Jakarta - Pasar properti Indonesia, terutama sektor perumahan, diprediksi akan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2025. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah mengenai program pembangunan 3 juta rumah dan perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN-DTP). Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang bagi generasi muda, khususnya Generasi Z, untuk memiliki rumah sendiri di tengah tantangan ekonomi dan harga properti yang tinggi, Rabu, 5 Maret 2025.
Dalam laporan riset bertajuk "Pinhome Indonesia Residential Market Report 2024 & Outlook 2025", platform properti terkemuka Pinhome mengemukakan bahwa kebijakan-kebijakan ini membuka peluang besar bagi anak-anak muda di Indonesia. Laporan tersebut menyoroti bahwa meskipun saat ini ada pesimisme di kalangan Generasi Z tentang kemampuan mereka untuk membeli rumah dalam tiga tahun ke depan, dukungan dari kebijakan pemerintah dapat mengubah situasi tersebut.
Menurut survei Inventure, sebanyak 65 persen dari Generasi Z merasa tidak yakin bahwa mereka akan mampu membeli rumah dalam kurun waktu tiga tahun mendatang. Salah satu alasan utama adalah tingginya harga properti. Sebanyak 80 persen dari Generasi Z yang disurvei merasa bahwa harga rumah saat ini terlalu tinggi dan di luar jangkauan mereka. Ketidakpercayaan diri ini disebabkan oleh kenaikan harga properti yang jauh melampaui pertumbuhan pendapatan, terutama di kalangan generasi muda.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah kelas menengah di Indonesia telah berkurang hampir 10 juta dalam lima tahun terakhir. Generasi Z yang umumnya berasal dari kelas menengah terasa terjepit di antara dua pilihan: tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan karena tidak cukup miskin, dan tidak mampu membeli rumah tanpa cicilan panjang karena pendapatan yang tidak mencukupi.
Kebijakan pembangunan 3 juta rumah dinilai sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap rumah sederhana. Pinhome melaporkan bahwa permintaan untuk rumah di kisaran harga Rp200 juta di Kabupaten Tangerang mengalami lonjakan, terutama di kecamatan Sepatan, Pasar Kemis, dan Rajeg. Permintaan tahunan di daerah-daerah ini melonjak sebesar 120 persen. Di sisi lain, beberapa daerah lain juga menunjukkan lonjakan permintaan yang signifikan seperti Bandar Lampung (593 persen), Kota Balikpapan (555 persen), Kabupaten Sukabumi (292 persen), dan Kabupaten Malang (265 persen).
Selain itu, perpanjangan PPN-DTP 100 persen hingga Juni 2025 diharapkan dapat mendorong pembelian rumah di bawah Rp2 miliar. Kebijakan ini telah menunjukkan hasil positif pada tahun sebelumnya, dengan peningkatan 54 persen dalam transaksi dari kuartal IV-2023 hingga kuartal IV-2024. Perpanjangan program ini pada tahun 2025 diharapkan dapat melanjutkan tren positif tersebut, terutama dengan penekanan pada pembelian rumah pertama oleh konsumen.
Terlebih lagi, penurunan suku bunga acuan atau BI Rate juga akan berperan penting dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Menurut data Pinhome, penurunan BI Rate pada September 2024 dari 6,25 persen menjadi 6 persen berdampak positif pada transaksi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Lebih lanjut, penurunan BI Rate pada Januari 2025 menjadi 5,75 persen diperkirakan akan semakin menguatkan daya beli masyarakat dan meningkatkan transaksi properti selama kuartal pertama 2025.
Pertumbuhan pasar properti tidak hanya akan terjadi di Pulau Jawa tetapi juga di luar Jawa. Pembangunan infrastruktur, khususnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang telah mencapai 1.042 km dari target 3.000 km, menjadikan properti di luar Jawa lebih menarik. Hal ini dikarenakan konektivitas antar-daerah dapat menciptakan kawasan ekonomi baru yang menarik bagi pengembang properti.
Riset Pinhome menunjukkan bahwa provinsi-provinsi yang dilalui JTTS menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam inventori rumah dijual. Misalnya, Riau mengalami peningkatan 143 persen dibandingkan tahun 2023, Lampung tumbuh 132 persen secara tahunan, dan Sumatra Utara melonjak 123 persen pada tahun 2024.
"Melihat temuan ini, kami yakin bahwa peluang kepemilikan rumah bagi Milenial dan Gen Z akan lebih nyata dengan adanya dorongan kebijakan dan pembangunan strategis yang lebih merata di wilayah Indonesia," ujar Dayu Dara Permata, CEO & Founder Pinhome, menyoroti optimisme masa depan pasar properti di Indonesia.
Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan upaya pembangunan yang terus berkembang, peluang untuk memiliki hunian akan semakin mudah dijangkau oleh generasi muda, meskipun tantangan ekonomi tetap ada.