Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana ambisius untuk mendirikan Koperasi Desa Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat menyerap hasil produksi pangan dari desa dan mempertahankan stabilitas ekonomi di daerah pedesaan. Dengan dukungan penuh dari himpunan bank milik negara (Himbara), setiap koperasi desa akan menerima pembiayaan sebesar Rp5 miliar yang digunakan untuk membangun fasilitas pendukung penting seperti gudang penyimpanan, cold storage, unit simpan pinjam, dan bahkan klinik desa, Selasa, 11 Maret 2025.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan setelah Rapat Terbatas di Istana Negara pada Jumat 7 Maret 2025, "Dana Desa ada yang punya anggaran cuma Rp 1 miliar setahun, ada yang Rp 3 miliar. Saya tahu ada yang lebih dari itu, ada juga ada. Seperti di Bali ada yang Rp 50 miliar. Dari pariwisata dan lain-lain. Tapi secara umum nanti akan ada anggaran berupa pinjaman dari bank." Menurut Tito, desa memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, banyak petani desa saat ini mengalami kesulitan menutup biaya produksi karena penurunan harga pasca panen raya.
Masalah ini menempatkan para petani, nelayan, dan produsen dalam situasi yang sulit untuk menjaga keuntungan. "Para petani, nelayan, pabrik itu yang akan kesulitan menutup biaya produksi, mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu kita harus mampu untuk menyimpan stok. Kita jadi offtaker, di antara offtaker itu pembelinya dari produksi yang diproduksi oleh masyarakat," ujar Tito lebih lanjut.
Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa pendirian koperasi ini akan menjadi solusi untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi desa. "Ini untuk memutus rentenir, tengkulak, pinjaman online, yang menjerat dan menjadi sumber kemiskinan di desa-desa," kata Budi. Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat berfungsi sebagai lembaga simpan pinjam di desa, membantu masyarakat menghindari lingkaran utang yang menyebabkan kemiskinan.
Budi menambahkan bahwa tradisi 'gali lubang, tutup lubang' dalam praktik keuangan masyarakat desa perlu segera dihentikan. "Gali lubang tutup lubang, itu kan tradisi yang juga mau dipangkas, karena itu kami sampaikan bahwa koperasi desa merah putih ini memang bertujuan untuk membawa kemajuan bagi desa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," tuturnya.
Pendirian Koperasi Desa Merah Putih dirancang tidak hanya untuk menyerap produk desa tetapi juga membantu dalam stabilisasi harga. Dengan mengontrol penyimpanan dan distribusi, diharapkan harga produk lokal bisa lebih stabil dan menguntungkan petani dan produsen.
Di tengah upaya mengurangi ketergantungan dana desa dari jumlah variatif, peran koperasi diharapkan dapat menciptakan ketahanan ekonomi desa yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan dana dari bank nasional dan kerjasama dengan pemerintah, koperasi ini akan memberikan keuntungan jangka panjang yang tidak hanya berpusat pada pertanian, tetapi juga sektor-sektor lainnya yang mendukung ekonomi desa secara menyeluruh.
Prabowo menunjukan visi bahwa dengan membangun koperasi yang kuat dan terstruktur, ekonomi desa dapat menjadi penopang utama persediaan pangan nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan impor. Dengan pengangkatan ekonomi desa, diharapkan peningkatan taraf hidup masyarakat desa dapat tercapai, mengurangi urbanisasi akibat kurangnya peluang ekonomi di daerah pedesaan.
Inisiatif ini sejalan dengan visi nasional untuk memperkuat ekonomi berbasis rakyat dan kemandirian desa, membawa harapan baru bagi masa depan desa-desa di Indonesia. Dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih, pemerintahan Prabowo mengusulkan model ekonomi desa yang inovatif dan menyeluruh, menargetkan tidak hanya stabilitas ekonomi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat desa secara menyeluruh.