WIB