Jakarta - Memahami sukuk tabungan, terutama seri ST014, sangatlah penting bagi calon investor yang ingin berinvestasi di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Produk ini seringkali dibandingkan dengan deposito dan reksadana terproteksi, mengingat kesamaan karakteristiknya.
Wawan Hendrayana, Vice President Infovesta Utama, menjelaskan bahwa sukuk tabungan menawarkan "kupon floating with floor" yang menjadi daya tarik tersendiri. “Ini merupakan fitur unik karena imbal hasilnya bisa meningkat ketika suku bunga terkerek naik, namun tidak akan menurun di bawah imbal hasil awal,” ujar Wawan Selasa, 11 Maret 2025. Mekanisme ini memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi bagi investor.
Selain menawarkan imbal hasil yang kompetitif, ST014 juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena jaminan 100% dari pemerintah. "Bagi investor yang mengutamakan jaminan keuntungan dan keamanan, sukuk tabungan sangatlah menarik sepanjang rentang waktu investasinya sesuai," imbuh Wawan. Namun, investor harus menyadari bahwa produk ini non-tradable, artinya tidak bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.
Saat membandingkan dengan reksadana terproteksi, Wawan menyatakan bahwa keduanya sama-sama memiliki periode jatuh tempo yang harus diperhatikan oleh investor. Namun, tingkat keamanan sukuk tabungan tetap lebih unggul karena jaminan pemerintah. "Sementara reksadana terproteksi bisa menawarkan imbal hasil lebih tinggi, risiko yang dihadapi juga lebih besar," jelas Wawan. Selain itu, sebagai instrumen investasi syariah, sukuk tabungan bebas dari riba, yang membuatnya menarik bagi investor muslim. Meski demikian, investor non-muslim pun masih dapat menikmati imbal hasil yang bersaing.
Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, juga melihat ST014 sebagai instrumen investasi jangka pendek-menengah yang sangat menarik. "ST014 lebih baik daripada instrumen sejenis seperti deposito atau bahkan reksadana jangka pendek lainnya," katanya. Ramdhan mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan deposito bank, SBN Ritel termasuk ST014 menawarkan kupon lebih tinggi di atas 6%, sementara deposito umumnya berada di bawah 5%.
Sebagai contoh konkret, ST014 menawarkan imbal hasil 6,5% per tahun untuk tenor 2 tahun dan 6,6% per tahun untuk tenor 4 tahun, jauh di atas bunga deposito yang dijamin LPS sebesar 4,25% per tahun. Tidak hanya itu, perlakuan pajak terhadap sukuk tabungan lebih menguntungkan dengan tarif 10%, dibandingkan 20% untuk deposito.
Dalam hal reksadana, Ramdhan menilai bahwa hasil yang diberikan lebih fluktuatif karena dipengaruhi oleh underlying asset serta strategi Manajer Investasi (MI). "Kinerja reksadana sangat dinamis tergantung pada pengelolaan MI. Sementara saham dan obligasi bisa saja mengalami penurunan dalam beberapa bulan," tambahnya.
ST014 berhasil mempertahankan posisi sebagai instrumen terdepan, terutama di tengah ketidakstabilan pasar. Produk SBN Ritel ini memiliki keistimewaan berupa fitur floating with floor, yang menjamin imbal hasil tetap stabil meskipun suku bunga Bank Indonesia (BI) menurun.
Meski tidak diperdagangkan di pasar sekunder, ST014 menawarkan fasilitas early redemption, memungkinkan investor mencairkan dana lebih awal hingga 50% dari saldo pembelian setelah setengah periode investasi terlampaui. "Investor memandang ST014 sebagai instrumen yang lebih terukur dari segi risiko maupun imbal hasil," ujar Ramdhan.
Ramdhan optimistis ST014 akan mencapai target penjualan sebesar Rp 15 triliun, didorong oleh imbal hasil tinggi dan keamanan investasi yang ditawarkan. Hal ini menjadikannya sebagai pilihan investasi yang menguntungkan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, termasuk dampak kebijakan ekonomi global.
ST014 ditawarkan kepada publik mulai 7 Maret 2025 hingga 16 April 2025, dengan kuota awal penjualan sebesar Rp 15 triliun. Data penjualan terakhir menunjukkan bahwa produk ini telah mendapatkan perhatian yang signifikan dari investor, menandakan potensi kesuksesannya sebagai instrumen investasi terpercaya.