Jakarta - Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pembentukan Daya Anagata Nusantara (Danantara). Langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong program hilirisasi industri serta memperkuat fondasi ekonomi Indonesia ke depannya.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan bahwa gelombang pertama investasi Danantara sebesar USD20 miliar akan dialokasikan ke sejumlah proyek industrialisasi, dengan fokus utama pada sektor petrokimia. "Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Perindustrian, gelombang pertama investasi Danantara sebesar USD20 miliar akan dialokasikan ke sejumlah proyek industrialisasi, salah satunya petrokimia,” ungkap Febri dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 28 Februari 2025.
Pembentukan Danantara sejalan dengan salah satu prioritas utama Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada peningkatan industrialisasi di Indonesia. Dalam hal ini, Kemenperin berharap investasi yang dikelola oleh Danantara dapat dimanfaatkan untuk mengisi pohon industri yang saat ini belum terisi seluruhnya, yang akan memperkuat daya saing industri tanah air.
Peluncuran resmi Danantara dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta pada 24 Februari 2025. Presiden Prabowo Subianto meresmikan payung hukum bagi lembaga tersebut, yang mendapat pendanaan awal sebesar Rp325 triliun dan diproyeksikan untuk mengelola dana hingga Rp14 ribu triliun. Dengan dasar hukum ini, Danantara diharapkan mampu menjadi motor penggerak investasi di sektor-sektor strategis.
"Pada Senin, 24 Februari 2025, saya, Presiden Republik Indonesia, menandatangani undang-undang nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara," ucap Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya. Penandatanganan ini menandai komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam menciptakan ekosistem investasi yang lebih solid.
Presiden juga mengumumkan penunjukan kepala lembaga pengelola investasi Danantara serta kepala Dewan Pengawas Danantara. Selain itu, beliau juga telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025, yang mengatur organisasi dan tata kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara. "Dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang organisasi dan tata kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara," tambah Presiden Prabowo.
Pendanaan yang dikelola oleh Danantara diharapkan dapat menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Ini sekaligus membuka peluang bagi terciptanya lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain sektor petrokimia, berbagai sektor industri lain juga diharapkan dapat merasakan manfaat dari investasi ini.
Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan potensi industri melalui hilirisasi juga menjadi bukti nyata upaya peningkatan nilai tambah produk dalam negeri. Dengan dukungan investasi yang kuat, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan meningkatkan ekspor produk manufaktur.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, langkah ini dinilai tepat untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemanfaatan investasi yang efektif dan efisien menjadi kunci sukses dalam program hilirisasi ini.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan bisa terwujud sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Kesuksesan Danantara dalam mengelola investasi tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi sektor industri, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Pembentukan Daya Anagata Nusantara merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi berbasis industri yang solid dan berdaya saing global. Dengan dukungan dan pengawasan yang tepat, Danantara bisa menjadi katalis utama pertumbuhan industri di tanah air.