BSI Meluncurkan Bank Emas Pertama di Indonesia, Optimalkan Potensi Pasar Emas dengan Inovasi Syariah

Kamis, 06 Maret 2025 | 20:07:56 WIB
BSI Meluncurkan Bank Emas Pertama di Indonesia, Optimalkan Potensi Pasar Emas dengan Inovasi Syariah

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) resmi mengukir sejarah dengan menjadi perintis bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia. Langkah inovatif ini dinyatakan oleh Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, pada acara peluncuran layanan tersebut. Keunggulan yang dibawa oleh bisnis bank emas BSI menandai era baru dalam industri perbankan syariah di tanah air, Kamis, 6 Maret 2025.

Anton Sukarna menjelaskan bahwa bank emas BSI hadir dengan berbagai keunggulan. Salah satu produk andalannya adalah BSI Gold Karatase 99,99%, yang menjadi pionir dengan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Layanan ini membedakan kami sebagai bank emas pertama di Indonesia," ujar Anton.

Peningkatan Akses dan Fasilitas Digital

Dengan lebih dari 110.000 BSI Agen di seluruh penjuru Indonesia, bisnis emas BSI diproyeksikan akan semakin mudah diakses. Jaringan luas ini memungkinkan BSI untuk melayani nasabah kapan pun dan di mana pun melalui platform digital BYOND by BSI. "Bank emas bisa diakses di mana pun dan kapan pun melalui BYOND by BSI," tambah Anton.

Bisnis emas BSI menunjukkan pertumbuhan yang positif melalui beragam produk seperti Gadai Emas, Cicil Emas, BSI Emas Digital, dan BSI Gold. Sepanjang tahun 2024, total emas yang dikelola BSI mencapai 17,5 ton, dengan volume transaksi sebesar 29,7 ton, yang mengukuhkan posisi BSI dalam industri ini.

Fokus pada Lini Bisnis Emas Utama

Memasuki tahun 2025, BSI memusatkan perhatian pada dua lini bisnis utama dalam pengembangan bank emas, yaitu penitipan emas dan perdagangan emas. Tiga layanan utama yang ditawarkan adalah BSI Emas Digital untuk jual beli dan penitipan emas, BSI Gold untuk pembelian emas fisik secara tunai atau cicilan, serta pengembangan BSI ATM Emas.

BSI ATM Emas, inovasi terbaru yang memfasilitasi pencetakan emas secara langsung di pusat dan cabang BSI, menjadi yang pertama di Indonesia dari entitas yang menjalankan bisnis bank emas. "Saat ini, BSI diperkuat oleh lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas. Ke depan, BSI akan memiliki 50 ATM Emas," ungkap Anton.

Potensi Pasar Emas Nasional dan Dukungan terhadap Ekonomi Syariah

Potensi bisnis emas di Indonesia masih sangat besar. Berdasarkan kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, dari sektor hulu hingga hilir. Adapun emas batangan diproyeksikan sebesar 321 ton yang dapat dimonetisasi. Indonesia sendiri memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia, setara dengan 2.600 ton, serta merupakan salah satu dari 10 negara produsen emas global dengan produksi sekitar 100 ton emas pada 2020.

Anton menambahkan, kehadiran bank emas BSI dapat menangkap nilai ekonomi dari seluruh rantai pasok emas, memonetisasi aset emas yang kurang produktif, serta memberikan alternatif investasi syariah yang lebih mudah. "Kami yakin bahwa bank emas atau usaha bullion akan menarik minat para pelaku industri, dari hulu hingga hilirisasi emas, yang akan memberikan nilai tambah dalam rantai produksi," jelasnya.

Inisiatif ini juga selaras dengan misi BSI untuk melanjutkan arah pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional. Dengan fokus pada industri emas, BSI berharap dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan mencapai 8% pada 2029. "Hilirisasi logam mulia dapat meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat," papar Anton optimis.

Inovasi dan komitmen BSI dalam mengelola bank emas di Indonesia tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga mendukung inklusi keuangan berbasis syariah. Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan teknologi digital mutakhir, BSI siap membawa bisnis bank emas melaju kencang sebagai pilar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Terkini