Kementerian ESDM dan BPI Danantara Dorong Hilirisasi Energi dengan Proyek Kilang dan Penyimpanan Minyak di Pulau Nipa

Rabu, 05 Maret 2025 | 17:19:26 WIB
Kementerian ESDM dan BPI Danantara Dorong Hilirisasi Energi dengan Proyek Kilang dan Penyimpanan Minyak di Pulau Nipa

Jakarta - Dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana ambisius untuk membangun fasilitas penyimpanan dan kilang minyak raksasa di Pulau Nipa. Proyek ini, yang merupakan bagian dari program hilirisasi tahap pertama, akan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dengan total investasi mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp 659,2 triliun, Rabu, 5 Maret 2025.

Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkapkan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 5 Maret 2025 bahwa proyek ini direncanakan berlokasi di Pulau Nipa. “Sekitar sih [Pulau Nipa] kan kilang antara kilang sama storage kan mestinya enggak jauh-jauh ya. Akan tetapi, ya perlu tempat yang cukup lah, yang pas,” ujarnya.

Adapun spesifikasi dari proyek tersebut meliputi pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 500 ribu barel per hari (bph) dan fasilitas penyimpanan yang mampu menampung hingga 1 juta barel. Tri menyebutkan bahwa minyak yang akan disimpan besar kemungkinan berasal dari impor. "Kan impor bisa. Kilang itu kan dari crude dijadikan entah minyak, entah apapun lah,” tambahnya.

Pembangunan fasilitas ini menjadi krusial mengingat realisasi lifting minyak bumi sepanjang tahun 2024 hanya mencapai 579,7 ribu bph, yang berada di bawah target APBN 2024 sebesar 635 ribu bph. Penurunan tersebut menekankan kebutuhan akan infrastruktur yang lebih canggih untuk menjaga stabilitas pasokan energi dalam negeri.

Menurut penjelasan Tri, proyek penyimpanan minyak ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, memenuhi amanat Peraturan Presiden yang menetapkan penyimpanan minyak untuk kebutuhan nasional selama 30 hari. "Crude storage ini untuk menuju ketahanan energi nasional kita berdasarkan perpres itu harus menambah 30 hari dan itu akan kita bangun di salah satu alternatifnya di Pulau Nipa," jelasnya.

Selain itu, kilang minyak berkapasitas 500 ribu bph ini direncanakan menjadi salah satu fasilitas pengolahan terbesar di Indonesia, yang diyakini dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan impor minyak. "Pemerintah juga akan membangun refinery berkapasitas 500 ribu bph yang akan menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar nantinya. Ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," ungkap Tri.

Proyek ini adalah bagian dari 21 proyek hilirisasi yang ditargetkan oleh pemerintah, sebuah langkah strategis untuk mendorong peningkatan nilai tambah sumber daya alam bernilai tinggi di Indonesia. Dengan investasi besar dan skala proyek yang masif, diharapkan dapat pula memicu pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan banyak lapangan kerja.

Dengan tantangan mendasar terkait stabilitas pasokan energi dan ketergantungan pada impor, langkah yang diambil oleh Kementerian ESDM dan BPI Danantara ini diharapkan mampu memberikan solusi yang berkelanjutan. Selain meningkatkan ketahanan energi, proyek ini juga diharapkan dapat memainkan peran signifikan dalam pengembangan ekonomi regional di sekitar Pulau Nipa dan berpotensi menjadi pusat industri energi baru di kawasan tersebut.

Dalam upaya mendukung keberhasilan proyek ini, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga investasi, dan sektor swasta, menjadi sangat penting. Integrasi rantai pasok dan teknologi canggih juga dianggap kunci untuk memastikan proyek dapat berjalan lancar dan sesuai jadwal.

Ke depan, keberhasilan proyek ini dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang negara dalam mengurangi ketergantungan pada energi impor, memanfaatkan sumber daya dalam negeri secara optimal, dan mendorong hilirisasi sumber daya alam. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga mempersiapkan Indonesia menjadi pemain yang lebih kompetitif di pasar energi global.

Sebagai langkah lanjutan, Kementerian ESDM tengah mempersiapkan studi kelayakan yang lebih mendalam serta konsultasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memastikan perencanaan proyek dilakukan secara matang dan berkesinambungan. Tri Winarno pun menegaskan, "Kita akan terus bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat maksimal bagi bangsa."

Terkini