Jakarta - Bank DBS Indonesia dan Bank UOB Indonesia telah berkolaborasi untuk memberikan pendanaan sebesar Rp 1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG). Pendanaan ini disalurkan melalui skema club loan yang bertujuan untuk mendukung pengembangan JC2, sebuah kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berlokasi di Cibitung, Jawa Barat. Proyek ini akan memiliki kapasitas sebesar 22 MW, yang menjadikannya salah satu pusat data terbesar di Indonesia, Kamis, 13 Maret 2025.
JC2 bukan sekadar pusat data biasa. Pusat data ini akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menggunakan energi terbarukan dari sumber biomassa, sebagai upaya untuk menciptakan solusi data berkinerja tinggi yang juga ramah lingkungan. Dengan mengintegrasikan teknologi efisiensi energi bersama dengan sumber energi terbarukan, pusat data ini diharapkan dapat memenuhi permintaan akan solusi teknologi data yang semakin berkembang di era digital saat ini, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Menurut Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong, kemitraan dengan Princeton Digital Group ini bukan hanya soal pembiayaan, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam mendukung inovasi yang berkelanjutan. "Kemitraan ini menegaskan komitmen Bank DBS Indonesia untuk mendorong inovasi dan keberlanjutan dalam sektor infrastruktur digital di Indonesia. Kami percaya bahwa pengembangan pusat data dengan teknologi efisiensi energi dan sumber daya yang bertanggung jawab adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung bisnis bertransisi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan," kata Lim dalam pernyataannya.
Penghargaan Green Mark Platinum Menjadi Bukti Keunggulan
Keunggulan dari JC2 bukan hanya terlihat dari teknologi yang digunakan, tetapi juga dalam pencapaian sertifikasi penghargaan Green Mark Platinum dari Building and Construction Authority (BCA) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA). Sertifikasi ini menunjukkan bahwa JC2 adalah pusat data pertama di Indonesia yang memperoleh penghargaan tersebut. Sertifikasi Green Mark Platinum ini mengakui komitmen tinggi terhadap pembangunan berkelanjutan dan efisiensi energi yang luar biasa dalam operasional pusat data tersebut.
Dengan integrasi teknologi ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan, pusat data JC2 diharapkan tidak hanya memberikan layanan yang andal dan aman untuk berbagai perusahaan yang bergantung pada infrastruktur digital, tetapi juga menjadi model bagi pengembangan pusat data di masa depan yang lebih memperhatikan aspek keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya secara bijak.
Mendukung Agenda ESG dan Ekosistem Digital Indonesia
Dukungan pendanaan yang diberikan oleh Bank DBS Indonesia dan Bank UOB Indonesia pada proyek JC2 juga menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat agenda Environmental, Social, and Governance (ESG) yang semakin menjadi prioritas dalam dunia bisnis dan investasi. Dengan membiayai proyek yang mengedepankan pengelolaan sumber daya yang efisien dan ramah lingkungan, kedua bank tersebut berkontribusi pada pengembangan infrastruktur yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
Lim Chu Chong menambahkan, "Kami ingin memastikan bahwa bisnis kami tidak hanya fokus pada keuntungan finansial semata, tetapi juga pada penciptaan nilai positif untuk masyarakat dan lingkungan. Dukungan pada pusat data yang berfokus pada keberlanjutan ini sejalan dengan komitmen kami untuk memperkuat agenda ESG dan membantu bisnis beradaptasi dengan kebutuhan infrastruktur digital yang semakin aman, efisien, dan ramah lingkungan."
Peran Strategis Pusat Data dalam Ekonomi Digital Indonesia
Pusat data seperti JC2 memegang peranan penting dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan penyimpanan data dan solusi digital yang efisien, pusat data berbasis kecerdasan buatan ini akan menjadi bagian integral dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia. Kehadiran JC2 di Cibitung juga memberikan dampak positif pada pengembangan kawasan tersebut, yang kini menjadi pusat inovasi teknologi yang mengutamakan keberlanjutan.
Dalam konteks ini, investasi yang dilakukan oleh Bank DBS Indonesia dan Bank UOB Indonesia di proyek ini dapat dilihat sebagai kontribusi penting dalam memperkuat sektor teknologi di Indonesia. Pusat data ini tidak hanya menyediakan infrastruktur digital yang dapat mendukung kebutuhan bisnis dan pemerintahan, tetapi juga menjadi contoh bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dengan keberlanjutan lingkungan.
Masa Depan Infrastruktur Digital di Indonesia
Dengan pendanaan sebesar Rp 1,7 triliun, proyek JC2 di Cibitung ini menandai langkah maju dalam pengembangan infrastruktur digital Indonesia. Pusat data berbasis AI dan energi terbarukan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan berbagai sektor industri, mulai dari e-commerce, fintech, hingga sektor publik, dengan menyediakan layanan penyimpanan data yang andal dan efisien.
Proyek ini juga mencerminkan semakin pentingnya sektor teknologi dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi digital yang lebih canggih dan ramah lingkungan, kehadiran JC2 akan membantu Indonesia tetap bersaing di kancah global sebagai negara dengan infrastruktur digital yang maju, aman, dan berkelanjutan.
Dengan dukungan dari Bank DBS Indonesia dan Bank UOB Indonesia, serta komitmen Princeton Digital Group terhadap keberlanjutan, JC2 diharapkan dapat menjadi pionir bagi pusat data lainnya di Indonesia yang mengutamakan teknologi ramah lingkungan dan efisiensi energi. Ke depan, proyek ini dapat menjadi model bagi pengembangan pusat data lain di Indonesia dan Asia Tenggara yang mengutamakan keberlanjutan dalam operasionalnya.